Solo Berbenah Jelang ASEAN Clean Tourist City
A
A
A
SOLO - Kota Solo terus berbenah setelah menjadi salah satu wakil Indonesia di ajang ASEAN Clean Tourist City 2017 atau kota wisata terbersih di negara negara Asia Tenggara. Kebersihan diharapkan menjadi penopang terhadap destinasi wisata budaya dan kuliner yang menjadi kekuatan untuk mendatangkan wisatawan.
Sekretaris Dinas Pariwisata (Disparta) Solo Budi Sartono mengungkapkan, terdapat 112 kriteria yang ditetapkan pariwisata ASEAN terkait penilaian kota wisata terbersih. Setelah 30 kota di Indonesia yang dinilai, kemudian mengerucut menjadi tujuh kota, dan Solo salah satunya.
"Kriterianya bukan hanya sekadar bersih dari sampah, tetapi lingkungan yang bebas polusi, dan perilaku," ujar Budi Sartono.
Dari 112 kriteria yang dinilai, di antaranya adalah kebijakan pemerintah mendukung lingkungan bersih, pemantauan air limbah, udara, dan air bersih.
Dengan demikian, penanganannya tidak hanya dilakukan oleh Disparta, melainkan juga oleh organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya, seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pekerjaan Umum (DPU), dan Dinas Perhubungan (Dishub). Dokumen bukti penanganan kebersihan kota mulai dari pengelolaan sampah, udara, emisi gas, dan lainnya dilampirkan beserta bukti pendukung lainnya.
"Penilaiannya bulan ini, tapi kami tidak tahu apakah tim penilai akan datang secara diam-diam untuk mencocokkan data yang dilaporkan, atau memberi tahu. Namun hal itu bukan menjadi persoalan karena pembenahan yang dilakukan Pemkot Solo berlangsung terus menerus. Ada penilaian atau tidak pembenahan terus kami lakukan," ucapnya.
Menjadikan Solo sebagai destinasi wisata yang bersih telah menjadi tugas pokok sehari. Program unggulan wisata Kota Solo adalah pariwisata berbasis budaya, sehingga menjadi strategi merevitalisasi budaya sebagai potensi kota. Tagline yang dipilih adalah Solo Masa Depan dan Solo Masa Lalu. Heritage menjadi kekuatan menjual pariwisata di Kota Bengawan, khususnya kepada turis mancanegara.
Solo memiliki keunggulan sebagai kota berbasis budaya. Di antaranya Keraton Kasunanan Surakarta dan Puro Mangkunegaran yang menjadi salah satu pusat kebudayaan di Jawa, serta sejumlah heritage lainnya. Selain itu, Solo juga banyak terdapat beragam museum yang menarik, seperti Museum Radya Pustaka yang di dalamnya terdapat koleksi ilmu-ilmu hebat peninggalan nenek moyang, Museum Danar Hadi, dan Museum Keris. Meski sebagai salah satu daya tarik, namun harus diakui bahwa pengelolaan museum harus belajar dari negara-negara Eropa. Sebab, pengelola museum di Solo cenderung pasif. Sementara, dibutuhkan beragam inovasi agar museum menarik untuk dikunjungi.
Keunggulan Kota Solo lainnya adalah wisata kuliner. Terlebih Solo telah ditetapkan sebagai destinasi kuliner terbaik di Indonesia. Meski cukup diuntungkan dengan predikat yang disandang, namun sisi lainnya menjadi tantangan agar pengelolaan kuliner ramah wisatawan. Jangan sampai pelaku kuliner dari level atas hingga pedagang kaki lima (PKL) menerapkan aji mumpung dengan mematok tarif yang mahal. Harga harus ditetapkan secara wajar agar tidak merugikan wisatawan. Tak kalah penting adalah menjaga higienitas menu, dan kebersihannya. "Bagi wisatawan mancanegara, faktor kebersihan sangat sensitif," ujarnya.
Edukasi kebersihan maupun label harga terhadap pelaku bisnis kuliner harus dilakukan terus menerus. Edukasi diberikan kepada restoran hingga wedangan angkringan. Mereka juga diberikan pemahaman agar wisata kuliner dapat berkembang. Sebab, dari data yang ada, kuliner merupakan pengeluaran tertinggi yang dikeluarkan wisatawan hingga mencapai sekitar 18%.
Wisata belanja batik juga menjadi unggulan. Kualitas batik yang bagus dengan harga murah dapat dijumpai di Pasar Klewer. Bahkan batik dari berbagai daerah dapat dijumpai di pasar batik terbesar di Indonesia itu.
Jumlah wisatawan yang datang ke Solo tahun 2016 lalu mencapai 4.395.550 orang, atau naik dibanding tahun 2015 sebanyak 4.142.785 wisatawan. Sedangkan di tahun 2017 dipatok naik menjadi 4.750.000 orang. Kunjungan wisatawan terbanyak antara lain ke Gedung Wayang Orang Sriwedari, Museum Radya Pustaka, Keraton Solo, Puro Mangkunegaran, dan Taman Balekambang.
"Kunjungan wisatawan terbanyak berasal dari Malaysia, Belanda, Perancis, Inggris, dan Cina," kata Siti Khotimah, Kasi Pengelolaan Kawasan Strategis Pariwisata Disparta Solo.
Sekretaris Dinas Pariwisata (Disparta) Solo Budi Sartono mengungkapkan, terdapat 112 kriteria yang ditetapkan pariwisata ASEAN terkait penilaian kota wisata terbersih. Setelah 30 kota di Indonesia yang dinilai, kemudian mengerucut menjadi tujuh kota, dan Solo salah satunya.
"Kriterianya bukan hanya sekadar bersih dari sampah, tetapi lingkungan yang bebas polusi, dan perilaku," ujar Budi Sartono.
Dari 112 kriteria yang dinilai, di antaranya adalah kebijakan pemerintah mendukung lingkungan bersih, pemantauan air limbah, udara, dan air bersih.
Dengan demikian, penanganannya tidak hanya dilakukan oleh Disparta, melainkan juga oleh organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya, seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Kesehatan (Dinkes), Dinas Pekerjaan Umum (DPU), dan Dinas Perhubungan (Dishub). Dokumen bukti penanganan kebersihan kota mulai dari pengelolaan sampah, udara, emisi gas, dan lainnya dilampirkan beserta bukti pendukung lainnya.
"Penilaiannya bulan ini, tapi kami tidak tahu apakah tim penilai akan datang secara diam-diam untuk mencocokkan data yang dilaporkan, atau memberi tahu. Namun hal itu bukan menjadi persoalan karena pembenahan yang dilakukan Pemkot Solo berlangsung terus menerus. Ada penilaian atau tidak pembenahan terus kami lakukan," ucapnya.
Menjadikan Solo sebagai destinasi wisata yang bersih telah menjadi tugas pokok sehari. Program unggulan wisata Kota Solo adalah pariwisata berbasis budaya, sehingga menjadi strategi merevitalisasi budaya sebagai potensi kota. Tagline yang dipilih adalah Solo Masa Depan dan Solo Masa Lalu. Heritage menjadi kekuatan menjual pariwisata di Kota Bengawan, khususnya kepada turis mancanegara.
Solo memiliki keunggulan sebagai kota berbasis budaya. Di antaranya Keraton Kasunanan Surakarta dan Puro Mangkunegaran yang menjadi salah satu pusat kebudayaan di Jawa, serta sejumlah heritage lainnya. Selain itu, Solo juga banyak terdapat beragam museum yang menarik, seperti Museum Radya Pustaka yang di dalamnya terdapat koleksi ilmu-ilmu hebat peninggalan nenek moyang, Museum Danar Hadi, dan Museum Keris. Meski sebagai salah satu daya tarik, namun harus diakui bahwa pengelolaan museum harus belajar dari negara-negara Eropa. Sebab, pengelola museum di Solo cenderung pasif. Sementara, dibutuhkan beragam inovasi agar museum menarik untuk dikunjungi.
Keunggulan Kota Solo lainnya adalah wisata kuliner. Terlebih Solo telah ditetapkan sebagai destinasi kuliner terbaik di Indonesia. Meski cukup diuntungkan dengan predikat yang disandang, namun sisi lainnya menjadi tantangan agar pengelolaan kuliner ramah wisatawan. Jangan sampai pelaku kuliner dari level atas hingga pedagang kaki lima (PKL) menerapkan aji mumpung dengan mematok tarif yang mahal. Harga harus ditetapkan secara wajar agar tidak merugikan wisatawan. Tak kalah penting adalah menjaga higienitas menu, dan kebersihannya. "Bagi wisatawan mancanegara, faktor kebersihan sangat sensitif," ujarnya.
Edukasi kebersihan maupun label harga terhadap pelaku bisnis kuliner harus dilakukan terus menerus. Edukasi diberikan kepada restoran hingga wedangan angkringan. Mereka juga diberikan pemahaman agar wisata kuliner dapat berkembang. Sebab, dari data yang ada, kuliner merupakan pengeluaran tertinggi yang dikeluarkan wisatawan hingga mencapai sekitar 18%.
Wisata belanja batik juga menjadi unggulan. Kualitas batik yang bagus dengan harga murah dapat dijumpai di Pasar Klewer. Bahkan batik dari berbagai daerah dapat dijumpai di pasar batik terbesar di Indonesia itu.
Jumlah wisatawan yang datang ke Solo tahun 2016 lalu mencapai 4.395.550 orang, atau naik dibanding tahun 2015 sebanyak 4.142.785 wisatawan. Sedangkan di tahun 2017 dipatok naik menjadi 4.750.000 orang. Kunjungan wisatawan terbanyak antara lain ke Gedung Wayang Orang Sriwedari, Museum Radya Pustaka, Keraton Solo, Puro Mangkunegaran, dan Taman Balekambang.
"Kunjungan wisatawan terbanyak berasal dari Malaysia, Belanda, Perancis, Inggris, dan Cina," kata Siti Khotimah, Kasi Pengelolaan Kawasan Strategis Pariwisata Disparta Solo.
(zik)