Perum PNRI Lokananta Pamerkan Arsip Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
A
A
A
SOLO - Arsip lagu kebangsaan Indonesia Raya dipamerkan Perum PNRI Lokananta, Solo, Jawa Tengah. Sejumlah dokumen terkait perekaman dipamerkan kepada publik.
Kepala Cabang Perum PNRI Lokananta Miftah C Zubir mengatakan, pameran ditujukan kepada semua lapisan masyarakat agar pengetahuan mengenai sejarah lagu Indonesia Raya lebih tersebar.
"Setelah kami tanya ke masyarakat, banyak di antaranya yang belum tahu mengenai hal-hal di balik lagu Indonesia Raya," kata Miftah Zubir seusai pembukaan pameran Arsip Lagu Kebangsaan Indonesia Raya di Lokananta, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/10/2017).
Pihaknya berharap masyarakat berduyun-duyun datang untuk menyaksikan pameran, sekaligus membangkitkan memori kolektif terhadap sejarah. Pameran terselenggara berkat kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kegiatan ini merupakan rangkaian sosialisasi lagu Indonesia Raya. "Kami juga sudah melakukan perekaman lagu Indonesia Raya resmi yang ketiga pada Mei lalu," ujarnya.
Rekaman resmi Indonesia Raya versi tiga stanza akan diluncurkan di Jakarta 28 Oktober mendatang. Rekaman dibuat lima versi, yakni simphoni, harmoni, fanfare, unisono, dan piano. "Setiap versi kami rekam dalam format satu stanza maupun tiga stanza. Selama ini masyarakat masih kesulitan menemukan versi tiga stanza."
Perekaman lagu Indonesia Raya dilakukan oleh putra putri terbaik bangsa yang tergabung dalam Orkestra Gita Bahana Nusantara di bawah binaan Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud. Bertindak sebagai konduktor adalah Sapta Swara yang merupakan putra komponis Kusbini, dan Purwacaraka sebagai Ketua tim sound engineer. Rekam ulang tiga stanza menggunakan versi Josef Kleber yang dibuat sekitar tahun 1950.
Koordinator pameran, Danang Rusdiyanto mengatakan, terdapat sekitar 20 koleksi, termasuk buku dan potongan artikel media cetak. Pihaknya ingin mengajak pengunjung memahami cerita di balik Indonesia Raya yang belum banyak terpublikasi.
Devita, salah satu mahasiswa pengunjung pameran mengaku baru mengetahui lagu Indonesia Raya sebenarnya panjang. "Sejak sekolah, yang didengar hanya versi satu stanza saja," kata Devita.
Kepala Cabang Perum PNRI Lokananta Miftah C Zubir mengatakan, pameran ditujukan kepada semua lapisan masyarakat agar pengetahuan mengenai sejarah lagu Indonesia Raya lebih tersebar.
"Setelah kami tanya ke masyarakat, banyak di antaranya yang belum tahu mengenai hal-hal di balik lagu Indonesia Raya," kata Miftah Zubir seusai pembukaan pameran Arsip Lagu Kebangsaan Indonesia Raya di Lokananta, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/10/2017).
Pihaknya berharap masyarakat berduyun-duyun datang untuk menyaksikan pameran, sekaligus membangkitkan memori kolektif terhadap sejarah. Pameran terselenggara berkat kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kegiatan ini merupakan rangkaian sosialisasi lagu Indonesia Raya. "Kami juga sudah melakukan perekaman lagu Indonesia Raya resmi yang ketiga pada Mei lalu," ujarnya.
Rekaman resmi Indonesia Raya versi tiga stanza akan diluncurkan di Jakarta 28 Oktober mendatang. Rekaman dibuat lima versi, yakni simphoni, harmoni, fanfare, unisono, dan piano. "Setiap versi kami rekam dalam format satu stanza maupun tiga stanza. Selama ini masyarakat masih kesulitan menemukan versi tiga stanza."
Perekaman lagu Indonesia Raya dilakukan oleh putra putri terbaik bangsa yang tergabung dalam Orkestra Gita Bahana Nusantara di bawah binaan Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud. Bertindak sebagai konduktor adalah Sapta Swara yang merupakan putra komponis Kusbini, dan Purwacaraka sebagai Ketua tim sound engineer. Rekam ulang tiga stanza menggunakan versi Josef Kleber yang dibuat sekitar tahun 1950.
Koordinator pameran, Danang Rusdiyanto mengatakan, terdapat sekitar 20 koleksi, termasuk buku dan potongan artikel media cetak. Pihaknya ingin mengajak pengunjung memahami cerita di balik Indonesia Raya yang belum banyak terpublikasi.
Devita, salah satu mahasiswa pengunjung pameran mengaku baru mengetahui lagu Indonesia Raya sebenarnya panjang. "Sejak sekolah, yang didengar hanya versi satu stanza saja," kata Devita.
(zik)