Festival Banyuwangi Berpotensi Jadi Magnet Tujuan Wisata
A
A
A
JAKARTA - Festival Banyuwangi (B-Fest) potensial menjadi magnet tujuan pariwisata, baik untuk turis asing maupun domestik. Kesuksesan menggelar festival rutin tahunan itu membuat Kabupaten Banyuwangi diusulkan menjadi "Kota Festival".
Hal ini dinilai yang bisa dicontoh daerah lain di Indonesia. Dengan kreatifitas dan inovasi, pariwisata bisa menjadi andalan untuk membangun dan memajukan daerah.
Koordinator Perkumpulan Warga Muda, Patriot Muslim mengatakan, dari berbagai program Bupati Azwar Anas pada bidang budaya dan pariwisata, yang paling menyita perhatian publik, salah satunya adalah Banyuwangi Festival.
"Saya pribadi tidak pernah menyangka, sekelas Pemerintah Kabupaten mampu melibatkan partisipasi warga untuk menggelar acara kebudayaan yang begitu berkelas dan dibungkus konsep kekinian. Sejak acara itu digelar rutin, Banyuwangi jadi dikenal oleh wisatawan lokal maupun mancanegara," paparnya saat dihubungi, Minggu (19/11/2017).
Membangun pariwisata memang butuh modal finansial, namun hebatnya Azwar Anas mampu menyeimbangkan antara kepentingan pemodal dengan kebutuhan rakyat.
"Bupati Azwar Anas justru berkolaborasi dengan warga masyarakat. Terlihat dari pelarangan pembangunan hotel baru selain hotel berbintang, namun sebagai gantinya mendorong warga membuat _homestay_ yang juga dijadikan sebagai BUMDes (Badan Usaha Milik Desa)," ungkap Patriot yang juga tokoh muda penggerak anak muda kreatif ini.
Lebih lanjut dia menerangkan upaya Bupati Azwar Anas patut dicontoh oleh semua kepala daerah di Indonesia. "Sebab Azwar Anas sebagai pemimpin muda mampu menonjolkan hal unik di daerahnya dan mendorong masyarakat untuk mandiri serta kolaboratif," terang dia.
Diketahui, sejak digelar 2010, B-Fest terbukti telah mendongkrak angka kunjungan wisatawan ke Banyuwangi. Tak hanya wisatawan domestik yang bertambah banyak, namun juga wisatawan mancanegara. Pada 2011, wisatawan asing yang datang ke ujung timur Pulau Jawa tersebut hanya sekitar 5.000 orang.
Kini, jumlahnya mencapai 80.000-an, setidaknya per akhir 2016. Adapun wisatawan domestik, pada periode waktu yang sama melonjak dari 7.500 menjadi 3,2 juta orang. Peningkatan angka kunjungan ini diikuti dengan habisnya tiket transportasi ke Banyuwangi. Hal serupa terjadi pula pada tingkat pemesanan kamar hotel. "Penuh terus," ujar Alumni Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia ini.
Angka-angka tersebut juga langsung berdampak pada pendapatan daerah. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) meningkat dari (sekitar) Rp 24 triliun (pada 2010) menjadi Rp 60,5 triliun (pada 2016). (Proporsi pendapatan) sektor jasa juga naik dari 4 persen ke 11 persen (pada periode yang sama). Pantas kiranya jika Banyuwangi dengan berbagai festivalnya menjadi contoh bagi daerah lain.
Hal ini dinilai yang bisa dicontoh daerah lain di Indonesia. Dengan kreatifitas dan inovasi, pariwisata bisa menjadi andalan untuk membangun dan memajukan daerah.
Koordinator Perkumpulan Warga Muda, Patriot Muslim mengatakan, dari berbagai program Bupati Azwar Anas pada bidang budaya dan pariwisata, yang paling menyita perhatian publik, salah satunya adalah Banyuwangi Festival.
"Saya pribadi tidak pernah menyangka, sekelas Pemerintah Kabupaten mampu melibatkan partisipasi warga untuk menggelar acara kebudayaan yang begitu berkelas dan dibungkus konsep kekinian. Sejak acara itu digelar rutin, Banyuwangi jadi dikenal oleh wisatawan lokal maupun mancanegara," paparnya saat dihubungi, Minggu (19/11/2017).
Membangun pariwisata memang butuh modal finansial, namun hebatnya Azwar Anas mampu menyeimbangkan antara kepentingan pemodal dengan kebutuhan rakyat.
"Bupati Azwar Anas justru berkolaborasi dengan warga masyarakat. Terlihat dari pelarangan pembangunan hotel baru selain hotel berbintang, namun sebagai gantinya mendorong warga membuat _homestay_ yang juga dijadikan sebagai BUMDes (Badan Usaha Milik Desa)," ungkap Patriot yang juga tokoh muda penggerak anak muda kreatif ini.
Lebih lanjut dia menerangkan upaya Bupati Azwar Anas patut dicontoh oleh semua kepala daerah di Indonesia. "Sebab Azwar Anas sebagai pemimpin muda mampu menonjolkan hal unik di daerahnya dan mendorong masyarakat untuk mandiri serta kolaboratif," terang dia.
Diketahui, sejak digelar 2010, B-Fest terbukti telah mendongkrak angka kunjungan wisatawan ke Banyuwangi. Tak hanya wisatawan domestik yang bertambah banyak, namun juga wisatawan mancanegara. Pada 2011, wisatawan asing yang datang ke ujung timur Pulau Jawa tersebut hanya sekitar 5.000 orang.
Kini, jumlahnya mencapai 80.000-an, setidaknya per akhir 2016. Adapun wisatawan domestik, pada periode waktu yang sama melonjak dari 7.500 menjadi 3,2 juta orang. Peningkatan angka kunjungan ini diikuti dengan habisnya tiket transportasi ke Banyuwangi. Hal serupa terjadi pula pada tingkat pemesanan kamar hotel. "Penuh terus," ujar Alumni Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia ini.
Angka-angka tersebut juga langsung berdampak pada pendapatan daerah. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) meningkat dari (sekitar) Rp 24 triliun (pada 2010) menjadi Rp 60,5 triliun (pada 2016). (Proporsi pendapatan) sektor jasa juga naik dari 4 persen ke 11 persen (pada periode yang sama). Pantas kiranya jika Banyuwangi dengan berbagai festivalnya menjadi contoh bagi daerah lain.
(mhd)