Petugas PLN Gadungan Satroni Rumah Nenek Isdijati, Rp5,9 Juta Raib
A
A
A
SALATIGA - Empat orang kawanan pencuri yang mengaku sebagai petugas PLN menyatroni rumah Isdijati (89) di Jalan Veteran, Salatiga, Jawa Tengah. Mereka berhasil menggasak harta nenek tersebut dengan nilai sekitar Rp5,9 juta.
Kasus pencurian ini telah dilaporkan ke Polsek Argomulyo, Polres Salatiga dan dalam proses penyelidikan. Hingga Jumat (22/9/2017), polisi masih memintai keterangan sejumlah saksi, termasuk berkoordinasi dengan pihak PT PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY Unit Layanan Salatiga untuk mengungkap kasus ini dan menangkap kawanan pencuri itu.
Kepala Subbagian Humas Polres Salatiga AKP I Nyoman Swasma mengatakan, kasus pencurian ini terjadi Kamis, 21 Sptember 2017 petang. Saat itu, korban sedang sendirian di rumah. Sekitar pukul 17.00 WIB, datang empat orang yang terdiri dari tiga perempuan dan seorang laki-laki. Mereka mengaku petugas PLN dan berniat memeriksa listrik di rumah korban.
“Modusnya mengaku sebagai petugas PLN yang bertugas melakukan perbaikan listrik. Selanjutnya, dua pelaku perempuan minta izin kepada korban untuk ke masuk ke dalam rumah. Sementara dua pelaku lainnya mengalihkan perhatian korban dengan cara ngajak ngobrol,” kata I Nyoman Swasma, Jumat (22/9/2017).
Setelah diizinkan masuk ke dalam rumah, dua pelaku langsung mengacak-acak kamar dan menemukan uang tunai senilai Rp4,7 juta dan gelang emas. Setelah menggasak harta korban, mereka langsung pamit dan kabur.
Selanjutnya, korban masuk ke rumah dan terkejut melihat kamar dan ruang lain acak-acakan. Setelah diperiksa, ternyata uang tunai dan perhiasan emas yang disimpan di dalam almari raib.
Kamis (21/9/2017) malam, korban melapor ke Polsek Argomulyo. Polisi langsung mendatangi lokasi kejadian untuk olah tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan penyelidikan. “Mudah-mudahan pelakunya bisa cepat tertangkap,” ujarnya.
Dia mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada. Jangan mudah percaya dengan tamu tidak dikenal yang bertandang ke rumah. “Waspadai aksi pencurian dengan modus mengaku petugas PLN, PDAM yang memeriksa meteran, pengemis atau pemulung, bahkan mengaku dari LSM atau ponpes yang minta sumbangan. Jangan lekas percaya dengan identitas atau surat tugas karena bisa saja palsu,” tandasnya.
Kasus pencurian ini telah dilaporkan ke Polsek Argomulyo, Polres Salatiga dan dalam proses penyelidikan. Hingga Jumat (22/9/2017), polisi masih memintai keterangan sejumlah saksi, termasuk berkoordinasi dengan pihak PT PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY Unit Layanan Salatiga untuk mengungkap kasus ini dan menangkap kawanan pencuri itu.
Kepala Subbagian Humas Polres Salatiga AKP I Nyoman Swasma mengatakan, kasus pencurian ini terjadi Kamis, 21 Sptember 2017 petang. Saat itu, korban sedang sendirian di rumah. Sekitar pukul 17.00 WIB, datang empat orang yang terdiri dari tiga perempuan dan seorang laki-laki. Mereka mengaku petugas PLN dan berniat memeriksa listrik di rumah korban.
“Modusnya mengaku sebagai petugas PLN yang bertugas melakukan perbaikan listrik. Selanjutnya, dua pelaku perempuan minta izin kepada korban untuk ke masuk ke dalam rumah. Sementara dua pelaku lainnya mengalihkan perhatian korban dengan cara ngajak ngobrol,” kata I Nyoman Swasma, Jumat (22/9/2017).
Setelah diizinkan masuk ke dalam rumah, dua pelaku langsung mengacak-acak kamar dan menemukan uang tunai senilai Rp4,7 juta dan gelang emas. Setelah menggasak harta korban, mereka langsung pamit dan kabur.
Selanjutnya, korban masuk ke rumah dan terkejut melihat kamar dan ruang lain acak-acakan. Setelah diperiksa, ternyata uang tunai dan perhiasan emas yang disimpan di dalam almari raib.
Kamis (21/9/2017) malam, korban melapor ke Polsek Argomulyo. Polisi langsung mendatangi lokasi kejadian untuk olah tempat kejadian perkara (TKP) dan melakukan penyelidikan. “Mudah-mudahan pelakunya bisa cepat tertangkap,” ujarnya.
Dia mengimbau kepada masyarakat untuk selalu waspada. Jangan mudah percaya dengan tamu tidak dikenal yang bertandang ke rumah. “Waspadai aksi pencurian dengan modus mengaku petugas PLN, PDAM yang memeriksa meteran, pengemis atau pemulung, bahkan mengaku dari LSM atau ponpes yang minta sumbangan. Jangan lekas percaya dengan identitas atau surat tugas karena bisa saja palsu,” tandasnya.
(mcm)