Bandara Lombok Praya Kembali Beroperasi Normal
A
A
A
JAKARTA - Bandara Internasional Lombok Praya kembali beroperasi normal mulai Selasa (28/11/2017) pukul 05.58 Wita. Dibukanya kembali Bandara Lombok Praya berdasarkan Notice to Airmen (NOTAM) Nomor B8926/17 yang diterbitkan Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau dikenal dengan AirNav Indonesia.
“Tadi malam Bandara Lombok sempat ditutup lagi karena ruang udara terdampak abu vulkanik. Tapi setelah pengamatan dan koordinasi yang dilakukan, diputuskan untuk Bandara Lombok kembali beroperasi normal mulai Selasa, 28 November 2017 pukul 05.58 Wita,” ujar Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono.
Dengan dibukanya kembali Bandara Lombok Praya, maka penerbangan dari dan ke Lombok sudah dapat dilayani. Meski demikian, lanjut Wisnu, pihaknya tetap memonitor dengan ketat seluruh perkembangan yang terjadi terkait aktivitas Gunung Agung.
Dia menyampaikan, AirNav terus melakukan koordinasi dengan BMKG dan PVMBG serta pengamatan Darwin Volcanic Ash Advisory Center (DVAAC). Selain itu juga dilakukan paper test untuk memantau kondisi di lapangan.
“Kami membuka crisis center di Jakarta dan di Denpasar. Kami memonitor seluruh perkembangan 24 jam bersama regulator dan seluruh stakeholder terkait. Kami mengimbau masyarakat untuk terus memantau perkembangan informasi karena kami akan menyampaikan seluruh perkembangan yang terjadi kepada publik,” ujar Wisnu.
“Tadi malam Bandara Lombok sempat ditutup lagi karena ruang udara terdampak abu vulkanik. Tapi setelah pengamatan dan koordinasi yang dilakukan, diputuskan untuk Bandara Lombok kembali beroperasi normal mulai Selasa, 28 November 2017 pukul 05.58 Wita,” ujar Direktur Operasi AirNav Indonesia, Wisnu Darjono.
Dengan dibukanya kembali Bandara Lombok Praya, maka penerbangan dari dan ke Lombok sudah dapat dilayani. Meski demikian, lanjut Wisnu, pihaknya tetap memonitor dengan ketat seluruh perkembangan yang terjadi terkait aktivitas Gunung Agung.
Dia menyampaikan, AirNav terus melakukan koordinasi dengan BMKG dan PVMBG serta pengamatan Darwin Volcanic Ash Advisory Center (DVAAC). Selain itu juga dilakukan paper test untuk memantau kondisi di lapangan.
“Kami membuka crisis center di Jakarta dan di Denpasar. Kami memonitor seluruh perkembangan 24 jam bersama regulator dan seluruh stakeholder terkait. Kami mengimbau masyarakat untuk terus memantau perkembangan informasi karena kami akan menyampaikan seluruh perkembangan yang terjadi kepada publik,” ujar Wisnu.
(wib)