Tak Miliki Biaya Pengobatan, RSJ di Lampung Tolak Pasien Sakit Jiwa
A
A
A
LAMPUNG - Depresi ditinggal pergi oleh istri serta anaknya ,Suwarsono, warga Bulu Rejo,RT 01, RW 02, Kecamatan Gading Rejo, Kabupaten Pringsewu ,terpaksa dirantai. Hal tersebut dilakukan guna menghindari amukan yang sering terjadi, terutama kepada keluarganya.
"Ibu kandunya sendiri saja pernah di pukul menggunakan kayu balok hingga pingsan," kata Suwardi, kakak kandung Suwarno yang setiap hari merawat dan memberikan kebutuhan makan adiknya di rumahnya, Sabtu (23/9/2017).
Suwardi mengaku kasian melihat kondisi adik kandungnya yang harus dirantai di tiang dalam rumah. Menurutnya, kondisi kemiskinan yang menerpa keluarga menjadi halangan utama kesembuhan adiknya yang sudah dua tahu terpasung di dalam rumah.
Ditambah lagi, sang istri serta anak semata wayangnya juga pergi dari kehidupan adiknya. Kondisi ini menambah depresi Suwarsono yang sering di sapa Bawo, semakin parah.
Meskipun Suwarno kondisi kejiwaanya terganggu, tapi setiap ada keluarga atau tetangga yang menyebut nama istri dan anaknya, dia akan tersenyum seakan masih menginggat keluarganya.
Alasan keterbatasan ekonomi, dalam keseharian, pihak keluarga hanya memberikan makanan seadanya. "Yang penting bisa sama-sama makan dan saling menjaga. satu keluarga harus saling membantu," terangnya.
Suwardi juga menjelaskan, adiknya pernah ditangani dokter karena syarafnya kejepit sehingga harus ada penanganan khusus. Namun, karena kondisinya ekonomi keluarga yang terbatas, perawatan pun tidak bisa lanjut.
Selain itu, adiknya juga sudah pernah dibawa ke rumah sakit jiwa di Bandar Lampung. Namun, dengan alasan kamar penuh, rumah sakit jiwa itu menolak dan menyuruh ke rumah sakit jiwa lainnya. "Karena kami memang tidak memiliki biaya makanya selalu ditolak, terpaksa kami bawa pulang lagi dan di rawat oleh keluarga," ungkapnya.
Saat ini, adiknya hanya mengandalkan pengobatan rawat jalan serta pengobatan alternatif lainnya. Dia berharap, adiknya bisa segera pulih dan normal kembali seperti semula. "Kami juga berharap Pemerintah Kabupaten Pringsewu dengan dinas terkait yaitu dinas sosial bisa membantu, minimal memberikan keringan biaya pengobatan adiknya," harapnya.
"Ibu kandunya sendiri saja pernah di pukul menggunakan kayu balok hingga pingsan," kata Suwardi, kakak kandung Suwarno yang setiap hari merawat dan memberikan kebutuhan makan adiknya di rumahnya, Sabtu (23/9/2017).
Suwardi mengaku kasian melihat kondisi adik kandungnya yang harus dirantai di tiang dalam rumah. Menurutnya, kondisi kemiskinan yang menerpa keluarga menjadi halangan utama kesembuhan adiknya yang sudah dua tahu terpasung di dalam rumah.
Ditambah lagi, sang istri serta anak semata wayangnya juga pergi dari kehidupan adiknya. Kondisi ini menambah depresi Suwarsono yang sering di sapa Bawo, semakin parah.
Meskipun Suwarno kondisi kejiwaanya terganggu, tapi setiap ada keluarga atau tetangga yang menyebut nama istri dan anaknya, dia akan tersenyum seakan masih menginggat keluarganya.
Alasan keterbatasan ekonomi, dalam keseharian, pihak keluarga hanya memberikan makanan seadanya. "Yang penting bisa sama-sama makan dan saling menjaga. satu keluarga harus saling membantu," terangnya.
Suwardi juga menjelaskan, adiknya pernah ditangani dokter karena syarafnya kejepit sehingga harus ada penanganan khusus. Namun, karena kondisinya ekonomi keluarga yang terbatas, perawatan pun tidak bisa lanjut.
Selain itu, adiknya juga sudah pernah dibawa ke rumah sakit jiwa di Bandar Lampung. Namun, dengan alasan kamar penuh, rumah sakit jiwa itu menolak dan menyuruh ke rumah sakit jiwa lainnya. "Karena kami memang tidak memiliki biaya makanya selalu ditolak, terpaksa kami bawa pulang lagi dan di rawat oleh keluarga," ungkapnya.
Saat ini, adiknya hanya mengandalkan pengobatan rawat jalan serta pengobatan alternatif lainnya. Dia berharap, adiknya bisa segera pulih dan normal kembali seperti semula. "Kami juga berharap Pemerintah Kabupaten Pringsewu dengan dinas terkait yaitu dinas sosial bisa membantu, minimal memberikan keringan biaya pengobatan adiknya," harapnya.
(pur)