Jurnalis Ajak Mahasiswa dan Masyarakat Perangi Hoax
A
A
A
SEMARANG - Maraknya penyebaran berita hoax membuat prihatin kalangan jurnalis. Mereka berharap masyarakat termasuk para mahasiswa terlibat memerangi berita-berita hoax agar tidak semakin menyebar secara liar.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah Amir Machmud mengatakan, generasi milenial saat ini lebih fasih teknologi dan kuat di dalam egosentrisme. "Oleh sebab itu, kami berharap masyarakat terutama generasi muda harus pandai-pandai menyaring informasi ataupun berita-berita bernuansa provokatif, pornografi, dan lain sebagainya," kata Amir Machmud kepada SINDOnews, Senin (25/9/2017).
Menurut dia, merebaknya berita-berita hoax tak lepas dari perkembangan teknologi di era globalisasi. Pihaknya juga mendorong media dalam pemberitaannya lebih membangun logika, bukan opini. Karena, peran media bisa dilihat bagaimana menguatkan mindset kebangsaan yakni menjaga persatuan dan kesatuan. "Salah satu upaya menjauhkan dari budaya hoax, PWI melakukan literasi digital," kata Amir.
Ketua Kelompok Diskusi Wartawan (KDW) Jateng Rita Hidayati mengajak pers mahasiswa ikut berperan aktif dalam menangkal penyebaran berita-berita hoax yang semakin hari berkembang liar. Sebab itu, pihaknya mengundang para mahasiswa yang terlibat pengelolaan media di lingkungan kampus terlibat dalam Focus Group Discussion "Peran Pers Merajut Kebangsaan Indonesia Menghadapi Tantangan Global Ideologi" di Gedung Pers, Semarang, Sabtu (23/9/217) lalu.
"Kami berharap kegiatan tersebut bisa bermanfaat positif bagi pers mahasiswa. Tentunya lewat FGD ini, bisa meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa dalam mengelola media kampus secara sehat dan mencerdaskan," harapannya.
Selain Ketua PWI Jateng, FGD juga menghadirkan wartawan senior Soetjipto serta tokoh pers mahasiswa di era pergerakan Angkatan 66, Asmah Soetrisno, dan mantan Dandim 0733/BS Semarang Nugroho Sulistyo Budi.
Mereka menekankan agar pers harus lebih tanggap menyikapi persoalan-persoalan yang muncul, salah satunya penyebaran berita hoax, dengan mengedepankan kepentingan bangsa.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah Amir Machmud mengatakan, generasi milenial saat ini lebih fasih teknologi dan kuat di dalam egosentrisme. "Oleh sebab itu, kami berharap masyarakat terutama generasi muda harus pandai-pandai menyaring informasi ataupun berita-berita bernuansa provokatif, pornografi, dan lain sebagainya," kata Amir Machmud kepada SINDOnews, Senin (25/9/2017).
Menurut dia, merebaknya berita-berita hoax tak lepas dari perkembangan teknologi di era globalisasi. Pihaknya juga mendorong media dalam pemberitaannya lebih membangun logika, bukan opini. Karena, peran media bisa dilihat bagaimana menguatkan mindset kebangsaan yakni menjaga persatuan dan kesatuan. "Salah satu upaya menjauhkan dari budaya hoax, PWI melakukan literasi digital," kata Amir.
Ketua Kelompok Diskusi Wartawan (KDW) Jateng Rita Hidayati mengajak pers mahasiswa ikut berperan aktif dalam menangkal penyebaran berita-berita hoax yang semakin hari berkembang liar. Sebab itu, pihaknya mengundang para mahasiswa yang terlibat pengelolaan media di lingkungan kampus terlibat dalam Focus Group Discussion "Peran Pers Merajut Kebangsaan Indonesia Menghadapi Tantangan Global Ideologi" di Gedung Pers, Semarang, Sabtu (23/9/217) lalu.
"Kami berharap kegiatan tersebut bisa bermanfaat positif bagi pers mahasiswa. Tentunya lewat FGD ini, bisa meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa dalam mengelola media kampus secara sehat dan mencerdaskan," harapannya.
Selain Ketua PWI Jateng, FGD juga menghadirkan wartawan senior Soetjipto serta tokoh pers mahasiswa di era pergerakan Angkatan 66, Asmah Soetrisno, dan mantan Dandim 0733/BS Semarang Nugroho Sulistyo Budi.
Mereka menekankan agar pers harus lebih tanggap menyikapi persoalan-persoalan yang muncul, salah satunya penyebaran berita hoax, dengan mengedepankan kepentingan bangsa.
(zik)