Melihat Kampung Bebas Asap Rokok di Solo

Selasa, 12 Desember 2017 - 08:50 WIB
Melihat Kampung Bebas...
Melihat Kampung Bebas Asap Rokok di Solo
A A A
SOLO - Spanduk kawasan bebas asap rokok kini bertebaran di sejumlah sudut di wilayah RW 9, Kampung Gulon, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah. Pemandangan itu terlihat setelah warga setempat mendeklarasikan bahwa wilayahnya sebagai kampung bebas asap rokok.

Artinya, semua orang yang ada di wilayah itu, termasuk orang luar, tidak boleh merokok sembarangan yang mengganggu orang lain. Merokok hanya diperkenankan di tempat khusus yang disediakan yang diberi nama Saung Rokok. "Ide kampung bebas rokok sendiri ketika warga kumpul dan ngobrol," ujar Ketua RW 9 Karangasem Anung Sapto Hartono saat dijumpai SINDOnews di rumahnya.

Dari percakapan itu, warga bersemangat untuk mulai mewujudkan kampung bebas rokok sekitar satu tahun yang lalu. Bagi mereka yang merokok, memang tidak lantas dilarang. Prosesnya dilakukan dilakukan bertahap. Dimulai dari para pengurus RT dan RW guna memberikan contoh. Setelah itu, meluas saat ada pertemuan RT dan RW dan pengajian. "Cara mengingatkannya juga harus halus, sopan, dan tidak menyakiti hati," ujarnya.

Ketika ngobrol saat pertemuan kampung, dari situ disisipkan bahaya merokok bagi diri sendiri maupun orang lain, khususnya orang orang yang dicintai. Pesan disampaikan sambil bercanda dan justru efektif mengena. Dari situ, sekitar empat bulan berikutnya, kesadaran warga secara berlahan mulai terbangun. Para pengurus RW dan RT setempat kemudian memunculkan gagasan untuk membuatkan tempat khusus merokok. Karena keterbatasan tempat mengingat berada di wilayah perkotaan, pos ronda akhirnya dipilih menjadi tempat saung rokok. Kini empat saung rokok telah diciptakan di pos ronda dari empat RT yang ada di RW 9 Karangasem.
Melihat Kampung Bebas Asap Rokok di Solo

Untuk setiap saung rokok, antara lain disediakan asbak, meja, kursi, dan tempat sampah. Lokasi itu juga dijaga selalu bersih agar tempatnya nyaman meski dipakai untuk merokok bersama. "Dulu pos ronda rata-rata sepi, sekarang sangat ramai karena warga yang belum bisa berhenti merokok bersantai di situ semua," beber Argo Yuwono, ketua RT 4 RW 9 Karangasem.

Mereka merokok bareng sambil ngobrol dengan para tetangga karena di rumah sudah sungkan. Kumpul bareng dalam suasana santai di saung rokok sering kali memunculkan ide ide segar untuk kegiatan kampung, sekaligus menguatkan keakraban.

Jam-jam ramai biasanya mulai Maghrib hingga larut malam. Bahkan ada yang sampai menjelang Subuh baru kembali ke rumah. Sedangkan saat siang sepi karena rata-rata bekerja. Di dekat saung rokok RT 4 RW 9 juga disediakan tempat memancing dari saluran irigasi yang melintas di lokasi itu. Tempat itu dahulu sangat gelap, kotor, bau, dan dijadikan tempat buang air besar (BAB) orang yang melintas, seperti pedagang keliling, hingga pedagang yang menuju pasar. "Jadi yang BAB di situ dulunya orang luar. Kalau warga sini sudah memiliki jamban sendiri."

Kini tempat itu disulap oleh warga menjadi sangat bersih dan diberi penerangan lampu. Dengan cara gotong royong, saluran air diperbaiki sedemikian rupa menjadi nyaman. Sehingga, orang-orang yang memiliki kebiasaan BAB di situ menjadi rikuh karena tempatnya bersih dan terang. Saluran air diberi jaring jaring agar ikan tidak lari keluar, serta tidak mengganggu irigasi pertanian. Lokasi itu kini hampir setiap hari ramai karena menjadi arena memancing.

Gerakan mewujudkan kampung bebas asap rokok juga mendapat dukungan besar dari para ibu ibu setempat. Melalui perkumpulan PKK, pesan-pesan bahaya rokok disampaikan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Solo juga menyampaikan penyuluhan kepada ibu-ibu PKK mengenai bahaya asap rokok. Cara itu ternyata ampuh. Ibu ibu yang mendapatkan penyuluhan rata-rata mampu mengondisikan suami dan keluarganya yang lain agar tidak merokok di rumah, kumpulan warga, di dekat anak kecil, ibu hamil, serta tempat publik.

"Ibu ibu di sini senang ada gerakan kawasan bebas asap rokok. Peran dari dalam keluarga sangat besar untuk mewujudkannya," jelas Damayanti, ketua PKK RW 9 Karangasem.

Dari sekitar 400 kepala keluarga (KK), puluhan warga di antaranya sebagai perokok aktif. Melalui gerakan itu pula, diharapkan mendorong perokok aktif berhenti merokok. Secara ekonomi diharapkan berdampak karena dapat dialihkan untuk kebutuhan lainnya, seperti untuk membeli susu anaknya.

Gerakan bebas asap rokok juga diikuti sejumlah kegiatan lainnya yang menyehatkan, mulai dari senam massal, jalan sehat, serta olahraga lainnya. Dengan demikian, hasrat merokok dapat dialihkan dalam kegiatan yang lebih bermanfaat. "Kalau merokok di rumah sekarang sungkan, kalau ada hasrat ingin merokok saya ke saung rokok. Saya juga ada keinginan untuk berhenti merokok," ucap Ariyandi, warga RT 4 RW 9 Karangasem.

Selama satu tahun didirikan, saung dinilai efektif agar perokok aktif menghindari sejumlah lokasi yang tidak diperkenankan, di antaranya di rumah, dekat anak kecil, tempat layanan kesehatan, tempat kerja, lingkungan sekolah, arena kegiatan anak, dan tempat umum.

Hasilnya, masyarakat setempat memungkinkan untuk menikmati udara bersih, sehat, dan terhindar dari berbagai risiko akibat asap rokok. Secara umum, ini juga dapat meningkatkan kualitas udara bersih di lingkungan serta mengurangi biaya kesehatan. Melalui gerakan bebas asap rokok, memunculkan dampak positif lainnya karena mendorong warganya menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). RW 9 Karangasem pun mendapatkan penghargaan sebagai kelurahan bersih tahun 2017, sekaligus mewakili Kota Solo maju ke tingkat Provinsi Jawa Tengah.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2300 seconds (0.1#10.140)