Ikut ACTC 2017, Buleleng Unggulkan City Tour

Minggu, 15 Oktober 2017 - 17:05 WIB
Ikut ACTC 2017, Buleleng Unggulkan City Tour
Ikut ACTC 2017, Buleleng Unggulkan City Tour
A A A
BULELENG - Buleleng masuk nominasi sebagai kota wisata bersih di ASEAN (ASEAN Clean Tourist City). Kabupaten di utara Bali ini pun siap bersaing mengalahkan enam kota/kabupaten lainnya di Indonesia.

Sebagai salah satu daerah penyokong pariwisata Bali, Buleleng tak pernah luput dari kunjungan wisatawan. Beragam destinasi ditawarkan, mulai dari wisata alam seperti pantai, danau dan air terjun, wisata budaya dan sejarah, hingga desa wisata.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Buleleng Nyoman Sutrisna, angka 900.000 ribu kunjungan wisatawan ditargetkan tercapai tahun ini. "Hingga September, kunjungan wisatawan tercatat 575.000," katanya, Sabtu (14/10/2017).

Angka itu tentu tak sebanyak kunjungan wisatawan ke kota/kabupaten lainnya di Bali, terutama Badung, Denpasar, dan Gianyar. Hal itu disebabkan masih timpangnya pembangunan pariwisata antara kawasan Bali Selatan dan Bali Utara.

Alasan itulah yang membuat tim percepatan pembangunan pariwisata Kementerian Pariwisata menjatuhkan pilihan kepada Buleleng untuk bersaing dengan enam daerah lain dalam ajang ASEAN Clean Tourist City. Enam kota/kabupaten pesaing itu yakni Surabaya, Kota Malang, Solo, Bandung, Kota Semarang, dan Banyuwangi.

Sutrisna mengatakan, paket city tour Kota Singaraja menjadi program yang disuguhkan dalam ASEAN Clean Tourist City. Program itu menawarkan paket wisata sejauh 3,5 kilometer yang dimulai dan berakhir di Pelabuhan Singaraja. Selama perjalanan, wisatawan disuguhi bangunan peninggalan sejarah mulai pelabuhan, kelenteng, jembatan, tugu, dan lainnya.

Dalam catatan sejarah, Singaraja dijadikan sebagai pusat pemerintahan sipil Hindia Belanda (Netherlands-Indies Civil Administration/NICA) pada tahun 1945-1950. Pada periode itu, Singaraja juga menjadi ibu kota Provinsi Sunda Kecil yang membawahi Bali dan Nusa Tenggara.

Menurut Sutrisna, sebagian besar wisatawan yang datang ke Buleleng menyempatkan diri mengunjungi Kota Singaraja. Mereka kebanyakan turis dari Eropa, yakni Belanda, Rusia, Perancis, dan Jerman. "Selama ini mereka berkunjung secara parsial. Akan lebih bagus jika bisa dikemas dalam paket city tour," ungkapnya.

Paket city tour Kota Singaraja juga telah dimasukkan dalam tourist information service bersama 14 destinasi dari total 86 destinasi wisata yang ada di Buleleng. Lewat teknologi hasil kerja sama dengan Google itu, wisatawan akan mendapat informasi lengkap tentang daerah itu sebelum berkunjung.

Soal kebersihan, Sutrisna mengatakan hal itu tentu menjadi perhatian utama, apalagi di objek wisata. "Kebersihan itu hukum alam. Kalau tempatnya bersih, tentu akan banyak wisatawan datang. Kalau kotor dan jorok, mereka akan berpikir untuk datang. Kalaupun berkunjung, mereka tidak akan kembali lagi," tandas dia.

Di setiap objek wisata, kata Sutrisna, ditempatkan petugas kebersihan dengan shift kerja pagi dan sore. Ini masih dibantu masyarakat setempat, mulai dari hotel, restoran hingga pedagang kecil yang berjualan di sekitar objek wisata.

"Kita selalu tekankan kepada mereka kalau kalian mau tamu (wisatawan) datang, jangan sampai ada sampah," imbuh Sutrisna.

Keberhasilan itu, lanjut dia, seperti telah ditunjukkan masyarakat desa wisata Pemuteran, Buleleng. Dengan kesadaran tentang sampah, warga setempat telah berhasil melestarikan terumbu karang hingga menjadi destinasi populer di dunia.

Menurut Sutrisna, tim dari Kementerian Pariwisata akan datang untuk melakukan penilaian, Senin (16/10/2017). Persiapan akan dilakukan apa adanya tanpa harus men-setting segala sesuatu untuk menjadi pemenang.

Dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Buleleng sebesar Rp700 miliar saat ini, Sutrisna mengaku siap bersaing dengan daerah lain yang lebih besar anggarannya dalam pengelolaan kebersihan. "Yang penting ada niat, kreativitas, dan inovasi."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6299 seconds (0.1#10.140)