Kunjungan Wisatawan Asing ke Jatim Naik 12%
A
A
A
SURABAYA - Jumlah kunjungan turis asing (wisman) ke Jawa Timur (Jatim) selama Januari-September 2017 mencapai 174.097 kunjungan, naik 12,17% dibanding periode yang sama tahun 2016 yang mencapai 155.210 kunjungan. Sedangkan kunjungan selama September turun 14,38% menjadi 22.575 kunjungan dibanding bulan sebelumnya.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono, penurunan tersebut tidak mengkhawatirkan mengingat bulan-bulan sebelumnya, jumlah turis asing yang datang ke berada di bawah kisaran 20.000 orang. Secara umum, kata dia, pola kedatangan turis asing selama Januari-September tahun ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Dalam tiga tahun terakhir ini, kunjungan turis asing pada triwulan tiga cenderung lebih tinggi dibandingkan dua triwulan sebelumnya,” kata dia.
Ini menunjukkan turis asing menyukai bepergian ke negara tropis yang hangat ketika musim dingin terjadi di negaranya. Secara otomatis pada bulan-bulan sesudahnya (awal tahun) mereka akan kembali ke negaranya masing-masing. Setidaknya, ada sepuluh negara terbanyak yang mendominasi berwisata ke Jatim.
“Di antaranya Malaysia, Singapura, China, Thailand, Taiwan, Jepang, India, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Hongkong. Sepuluh negara tersebut berkontribusi 52,98% dari total kedatangan turis asing,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim, Jarianto mengatakan, terdapat banyak potensi pariwisata di Jatim yang tidak kalah dengan provinsi lain di Indonesia. Di antaranya kawasan deretan pantai di wilayah Malang Selatan, Gili Labak dan Gili Iyang di Pulau Madura, serta pegunungan Bromo yang terkenal akan keindahan alamnya.
“Sejauh ini turis asing hanya mengenal Bromo. Makanya kami terus mempromosikan wisata alam lain di Jatim yang tidak kalah menariknya,” imbuhnya.
Dia menambahkan, selain objek wisata alam, terdapat banyak objek wisata bertema taman rekreasi seperti Taman Safari di Pasuruan, Jatim Park di Batu, atau Wisata Bahari Lamongan. Provinsi Jatim juga mempunyai Kota Malang dan Kota Batu sebagai kota wisata. Sejumlah pelaku usaha pariwisata juga terus mengembangkan usahanya di Jatim. Salah satunya di Batu yang kini terus bergeliat.
“Kami sangat mendukung para investor yang berupaya memajukan industri pariwisata di Jatim,” tandasnya.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Teguh Pramono, penurunan tersebut tidak mengkhawatirkan mengingat bulan-bulan sebelumnya, jumlah turis asing yang datang ke berada di bawah kisaran 20.000 orang. Secara umum, kata dia, pola kedatangan turis asing selama Januari-September tahun ini sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Dalam tiga tahun terakhir ini, kunjungan turis asing pada triwulan tiga cenderung lebih tinggi dibandingkan dua triwulan sebelumnya,” kata dia.
Ini menunjukkan turis asing menyukai bepergian ke negara tropis yang hangat ketika musim dingin terjadi di negaranya. Secara otomatis pada bulan-bulan sesudahnya (awal tahun) mereka akan kembali ke negaranya masing-masing. Setidaknya, ada sepuluh negara terbanyak yang mendominasi berwisata ke Jatim.
“Di antaranya Malaysia, Singapura, China, Thailand, Taiwan, Jepang, India, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Hongkong. Sepuluh negara tersebut berkontribusi 52,98% dari total kedatangan turis asing,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim, Jarianto mengatakan, terdapat banyak potensi pariwisata di Jatim yang tidak kalah dengan provinsi lain di Indonesia. Di antaranya kawasan deretan pantai di wilayah Malang Selatan, Gili Labak dan Gili Iyang di Pulau Madura, serta pegunungan Bromo yang terkenal akan keindahan alamnya.
“Sejauh ini turis asing hanya mengenal Bromo. Makanya kami terus mempromosikan wisata alam lain di Jatim yang tidak kalah menariknya,” imbuhnya.
Dia menambahkan, selain objek wisata alam, terdapat banyak objek wisata bertema taman rekreasi seperti Taman Safari di Pasuruan, Jatim Park di Batu, atau Wisata Bahari Lamongan. Provinsi Jatim juga mempunyai Kota Malang dan Kota Batu sebagai kota wisata. Sejumlah pelaku usaha pariwisata juga terus mengembangkan usahanya di Jatim. Salah satunya di Batu yang kini terus bergeliat.
“Kami sangat mendukung para investor yang berupaya memajukan industri pariwisata di Jatim,” tandasnya.
(rhs)