10 Desa Wisata di Gunungkidul Diberi Kursus Singkat Bahasa Inggris
A
A
A
GUNUNG KIDUL - Perkembangan pariwisata Gunungkidul benar-benar membuat DIY semakin menasbihkan diri sebagai tujuan utama pariwisata di Indonesia.
Untuk memberikan akses layanan dan keramahan tersebut diperlukan pelatihan dan life skill pengelola desa wisata.
Kali ini sebanyak 10 pengelola desa wisata mendapatkan training life skill dan pelatihan bahasa inggris singkat untuk memberikan kesan ramah kepada wisatawan terutama wisatawan asing.
Pegiat Rumah Cerdas Indonesia Wisnu Dwi Atmojo mengatakan ide untuk memberikan pelatihan kepada pengelola desa wisata ini bukannya tanpa alasan.
Selama ini seringkali pengelola belum bisa menanggai tamu wisatawan asing. "Dari hal itu kita berusaha memberikan pelatihan pengembangan diri lewat training selama lima hari," ungkapnya kepada wartawan (5/10).
Dijelaskannya 10 pengelola yang mendapatkan pelatihan di antaranya pengelola embung bhatara Sriten, eko wisata Pampang, desa Wisata Klayar, desa wisata budaya Ngalang, Bleberan,dan beberapa desa lain yang mulai merintis desa wisata.
"Kita akan berikan pengetahuan mulai dari menanggapi wisatawan baik domestik mau pun mancanegara, termasuk teknik penguasaan bahasa inggris secara cepat," bebernya.
Untuk mendukung kegiatan tersebut, pihaknya menggandeng forum CSR DIY dan sebuah lembaga bimbingan belajar Primagama untuk memberikan materi selama hari yang dimulai sejak Senin (2/10/2017) hingga hari ini.
Dia berharap, agenda ini bisa digelar setiap enam bulan dengan melibatkan semua pelaku desa wisata. "Memang dari 10 desa wisata, masing-masing pengelola masih 1 perwakilan. Ke depannya kita akan tambah sehingga setiap pengelola akan memiliki banyak personel yang piawai dalam menggunakan bahasa Inggris untuk menyambut tamu mancanegara," ulasnya.
Sementara itu tentor Pelatihan service excelent, Bambang Rusdiyanto mengatakan melalui pelatihan life skill bahasa Inggris dan service excelent diharapkan kemampuan pengelola wisata dalam menjamu tamu jauh lebih baik.
"Banyak teknik menanggapi tamu yang penting diketahui. Melalui pelatihan ini kita berikan," pungkasnya.
Untuk memberikan akses layanan dan keramahan tersebut diperlukan pelatihan dan life skill pengelola desa wisata.
Kali ini sebanyak 10 pengelola desa wisata mendapatkan training life skill dan pelatihan bahasa inggris singkat untuk memberikan kesan ramah kepada wisatawan terutama wisatawan asing.
Pegiat Rumah Cerdas Indonesia Wisnu Dwi Atmojo mengatakan ide untuk memberikan pelatihan kepada pengelola desa wisata ini bukannya tanpa alasan.
Selama ini seringkali pengelola belum bisa menanggai tamu wisatawan asing. "Dari hal itu kita berusaha memberikan pelatihan pengembangan diri lewat training selama lima hari," ungkapnya kepada wartawan (5/10).
Dijelaskannya 10 pengelola yang mendapatkan pelatihan di antaranya pengelola embung bhatara Sriten, eko wisata Pampang, desa Wisata Klayar, desa wisata budaya Ngalang, Bleberan,dan beberapa desa lain yang mulai merintis desa wisata.
"Kita akan berikan pengetahuan mulai dari menanggapi wisatawan baik domestik mau pun mancanegara, termasuk teknik penguasaan bahasa inggris secara cepat," bebernya.
Untuk mendukung kegiatan tersebut, pihaknya menggandeng forum CSR DIY dan sebuah lembaga bimbingan belajar Primagama untuk memberikan materi selama hari yang dimulai sejak Senin (2/10/2017) hingga hari ini.
Dia berharap, agenda ini bisa digelar setiap enam bulan dengan melibatkan semua pelaku desa wisata. "Memang dari 10 desa wisata, masing-masing pengelola masih 1 perwakilan. Ke depannya kita akan tambah sehingga setiap pengelola akan memiliki banyak personel yang piawai dalam menggunakan bahasa Inggris untuk menyambut tamu mancanegara," ulasnya.
Sementara itu tentor Pelatihan service excelent, Bambang Rusdiyanto mengatakan melalui pelatihan life skill bahasa Inggris dan service excelent diharapkan kemampuan pengelola wisata dalam menjamu tamu jauh lebih baik.
"Banyak teknik menanggapi tamu yang penting diketahui. Melalui pelatihan ini kita berikan," pungkasnya.
(nag)