Siklon Dahlia Rugikan Pengelola Wisata di Lembang
A
A
A
BANDUNG BARAT - Sejumlah pengelola objek wisata di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, mengalami kerugian akibat munculnya fenomena alam Siklon Tropis Dahlia. Mereka harus menutup sementara tempat usahanya karena cuaca ekstrem yang bisa mengancam keamanan dan keselamatan para pengunjung.
Pengelola tempat penginapan dan outbond Grafika Cikole Lembang, Sapto mengatakan, akibat cuaca ekstrem pondok penginapan dan arena outbond flying fox, jembatan gantung, petik stowberi, terpaksa harus ditutup. Sedangkan untuk restoran tetap buka seperti biasa. Penutupan total dilakukan pada Kamis (30/11/2017) dan Jumat (1/12/2017) saat kondisi cuaca tidak bersahabat karena angin berhembus sangat kencang.
"Puncak cuaca ekstrem terjadi pada Kamis lalu, ada lima pohon besar berusia di atas 40 tahun yang tumbang dan jatuh ke area wisata kami," tuturnya, Sabtu (2/12/2017).
Dia tidak mau ambil risiko dan menutup operasional 30 pondok penginapan dan arena outbond meskipun sudah ada yang booking. Apalagi dari pihak Perhutani selaku pengelola kawasan hutan lindung di kawasan Bandung Utara, sudah memberikan imbauan agar para pengelola objek wisata menutup sementara. "Kondisi ini jelas berdampak kepada operasional, karena dalam sehari saja kami bisa rugi di atas Rp100 juta lebih," sebutnya.
Dia pun harus mengembalikan semua uang wisatawan yang sudah membayar DP sebagai imbas penutupan. Apalagi saat ini momen libur panjang banyak wisatawan dari luar daerah datang yang harus kecewa akibat agenda liburan mereka batal.
Kondisi ini sama dengan kejadian beberapa tahun lalu saat kawah Gunung Tangkuban Parahu aktif sehingga objek wisata di kawasan Lembang sepi. "Penutupan tidak ada batas waktunya, tapi kalau cuaca bagus maka kami langsung buka lagi," tandasnya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bandung Barat Eko Suprianto mengakui, Siklon Dahlia sangat berdampak kepada jasa wisata di kawasan Bandung Utara. Terutama yang bergerak dalam jasa wisata outdoor. Sudah pasti dampaknya kepada pemasukan yang menjadi berkurang sementara operasional tetap berjalan.
"Geliat sektor jasa wisata sangat bergantung kepada faktor cuaca. Semoga saja kondisi yang tidak menguntungkan ini segera berlalu," ucapnya.
Pengelola tempat penginapan dan outbond Grafika Cikole Lembang, Sapto mengatakan, akibat cuaca ekstrem pondok penginapan dan arena outbond flying fox, jembatan gantung, petik stowberi, terpaksa harus ditutup. Sedangkan untuk restoran tetap buka seperti biasa. Penutupan total dilakukan pada Kamis (30/11/2017) dan Jumat (1/12/2017) saat kondisi cuaca tidak bersahabat karena angin berhembus sangat kencang.
"Puncak cuaca ekstrem terjadi pada Kamis lalu, ada lima pohon besar berusia di atas 40 tahun yang tumbang dan jatuh ke area wisata kami," tuturnya, Sabtu (2/12/2017).
Dia tidak mau ambil risiko dan menutup operasional 30 pondok penginapan dan arena outbond meskipun sudah ada yang booking. Apalagi dari pihak Perhutani selaku pengelola kawasan hutan lindung di kawasan Bandung Utara, sudah memberikan imbauan agar para pengelola objek wisata menutup sementara. "Kondisi ini jelas berdampak kepada operasional, karena dalam sehari saja kami bisa rugi di atas Rp100 juta lebih," sebutnya.
Dia pun harus mengembalikan semua uang wisatawan yang sudah membayar DP sebagai imbas penutupan. Apalagi saat ini momen libur panjang banyak wisatawan dari luar daerah datang yang harus kecewa akibat agenda liburan mereka batal.
Kondisi ini sama dengan kejadian beberapa tahun lalu saat kawah Gunung Tangkuban Parahu aktif sehingga objek wisata di kawasan Lembang sepi. "Penutupan tidak ada batas waktunya, tapi kalau cuaca bagus maka kami langsung buka lagi," tandasnya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bandung Barat Eko Suprianto mengakui, Siklon Dahlia sangat berdampak kepada jasa wisata di kawasan Bandung Utara. Terutama yang bergerak dalam jasa wisata outdoor. Sudah pasti dampaknya kepada pemasukan yang menjadi berkurang sementara operasional tetap berjalan.
"Geliat sektor jasa wisata sangat bergantung kepada faktor cuaca. Semoga saja kondisi yang tidak menguntungkan ini segera berlalu," ucapnya.
(wib)