Di Banjarnegara, Kekeringan Jadi Berkah Bagi Petani Kangkung

Sabtu, 16 September 2017 - 16:40 WIB
Di Banjarnegara, Kekeringan...
Di Banjarnegara, Kekeringan Jadi Berkah Bagi Petani Kangkung
A A A
BANJARNEGARA - Kekeringan yang melanda sebagian besar daerah di Pulau Jawa telah membuat warga menderita akibat kurangnya air bersih dan saluran irigasi yang kering. Namun, di Banjarnegara, Jawa Tengah, kekeringan justru membawa berkah tersendiri bagi para petani kangkung musiman.

Mereka memanfaatkan sungai yang kering untuk menanam kangkung di musim kemarau ini. Hal ini sudah menjadi kebiasaan bagi warga Desa Susukan Banjarnegara untuk menjadi petani kangkung saat musim kemarau tiba.

Sungai yang biasanya dialiri air kini mongering. Warga memanfaatkannya dengan menanam ratusan bibit kangkung di tepian sungai. Sungai pun tampak menghijau seperti lautan kangkung.

Warga menanam bibit kangkung di area sungai yang masih teraliri air satu bulan dari waktu penanaman kangkung ini sudah bisa dipanen. Warga biasanya beramai-ramai memanen kangkung setiap pagi dan sore untuk dijual ke pasar.

Harga satu ikat kangkung Rp1.500 dalam satu hari warga mampu menjual hingga 50 ikat kangkung, baik ke pasar ataupun ke warung-warung.

“Air sungai kalau kemarau kan surut, tepian hingga tengah sungai kami manfaatkan untuk tanam kangkung karena kondisinya lembab dan basah. Kangkung di sini sangat cepat subur,” kata Inah, seorang petani kangkung.

Rata-rata setiap warga memiliki tiga hingga lima petak tanaman kangkung di sungai ini. Petakan-petakan lahan sayur kangkung milik warga biasasnya dibatasi dengan batu.

Profesi menjadi petani kangkung musiman ini dijalani warga sampai musim penghujan dating. Sebab, jika hujan turun, sungai kembali teraliri air dan ladang kangkung milik wargapun tak terlihat lagi.

Dari hasil kangkung musman ini rata-rata warga memperoleh keuntungan antara Rp20.000-Rp40.000 perhari.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7177 seconds (0.1#10.140)