Nelayan Makassar Terima 1.375 Unit Konverter
A
A
A
MAKASSAR - Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto menerima secara simbolis paket konversi BBM ke LPG untuk kapal perikanan bagi nelayan kecil Makassar. Penyerahannya berlangsung di Anjungan City of Makassar, diserahkan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, Sabtu (30/9/2017).
Bantuan yang bersumber dari Kementerian ESDM RI itu akan disalurkan melalui Dinas Pertanian dan Perikanan Makassar (DP2) kepada nelayan kecil Makassar sebanyak 1.375 paket.
"Bantuan ini sangat bermanfaat bagi nelayan kita. Memungkinkan nelayan melaut lebih jauh sehingga hasil tangkapannya pun lebih banyak yang berimbas pada peningkatan kesejahteraan nelayan," kata Danny dalam keterangan resminya, Minggu (1/10/2017).
Data DP2 Makassar di tahun 2016 mencatat produksi tangkapan perikanan laut Makassar sebesar 12.731,4 ton yang dihasilkan oleh 11.497 nelayan. Selama ini, nelayan Makassar memanfaatkan 4.934 alat tangkap yang dioperasikan dengan armada sebanyak 1.349 unit.
Dari besaran potensi itu mampu menghasilkan nilai produksi sebesar Rp445 triliun. "Capaian itu memberikan gambaran Makassar masih bisa mengembangkan potensi perikanannya. Apalagi ditambah dengan bantuan konverter dari Kementerian ESDM," tambah Danny.
Menteri ESDM Ignasius Jonan menyebutkan, di tahun 2017 ada 16.981 unit paket perdana konverter kit yang akan dibagikan di 26 kabupaten/kota se-Indonesia. "Dari jumlah itu, sebanyak 2.375 unit di Sulawesi Selatan yang disebar di Makassar sebesar 1.375 unit, Maros 425 unit, Jeneponto 371 unit, dan Soppeng 204 unit," kata Jonan.
Program konversi BBM ke LPG untuk nelayan bertujuan memberikan solusi penyedia energi alternatif yang ramah lingkungan dan sudah familiar bagi masyarakat. Tujuan lainnya yakni nelayan juga berkontribusi dalam upaya penyelamatan lingkungan dengan menekan emisi gas karbon monoksida atau gas buang.
Selain itu, pemanfaatan LPG juga dapat mengurangi kerusakan terumbu karang akibat ceceran minyak di laut yang berasal dari perahu nelayan. Hal terpenting dari pengalihan BBM ke LPG ini yakni dapat membantu mengelola ekonomi masyarakat nelayan agar lebih sejahtera.
"Nelayan bisa menghemat biaya produksi dari Rp30 ribu hingga Rp50 ribu dengan beralih ke LPG," pungkas Jonan.
Bantuan yang bersumber dari Kementerian ESDM RI itu akan disalurkan melalui Dinas Pertanian dan Perikanan Makassar (DP2) kepada nelayan kecil Makassar sebanyak 1.375 paket.
"Bantuan ini sangat bermanfaat bagi nelayan kita. Memungkinkan nelayan melaut lebih jauh sehingga hasil tangkapannya pun lebih banyak yang berimbas pada peningkatan kesejahteraan nelayan," kata Danny dalam keterangan resminya, Minggu (1/10/2017).
Data DP2 Makassar di tahun 2016 mencatat produksi tangkapan perikanan laut Makassar sebesar 12.731,4 ton yang dihasilkan oleh 11.497 nelayan. Selama ini, nelayan Makassar memanfaatkan 4.934 alat tangkap yang dioperasikan dengan armada sebanyak 1.349 unit.
Dari besaran potensi itu mampu menghasilkan nilai produksi sebesar Rp445 triliun. "Capaian itu memberikan gambaran Makassar masih bisa mengembangkan potensi perikanannya. Apalagi ditambah dengan bantuan konverter dari Kementerian ESDM," tambah Danny.
Menteri ESDM Ignasius Jonan menyebutkan, di tahun 2017 ada 16.981 unit paket perdana konverter kit yang akan dibagikan di 26 kabupaten/kota se-Indonesia. "Dari jumlah itu, sebanyak 2.375 unit di Sulawesi Selatan yang disebar di Makassar sebesar 1.375 unit, Maros 425 unit, Jeneponto 371 unit, dan Soppeng 204 unit," kata Jonan.
Program konversi BBM ke LPG untuk nelayan bertujuan memberikan solusi penyedia energi alternatif yang ramah lingkungan dan sudah familiar bagi masyarakat. Tujuan lainnya yakni nelayan juga berkontribusi dalam upaya penyelamatan lingkungan dengan menekan emisi gas karbon monoksida atau gas buang.
Selain itu, pemanfaatan LPG juga dapat mengurangi kerusakan terumbu karang akibat ceceran minyak di laut yang berasal dari perahu nelayan. Hal terpenting dari pengalihan BBM ke LPG ini yakni dapat membantu mengelola ekonomi masyarakat nelayan agar lebih sejahtera.
"Nelayan bisa menghemat biaya produksi dari Rp30 ribu hingga Rp50 ribu dengan beralih ke LPG," pungkas Jonan.
(zik)