Tertimbun Reruntuhan Bangunan saat Gempa, Ibu dan Bayi Ini Selamat
A
A
A
PEKALONGAN - Keajaiban terjadi pada wanita bernama Was'ah (35) dan bayinya Muhammad Irfan Alfatih (19 bulan). Ibu dan bayi warga RT 03/ RW 01, Desa Tanjung, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah ini selamat meski sempat tertimpa atap dan tembok rumahnya akibat gempa tadi malam.
Was’ah menuturkan, saat itu ia tidur sambil memeluk anak keduanya tersebut. Tiba- tiba ada goncangan gempa yang hebat sehingga rumah yang di tempatinya ambruk. Dia tertimpa atap dan tembok batu bata sembari memeluk buah hatinya hingga tidak bergerak sama sekali .
"Saya tidur memeluk Irfan dan terasa ada goncangan hebat. Tiba- tiba atap rumaah ambruk serta temboknya menimpa kami berdua . Saya sudah pasrah karena tidak bisa lari atau menghindar , bahkan seperti sudah tidak sadar, namun saya harus kuat karena ada anak yang harus saya selamatkan," jelas Was’ah .
Namun seperti ada mukjizat, nyawa Was'ah dan bayinya selamat, meski tertimbun sekitar setengah jam. Keduanya ditolong oleh ayah dan keluarga serta tetangganya. Pada saat gempa, listrik PLN putus dan mati , sehingga proses evakuasi juga berlangsung dramatis .
Muhamad Tarno yang juga mertua Was'ah menyebutkan, saat terjadi gempa rumahnya bergetar hebat lalu runtuh. Dia teringat menantu dan cucunya tidur dalam kamar, sehingga langsung mencari.
Karena sausana gelap, dia bersama warga juga kesulitan menolong, namun beruntung setelah dilakukan pembongkaran pelan-pelan, keduanya bisa diselamatkan tanpa kurang suatu apa .
"Saat gempa dan rumah ambruk, saya teringat cucu saya dan menantu tidur di kamar, lalu saya lari dan mendapati sudah terkubur reruntuhan. Saya panik dan meminta pertolongan tetangga. Alhamdulillah nyawa keduanya berhasil diselamatkan. Keduanya sehat dan tak ada luka hanya lecet, namun sepertinya masih trauma," sebutnya.
Was'ah dan Bayinya memang tinggal bersama sang kakek, sedangkan ayahnya, Muhamad Ridwan, saat ini masih mencari nafkah di Jakarta .
Rumah mereka yang terbuat dari tembok ini rusak parah dan memerlukan perbaikan. Namun mereka juga kesulitan karena kondisi perekonomian minim.
Was’ah menuturkan, saat itu ia tidur sambil memeluk anak keduanya tersebut. Tiba- tiba ada goncangan gempa yang hebat sehingga rumah yang di tempatinya ambruk. Dia tertimpa atap dan tembok batu bata sembari memeluk buah hatinya hingga tidak bergerak sama sekali .
"Saya tidur memeluk Irfan dan terasa ada goncangan hebat. Tiba- tiba atap rumaah ambruk serta temboknya menimpa kami berdua . Saya sudah pasrah karena tidak bisa lari atau menghindar , bahkan seperti sudah tidak sadar, namun saya harus kuat karena ada anak yang harus saya selamatkan," jelas Was’ah .
Namun seperti ada mukjizat, nyawa Was'ah dan bayinya selamat, meski tertimbun sekitar setengah jam. Keduanya ditolong oleh ayah dan keluarga serta tetangganya. Pada saat gempa, listrik PLN putus dan mati , sehingga proses evakuasi juga berlangsung dramatis .
Muhamad Tarno yang juga mertua Was'ah menyebutkan, saat terjadi gempa rumahnya bergetar hebat lalu runtuh. Dia teringat menantu dan cucunya tidur dalam kamar, sehingga langsung mencari.
Karena sausana gelap, dia bersama warga juga kesulitan menolong, namun beruntung setelah dilakukan pembongkaran pelan-pelan, keduanya bisa diselamatkan tanpa kurang suatu apa .
"Saat gempa dan rumah ambruk, saya teringat cucu saya dan menantu tidur di kamar, lalu saya lari dan mendapati sudah terkubur reruntuhan. Saya panik dan meminta pertolongan tetangga. Alhamdulillah nyawa keduanya berhasil diselamatkan. Keduanya sehat dan tak ada luka hanya lecet, namun sepertinya masih trauma," sebutnya.
Was'ah dan Bayinya memang tinggal bersama sang kakek, sedangkan ayahnya, Muhamad Ridwan, saat ini masih mencari nafkah di Jakarta .
Rumah mereka yang terbuat dari tembok ini rusak parah dan memerlukan perbaikan. Namun mereka juga kesulitan karena kondisi perekonomian minim.
(nag)