Badan Ketahanan Pangan Usulkan Kenaikan Dana Kawasan Rumah Pangan
A
A
A
BANDUNG - Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) berencana menaikkan anggaran bagi kelompok Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) agar budidaya sayuran di perumahan lebih masif. Kepala BKP Kementan Agung Hendriadi mengakui, pihaknya berencana menaikkan dana KRPL dari awalnya Rp15 juta perkelompok menjadi Rp50 juta perkelompok. Rencana tersebut diharapkan bisa terealisasi tahun depan.
"Kami usulkan naik jadi Rp50 juta perkelompok. Dengan dana segitu program KRPL diharapkan lebih maksimal untuk menyediaan segala sesuatunya," jelas Agung di Bandung, Senin malam 7 November 2017.
Menurut dia, program tersebut dinilai cukup berhasil menggerakkan kelompok wanita menanam sayuran di sekitar perumahan. Beberapa daerah yang sukses menggalakkan KRPL misalnya di beberapa kawasan di Jabar, Tegal, Gunung Kidul, dan daerah lainnya.
Menurut dia, potensi pengembangan KRPL di Indonesia masih cukup besar. Setidaknya ada sekitar 10,4 juta hektare lahan yang bisa dimanfaatkan untuk KRPL.
Sementara, sampai saat ini kawasan yang sudah melakukan KRPL masih sangat minim. Tercatat baru 18.000 titik dan akan ditingkatkan menjadi 23.000 titik pada 2018.
Namun demikian, lanjut dia, untuk membangun KRPL, ada beberapa kriteria yang mesti dipenuhi. Sehingga hasil yang nantinya didapat bisa bermanfaat secara maksimal. Beberapa standar itu mulai dari ketersediaan infrastruktur seperti air.
"Ketersediaan air sangat penting. Akan sulit kalau pengembangan KRPL di daerah dengan kondisi sulit air," pungkas dia.
Selain itu, lanjut dia, program KRPL ini memerlukan dukungan semua pihak termasuk pemerintah daerah. Dengan adanya dukungan itu, dia berharap program tersebut semakin masif.
Faktor lainnya adalah ketersediaan market atau pasar. Program KRPL, nantinya tak hanya memberi manfaat bagi keluarga, tetapi ke depan diharapkan menjadi bisnis yang menguntungkan. Bila hasil budidaya cukup banyak, bisa dijual kepada pangsa pasar tertentu.
"Kami usulkan naik jadi Rp50 juta perkelompok. Dengan dana segitu program KRPL diharapkan lebih maksimal untuk menyediaan segala sesuatunya," jelas Agung di Bandung, Senin malam 7 November 2017.
Menurut dia, program tersebut dinilai cukup berhasil menggerakkan kelompok wanita menanam sayuran di sekitar perumahan. Beberapa daerah yang sukses menggalakkan KRPL misalnya di beberapa kawasan di Jabar, Tegal, Gunung Kidul, dan daerah lainnya.
Menurut dia, potensi pengembangan KRPL di Indonesia masih cukup besar. Setidaknya ada sekitar 10,4 juta hektare lahan yang bisa dimanfaatkan untuk KRPL.
Sementara, sampai saat ini kawasan yang sudah melakukan KRPL masih sangat minim. Tercatat baru 18.000 titik dan akan ditingkatkan menjadi 23.000 titik pada 2018.
Namun demikian, lanjut dia, untuk membangun KRPL, ada beberapa kriteria yang mesti dipenuhi. Sehingga hasil yang nantinya didapat bisa bermanfaat secara maksimal. Beberapa standar itu mulai dari ketersediaan infrastruktur seperti air.
"Ketersediaan air sangat penting. Akan sulit kalau pengembangan KRPL di daerah dengan kondisi sulit air," pungkas dia.
Selain itu, lanjut dia, program KRPL ini memerlukan dukungan semua pihak termasuk pemerintah daerah. Dengan adanya dukungan itu, dia berharap program tersebut semakin masif.
Faktor lainnya adalah ketersediaan market atau pasar. Program KRPL, nantinya tak hanya memberi manfaat bagi keluarga, tetapi ke depan diharapkan menjadi bisnis yang menguntungkan. Bila hasil budidaya cukup banyak, bisa dijual kepada pangsa pasar tertentu.
(sms)