Basarnas Gelar Latihan Pendakian di Gunung Ungaran
A
A
A
Memasuki awal musim penghujan 2017 ini, Basarnas Jawa Tengah telah mempersiapkan diri mengantisipasi potensi bencana dan kecelakaan secara dini seperti banjir, angin puting beliung, maupun tanah longsor serta kedaruratan lainnya.
"Pada tahun 2016 Basarnas Jateng beserta SAR gabungan telah menangani 216 kejadian dimana 175 kejadian atau sekitar 80% didominasi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan kecelakaan perairan baik itu kasus hanyut di sungai, maupun orang tenggelam di sungai, waduk maupun pantai," ungkap Kepala Basarnas Jawa Tengah Noer Isrodin Muchlisin dalam keterangan persnya kepada SINDOnews, Selasa (17/10/2017).
Dengan tingginya tingkat bencana dan kecelakaan di Jawa Tengah ini menuntut kesiapsiagaan unsur SAR baik sumber daya manusia, peralatan / sarana prasarana dan soliditas seluruh potensi SAR dalam menghadapinya.
"Untuk itu, dalam upaya meningkatkan kesiapan personel, Basarnas Jateng menggelar kegiatan latihan fisik dan mental dengan melakukan pendakian di Gunung Ungaran. Kesiapan fisik dan mental ini sebagai bentuk antisipasi menghadapi bencana dan kecelakaan yang tidak bisa diprediksikan. Biasanya pada musim penghujan bencana dan kecelakaan mengalami peningkatan," lanjut Noer Isrodin.
Kegiatan pendakian di Kawasan Gunung Ungaran ini digelar pada hari Selasa, 17 Oktober 2017 dan diikuti oleh sekitar 100 orang Basarnas baik yang ada di Semarang maupun di Jepara, Solo dan Cilacap dan mitra komunitas SAR terdekat. Walaupun dalam guyuran air hujan, namun semangat dan keseriusan berlatih tetap terjaga karena doktrin yang tertanam dalam diri personel Basarnas sudah kuat. Hujan dan panas adalah sahabat kami.
"Dengan kesiapan kita, semoga masyarakat di Jawa Tengah semakin tenang karena pilar penting dalam mengatasi keadaan darurat sudah siap kapanpun dan dimanapun dibutuhkan," pungkas Noer.
"Pada tahun 2016 Basarnas Jateng beserta SAR gabungan telah menangani 216 kejadian dimana 175 kejadian atau sekitar 80% didominasi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor dan kecelakaan perairan baik itu kasus hanyut di sungai, maupun orang tenggelam di sungai, waduk maupun pantai," ungkap Kepala Basarnas Jawa Tengah Noer Isrodin Muchlisin dalam keterangan persnya kepada SINDOnews, Selasa (17/10/2017).
Dengan tingginya tingkat bencana dan kecelakaan di Jawa Tengah ini menuntut kesiapsiagaan unsur SAR baik sumber daya manusia, peralatan / sarana prasarana dan soliditas seluruh potensi SAR dalam menghadapinya.
"Untuk itu, dalam upaya meningkatkan kesiapan personel, Basarnas Jateng menggelar kegiatan latihan fisik dan mental dengan melakukan pendakian di Gunung Ungaran. Kesiapan fisik dan mental ini sebagai bentuk antisipasi menghadapi bencana dan kecelakaan yang tidak bisa diprediksikan. Biasanya pada musim penghujan bencana dan kecelakaan mengalami peningkatan," lanjut Noer Isrodin.
Kegiatan pendakian di Kawasan Gunung Ungaran ini digelar pada hari Selasa, 17 Oktober 2017 dan diikuti oleh sekitar 100 orang Basarnas baik yang ada di Semarang maupun di Jepara, Solo dan Cilacap dan mitra komunitas SAR terdekat. Walaupun dalam guyuran air hujan, namun semangat dan keseriusan berlatih tetap terjaga karena doktrin yang tertanam dalam diri personel Basarnas sudah kuat. Hujan dan panas adalah sahabat kami.
"Dengan kesiapan kita, semoga masyarakat di Jawa Tengah semakin tenang karena pilar penting dalam mengatasi keadaan darurat sudah siap kapanpun dan dimanapun dibutuhkan," pungkas Noer.
(sms)