Lapisan Batu Bata Kuno Ditemukan di Bawah Kota Lama
A
A
A
SEMARANG - Lapisan batu bata kuno ditemukan di sepanjang Jalan Glatik Kota Lama, Semarang. Adanya lapisan batu bata kuno itu diketahui saat proses penggalian pembuatan saluran drainase di tempat tersebut.
Temuan batu bata kuno tersebut mengundang perhatian dari kalangan pemerhati sejarah di Kota Semarang, dan merekomendasikan untuk dilakukan penelitian lebih jauh untuk mengetahui, lapisan batu bata kuno tersebut.
Widianto pelaksana proyek pembangunan drainase di Jalan Glatik mengaku, temuan adanya lapisan batu bata kuno tersebut berada di kedalaman kurang lebih 75 cm-100 cm.
Dia mengungkapkan lapisan batu bata tersebut terlihat memanjang searah dengan jalan Glatik.
Batu Batanya berukuran cukup besar dan tertata rapi seperti penataan paving untuk jalan. Sayang, waktu dilihat kemarin sisa galian terendam air hujan, sehingga lapisan batu bata kuno tidak terlihat.
"Pembangunan drainase di Jalan Glatik sepanjang 85 meter, dan sekarang baru dapat 12 meter," katanya.
Dikatakannya, meski saat ditemukan lapisan batu bata kuno, namun pihaknya tetap melakukan pekerjaan penggalian. Penggalian dilakukan sedalam 90 cm."Penggalian tetap berjalan karena tidak ada perintah apa-apa," imbuhnya.
Penggalian saluran drainase tersebut sudah dilakukan sejak seminggu terakhir. Meski sudah seminggu namun pengerjaan baru mencapai 12 meter. hal itu kata dia karena lapisan tanahnya cukup keras.
"Lapisannya atas itu aspal baru, lapisan kedua aspal kuno yang sangat keras, kita sampai harus ganti alat berat untuk melakukan pekerjaan ini, baru lapisan ketiga tanah dan di bawahnya baru lapisan bata kuno," jelasnya.
Pemerhati sejarah Kota Semarang Rukardi mengaku, sudah mendatangi lokasi dan benar adanya ditemukan adanya lapisan bata kuno di bawah Jalan Glatik. Menurut dia, perlu adanya penelitian lebih jauh dari arkeolog untuk memastikan apakah lapisan bata kuno itu jalan atau justru bangunan kuno yang terpendam.
"Apakah lapisan batu bata kuno itu merupakan konstruksi jalan pertama di Kota Lama Ataukah masih terdapat lapisan jalan lebih tua lagi di bawahnya perlu penelitian lebih lanjut dari arkeolog," katanya.
Kota lama yang sekarang kata dia, adalah pengembangan dari Kota lama terdahulu yakni berupa benteng kecil di dekat Jembatan Berok, dan Belanda memperluas ke arah timur seperti yang sekarang ini.
"Saya dengar dari BPK2L (Badan Pengelola Kawasan Kota Lama) sudah merekomendasikan untuk didampingi arkeolog," imbuhnya.
Terpisah Wakil Wali Kota Semarang yang juga Ketua BPK2L mengatakan, pihaknya akan melakukan penelitian lebih jauh untuk mengetahui apa sebenarnya lapisan batu bata kuno tersebut.
"Rencana Kamis 28 September akan kita rakorkan. Dan rencana akan minta pendampingan dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB). Untuk penghentian penggalian, kita akan koordinasikan dulu," tandasnya.
Temuan batu bata kuno tersebut mengundang perhatian dari kalangan pemerhati sejarah di Kota Semarang, dan merekomendasikan untuk dilakukan penelitian lebih jauh untuk mengetahui, lapisan batu bata kuno tersebut.
Widianto pelaksana proyek pembangunan drainase di Jalan Glatik mengaku, temuan adanya lapisan batu bata kuno tersebut berada di kedalaman kurang lebih 75 cm-100 cm.
Dia mengungkapkan lapisan batu bata tersebut terlihat memanjang searah dengan jalan Glatik.
Batu Batanya berukuran cukup besar dan tertata rapi seperti penataan paving untuk jalan. Sayang, waktu dilihat kemarin sisa galian terendam air hujan, sehingga lapisan batu bata kuno tidak terlihat.
"Pembangunan drainase di Jalan Glatik sepanjang 85 meter, dan sekarang baru dapat 12 meter," katanya.
Dikatakannya, meski saat ditemukan lapisan batu bata kuno, namun pihaknya tetap melakukan pekerjaan penggalian. Penggalian dilakukan sedalam 90 cm."Penggalian tetap berjalan karena tidak ada perintah apa-apa," imbuhnya.
Penggalian saluran drainase tersebut sudah dilakukan sejak seminggu terakhir. Meski sudah seminggu namun pengerjaan baru mencapai 12 meter. hal itu kata dia karena lapisan tanahnya cukup keras.
"Lapisannya atas itu aspal baru, lapisan kedua aspal kuno yang sangat keras, kita sampai harus ganti alat berat untuk melakukan pekerjaan ini, baru lapisan ketiga tanah dan di bawahnya baru lapisan bata kuno," jelasnya.
Pemerhati sejarah Kota Semarang Rukardi mengaku, sudah mendatangi lokasi dan benar adanya ditemukan adanya lapisan bata kuno di bawah Jalan Glatik. Menurut dia, perlu adanya penelitian lebih jauh dari arkeolog untuk memastikan apakah lapisan bata kuno itu jalan atau justru bangunan kuno yang terpendam.
"Apakah lapisan batu bata kuno itu merupakan konstruksi jalan pertama di Kota Lama Ataukah masih terdapat lapisan jalan lebih tua lagi di bawahnya perlu penelitian lebih lanjut dari arkeolog," katanya.
Kota lama yang sekarang kata dia, adalah pengembangan dari Kota lama terdahulu yakni berupa benteng kecil di dekat Jembatan Berok, dan Belanda memperluas ke arah timur seperti yang sekarang ini.
"Saya dengar dari BPK2L (Badan Pengelola Kawasan Kota Lama) sudah merekomendasikan untuk didampingi arkeolog," imbuhnya.
Terpisah Wakil Wali Kota Semarang yang juga Ketua BPK2L mengatakan, pihaknya akan melakukan penelitian lebih jauh untuk mengetahui apa sebenarnya lapisan batu bata kuno tersebut.
"Rencana Kamis 28 September akan kita rakorkan. Dan rencana akan minta pendampingan dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB). Untuk penghentian penggalian, kita akan koordinasikan dulu," tandasnya.
(sms)