Selain Minta Mobil Istri yang Dimutilasi Suami Juga Menghina Orang Tua Pelaku
A
A
A
KARAWANG - Pelaku mutilasi di Kabupaten Karawang Jawa Barat, Muhamad Kholili (23), mengaku membunuh istrinya Siti Saidah, bukan hanya karena keinginan korban minta mobil, tetapi lebih dari itu korban kerap menghina orang tuanya jika sedang bertengkar.
Cekcok yang berakhir dengan pembunuhan disertai mutilasi ini bermula dari permasalahan susu anaknya. Anaknya yang berusia dua tahun dititipkan ke orang tuanya.
"Awalnya istri saya marah karena susu anak saya diganti dengan susu yang lebih murah dari sebelumnya. Orang tua saya tidak punya uang untuk membeli susu karena saya belum mengirimkan yang ke kampung. Istri saya marah dan menghina orang tua saya. Saat itu saya sudah kalap sudah tidak mikir segala Risiko," kata kholili kepada Koran Sindo, Kamis (14/12/2017).
Kholili yang bekerja sebagai office boy Di PT. Grans Kartech ini mengaku kalap saat istrinya mencekik lehernya kemudian dia melawan dengan memukul leher korban sebanyak dua kali hingga korban terjatuh dengan keras dan kepalanya membentur lantas.
"Begitu jatuh saya langsung periksa nafasnya sudah tidak ada. Istri saya lalu saya taruh di ruang tengah. Dari situ saya bingung mau saya kemanain Istri saya karena berat pasti ketahuan orang," tuturnya.
Pelaku mengaku tidak bisa tidur memikirkan cara membuang jenazah istrinya. Setelah semalaman berfikir akhirnya timbul ide untuk memotong-motong jenazah istrinya.
"Cuma itu cara terbaik untuk membuang Istri saya supaya tidak ketahuan. Saya membeli golok untuk memotong tubuh istri saya dan plastik kresek untuk membungkus potongan tubuh," katanya.
Kholili mengaku pertama kali dia memotong kepala istrinya setelah itu kemudian memotong kedua kaki. Kemudian potongan kepala dan kedua kaki di buang di curug Cigentis di hutan Gunung Sanggabuana. "Disanakan sepi tidak ada orang lewat jadi pasti aman tidak ketahuan," katanya.
Usai membunuh istrinya kholili mengaku menyesal karena tidak bisa kendalikan emosi hingga harus membunuh. "Sekarang saya menyesal dan memohon maaf kepada orang tua istri saya dan keluarga lainnya. Saya sudah siap menjalani hukuman penjara sebagai hukuman atas perbuatan saya," pungkasnya.
Cekcok yang berakhir dengan pembunuhan disertai mutilasi ini bermula dari permasalahan susu anaknya. Anaknya yang berusia dua tahun dititipkan ke orang tuanya.
"Awalnya istri saya marah karena susu anak saya diganti dengan susu yang lebih murah dari sebelumnya. Orang tua saya tidak punya uang untuk membeli susu karena saya belum mengirimkan yang ke kampung. Istri saya marah dan menghina orang tua saya. Saat itu saya sudah kalap sudah tidak mikir segala Risiko," kata kholili kepada Koran Sindo, Kamis (14/12/2017).
Kholili yang bekerja sebagai office boy Di PT. Grans Kartech ini mengaku kalap saat istrinya mencekik lehernya kemudian dia melawan dengan memukul leher korban sebanyak dua kali hingga korban terjatuh dengan keras dan kepalanya membentur lantas.
"Begitu jatuh saya langsung periksa nafasnya sudah tidak ada. Istri saya lalu saya taruh di ruang tengah. Dari situ saya bingung mau saya kemanain Istri saya karena berat pasti ketahuan orang," tuturnya.
Pelaku mengaku tidak bisa tidur memikirkan cara membuang jenazah istrinya. Setelah semalaman berfikir akhirnya timbul ide untuk memotong-motong jenazah istrinya.
"Cuma itu cara terbaik untuk membuang Istri saya supaya tidak ketahuan. Saya membeli golok untuk memotong tubuh istri saya dan plastik kresek untuk membungkus potongan tubuh," katanya.
Kholili mengaku pertama kali dia memotong kepala istrinya setelah itu kemudian memotong kedua kaki. Kemudian potongan kepala dan kedua kaki di buang di curug Cigentis di hutan Gunung Sanggabuana. "Disanakan sepi tidak ada orang lewat jadi pasti aman tidak ketahuan," katanya.
Usai membunuh istrinya kholili mengaku menyesal karena tidak bisa kendalikan emosi hingga harus membunuh. "Sekarang saya menyesal dan memohon maaf kepada orang tua istri saya dan keluarga lainnya. Saya sudah siap menjalani hukuman penjara sebagai hukuman atas perbuatan saya," pungkasnya.
(nag)