Manen Buah Sawit Warga Malah Temukan Bayi Orangutan
A
A
A
KOTAWARINGIN BARAT - Berniat memanen buan sawit, seorang warga Desa Eka Bahurui, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng malah menemukan bayi orangutan yang tersesat di kebun sawit.
Bayi orangutan jantan berumur sekitar 2 tahun ini ditemukan warga pada Maret 2017 lalu, dan sempat dirawat. Baru pada 1 Oktober 2017 karena tidak bisa merawat, diserahkan ke pihak desa dan selanjutnya diserahkan ke Pos BKSDA Sampit.
"Ya saat ini, bayi orangutan ini sudah berada di kantor SKW II BKSDA Kalimantan Tengah di Pangkalan Bun. Kondisinya sehat dan masih kita rawat sementara terlebih dahulu," ujar Kepala BKSDA SKW II Pabgkalan Bun, Agung Widodo melalui staff nya Mud Yulivan di kantornya, Jalan HM Rafii, Kamis (5/10/2017).
Ia menceritakan, awalnya pada 30 September 2017, Kepala Pos BKSDA Sampit, Muriansyah mendapat kabar dari anggota Manggala Agni, Supriadi bahwa ada seorang warga bernama Saprudin, warga Desa Eka Bahurui ingin menyerahkan seekor bayi Orangutan.
"Kemudian pada 1 Oktober 2017 pukul 09.00 WIB, Muriansyah bersama Supriadi dan 2 (dua) staf COP, Faruq dan Septian menuju lokasi dirawatnya bayi Orangutan tersebut," katanya.
Dari keterangan Saprudin, Orangutan tersebut ditemukan Ufik (sepupu Saparudin) sekitar Maret 2017 di kebun sawit Desa Eka Bahurui saat sedang memanen buah sawit. "Bayi Orangutan kemudian dibawa ke rumah dan di rawat oleh Ufik," sebutnya.
Selanjutnya, karena Ufik bekerja ke Banjarmasin pada September 2017 Orangutan tersebut diserahkan ke Saprudin. "Karena Saprudin tidak mau merawat Orangutan tersebut, Saprudin kemudian melapor kepada Sekdes, Abdul Manan. Sekdes menyarankan Saprudin melaporkan hal tersebut kepada BKSDA Pos Sampit," sebutnya.
"Selanjutnya dari Sampit dibawa menuju Pangkalan Bun. Setelah kita cek kondisinya sehat namun masih perlu perawatan," pungkasnya.
Bayi orangutan jantan berumur sekitar 2 tahun ini ditemukan warga pada Maret 2017 lalu, dan sempat dirawat. Baru pada 1 Oktober 2017 karena tidak bisa merawat, diserahkan ke pihak desa dan selanjutnya diserahkan ke Pos BKSDA Sampit.
"Ya saat ini, bayi orangutan ini sudah berada di kantor SKW II BKSDA Kalimantan Tengah di Pangkalan Bun. Kondisinya sehat dan masih kita rawat sementara terlebih dahulu," ujar Kepala BKSDA SKW II Pabgkalan Bun, Agung Widodo melalui staff nya Mud Yulivan di kantornya, Jalan HM Rafii, Kamis (5/10/2017).
Ia menceritakan, awalnya pada 30 September 2017, Kepala Pos BKSDA Sampit, Muriansyah mendapat kabar dari anggota Manggala Agni, Supriadi bahwa ada seorang warga bernama Saprudin, warga Desa Eka Bahurui ingin menyerahkan seekor bayi Orangutan.
"Kemudian pada 1 Oktober 2017 pukul 09.00 WIB, Muriansyah bersama Supriadi dan 2 (dua) staf COP, Faruq dan Septian menuju lokasi dirawatnya bayi Orangutan tersebut," katanya.
Dari keterangan Saprudin, Orangutan tersebut ditemukan Ufik (sepupu Saparudin) sekitar Maret 2017 di kebun sawit Desa Eka Bahurui saat sedang memanen buah sawit. "Bayi Orangutan kemudian dibawa ke rumah dan di rawat oleh Ufik," sebutnya.
Selanjutnya, karena Ufik bekerja ke Banjarmasin pada September 2017 Orangutan tersebut diserahkan ke Saprudin. "Karena Saprudin tidak mau merawat Orangutan tersebut, Saprudin kemudian melapor kepada Sekdes, Abdul Manan. Sekdes menyarankan Saprudin melaporkan hal tersebut kepada BKSDA Pos Sampit," sebutnya.
"Selanjutnya dari Sampit dibawa menuju Pangkalan Bun. Setelah kita cek kondisinya sehat namun masih perlu perawatan," pungkasnya.
(nag)