BMKG Bandung Minta Masyarakat Waspadai Cuaca Buruk
A
A
A
BANDUNG - Peneliti Cuaca dan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung Muhamad Iid Mujtahiddin meminta masyarakat waspada terhadap potensi terjadinya cuaca buruk seperti hujan ekstrem, angin kencang, dan puting beliung. Masa transisi musim kemarau ke hujan diperkirakan terjadi September ini.
"Kami memperkirakan masa peralihan musim terjadi akhir September ini. Oktober dan November, Jawa Barat diperkirakan sudah mulai masuk musim penghujan," kata Iid kepada SINDOnews di Bandung, Jumat (8/9/2017).
Menurut dia, pada masa transisi, kecepatan angin bisa lebih dari 25 knot atau sekitar 48 km/jam. Dengan kecepatan angin seperti itu, pohon yang akarnya kurang kuat menopang dahan bisa tumbang atau roboh. Begitu juga bangunan yang kurang kokoh. Angin kencang bisa menyebabkan kerusakan bagian atap.
"Pohon yang sekiranya sudah lapuk atau tua agar diperiksa, mengantisipasi terjadinya pohon tumbang. Instansi terkait mungkin dari sekarang bisa melakukan pengecekan. Masyarakat juga harus mulai menjaga lingkungan, membersihkan sampah agar saluran air tidak tersendat," beber dia.
Tak hanya angin kencang, masa transisi pun memicu terjadinya hujan dengan intensitas tinggi di beberapa wilayah. Daerah dengan potensi bencana longsor dan pergerakan tanah, diminta waspada. Hujan lebat akan membuat tanah mudah bergerak. Daerah dengan potensi terjadinya banjir diminta mulai waspada.
Saat ini, sebagian besar Pulau Jawa atau sekitar 86% sedang mengalami puncak musim kemarau. Sementara, 14% masih banyak terjadi hujan. Namun, kondisi iklim tahun ini diperkirakan normal. Kondisi El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dalam posisi netral dengan indeks -0,2, tidak El Nino maupun tidak La Nina.
"Kami memperkirakan masa peralihan musim terjadi akhir September ini. Oktober dan November, Jawa Barat diperkirakan sudah mulai masuk musim penghujan," kata Iid kepada SINDOnews di Bandung, Jumat (8/9/2017).
Menurut dia, pada masa transisi, kecepatan angin bisa lebih dari 25 knot atau sekitar 48 km/jam. Dengan kecepatan angin seperti itu, pohon yang akarnya kurang kuat menopang dahan bisa tumbang atau roboh. Begitu juga bangunan yang kurang kokoh. Angin kencang bisa menyebabkan kerusakan bagian atap.
"Pohon yang sekiranya sudah lapuk atau tua agar diperiksa, mengantisipasi terjadinya pohon tumbang. Instansi terkait mungkin dari sekarang bisa melakukan pengecekan. Masyarakat juga harus mulai menjaga lingkungan, membersihkan sampah agar saluran air tidak tersendat," beber dia.
Tak hanya angin kencang, masa transisi pun memicu terjadinya hujan dengan intensitas tinggi di beberapa wilayah. Daerah dengan potensi bencana longsor dan pergerakan tanah, diminta waspada. Hujan lebat akan membuat tanah mudah bergerak. Daerah dengan potensi terjadinya banjir diminta mulai waspada.
Saat ini, sebagian besar Pulau Jawa atau sekitar 86% sedang mengalami puncak musim kemarau. Sementara, 14% masih banyak terjadi hujan. Namun, kondisi iklim tahun ini diperkirakan normal. Kondisi El Nino-Southern Oscillation (ENSO) dalam posisi netral dengan indeks -0,2, tidak El Nino maupun tidak La Nina.
(zik)