Berprestasi di Kudus, Musthofa Layak Maju di Pilgub Jateng
A
A
A
JAKARTA - Kualitas pilkada bukan hanya tanggung jawab Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Panwaslu saja. Partai politik (parpol) juga bertanggung jawab terhadap kualitas pilkada. Parpol harus memilih calon gubernur dan wakil gubernur yang berkualitas dengan kompetensi yang baik.
Hal ini disampaikan Siti Zuhro, peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) saat Expert Meeting di Kantor LIPI, Jakarta, Senin (27/11/2017). Acara yang dihadiri para narasumber ahli ini menghadirkan pembicara Bupati Kudus Musthofa, yang kini sebagai bakal calon gubernur Jawa Tengah periode 2018-2023.
Pembicara lainnya Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mizwar, yang kini menjadi bakal calon gubernur Jawa Barat 2018-2023. Sebenarnya Khofifah Indar Parawansa, calon gubernur Jawa Timur dijadwalkan tampil namun batal hadir karena ada acara dinas yang tidak bisa ditinggalkan.
Narasumber ahli yang hadir yakni Firman Noor, Chusnul Mariyah, Muchlis Hamdi, Gun Gun Heryanto, serta Titi Anggraini. Semuanya memberikan pencerahan bagaimana mewujudkan pemilukada yang berkualitas dengan terpilihnya pemimpin yang memiliki kompetensi dan kredibilitas yang baik.
Siti Zuhro mengatakan, tidak ada salahnya parpol mencalonkan bupati/walikota yang sudah berpengalaman. Termasuk kepala daerah yang sudah dua periode sukses memimpin daerahnya dan tidak ada masalah hukum.
"Pak Musthofa yang sudah dua periode menjadi bupati Kudus dengan segala kelebihan dan keberhasilannya, tidak salah bila parpol mengusung sebagai calon gubernur," kata Zuhro.
Nantinya masyarakatlah yang berhak menentukan siapa yang dipilih sebagai gubernur dan wakil gubernur. Siti Zuhro berharap pilkada serentak gelombang tiga dapat membangun nilai nilai baru, yaitu "menjual" integritas.
Musthofa memaparkan berbagai programnya untuk masyarakat selama memimpin Kudus. Tujuan utama programnya yakni kesejahteraan masyarakat melalui berbagai kebijakan pro rakyat untuk mengurus orang dari lahir hingga meninggal. "Ini semua kami lakukan untuk melayani yang terbaik untuk masyarakat," kata Musthofa.
Yang menonjol bahwa pada bidang pendidikan, Musthofa berhasil menggandeng swasta membangun sekolah vokasi berstandar internasional. Untuk bidang kesehatan berhasil memberikan layanan gratis. Masyarakat hanya diharuskan membawa KTP untuk mendapatkan pelayanan di kelas III rumah sakit dan puskesmas.
Sementara itu, Dedi Mizwar mengatakan pemimpin itu apa adanya dan tidak dibuat-buat. Harus dengan niat yang baik untuk masyarakat luas. ā€¯Sesungguhnya, jabatan adalah amanah yang sudah ditentukan Yang Maha Kuasa. Silahkan masyarakat menentukan pilihannya apakah saya layak menjadi Gubernur," ujarnya.
Salah seorang narasumber ahli, Sebastian Salang menyebut Musthofa merupakan salah satu sosok yang mampu memberikan harapan. Ini terlihat dari dari semua yang telah dilakukannya di Kudus. "Berbagai program yang disampaikan sangat menjanjikan. Ini adalah sebuah cerita yang membangkitkan," kata Salang.
Hal ini disampaikan Siti Zuhro, peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) saat Expert Meeting di Kantor LIPI, Jakarta, Senin (27/11/2017). Acara yang dihadiri para narasumber ahli ini menghadirkan pembicara Bupati Kudus Musthofa, yang kini sebagai bakal calon gubernur Jawa Tengah periode 2018-2023.
Pembicara lainnya Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mizwar, yang kini menjadi bakal calon gubernur Jawa Barat 2018-2023. Sebenarnya Khofifah Indar Parawansa, calon gubernur Jawa Timur dijadwalkan tampil namun batal hadir karena ada acara dinas yang tidak bisa ditinggalkan.
Narasumber ahli yang hadir yakni Firman Noor, Chusnul Mariyah, Muchlis Hamdi, Gun Gun Heryanto, serta Titi Anggraini. Semuanya memberikan pencerahan bagaimana mewujudkan pemilukada yang berkualitas dengan terpilihnya pemimpin yang memiliki kompetensi dan kredibilitas yang baik.
Siti Zuhro mengatakan, tidak ada salahnya parpol mencalonkan bupati/walikota yang sudah berpengalaman. Termasuk kepala daerah yang sudah dua periode sukses memimpin daerahnya dan tidak ada masalah hukum.
"Pak Musthofa yang sudah dua periode menjadi bupati Kudus dengan segala kelebihan dan keberhasilannya, tidak salah bila parpol mengusung sebagai calon gubernur," kata Zuhro.
Nantinya masyarakatlah yang berhak menentukan siapa yang dipilih sebagai gubernur dan wakil gubernur. Siti Zuhro berharap pilkada serentak gelombang tiga dapat membangun nilai nilai baru, yaitu "menjual" integritas.
Musthofa memaparkan berbagai programnya untuk masyarakat selama memimpin Kudus. Tujuan utama programnya yakni kesejahteraan masyarakat melalui berbagai kebijakan pro rakyat untuk mengurus orang dari lahir hingga meninggal. "Ini semua kami lakukan untuk melayani yang terbaik untuk masyarakat," kata Musthofa.
Yang menonjol bahwa pada bidang pendidikan, Musthofa berhasil menggandeng swasta membangun sekolah vokasi berstandar internasional. Untuk bidang kesehatan berhasil memberikan layanan gratis. Masyarakat hanya diharuskan membawa KTP untuk mendapatkan pelayanan di kelas III rumah sakit dan puskesmas.
Sementara itu, Dedi Mizwar mengatakan pemimpin itu apa adanya dan tidak dibuat-buat. Harus dengan niat yang baik untuk masyarakat luas. ā€¯Sesungguhnya, jabatan adalah amanah yang sudah ditentukan Yang Maha Kuasa. Silahkan masyarakat menentukan pilihannya apakah saya layak menjadi Gubernur," ujarnya.
Salah seorang narasumber ahli, Sebastian Salang menyebut Musthofa merupakan salah satu sosok yang mampu memberikan harapan. Ini terlihat dari dari semua yang telah dilakukannya di Kudus. "Berbagai program yang disampaikan sangat menjanjikan. Ini adalah sebuah cerita yang membangkitkan," kata Salang.
(poe)