Proyek Waduk di Bandar Seri Bentan Diberi Nama Waduk Hulu Bintan
A
A
A
BANDAR SERI BENTAN - Proyek pembangunan waduk Cina Mati di pusat pemerintahan Bandar Seri Bentan diganti nama menjadi proyek waduk Hulu Bintan. Penggantian nama proyek ini dikarenakan nama Cina Mati menyebut etnis tertentu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bintan Juni Rianto, mengatakan, perubahan nama tersebut atas usulan DPRD Bintan yang meminta agar nama proyeknya diubah. “Karena menyebut nama etnis tertentu, jadi diubah menjadi proyek pembangunan embung air baku Hulu Bintan (tahap I),” kata Juni di Bandar Seri Bentan, Jumat (8/9/2017).
Perubahan nama menjadi proyek Hulu Bintan ini, kata Juni, juga atas persetujuan DPRD Bintan, dengan lebih menonjolkan nama Bintan sebagai nama daerah. Sedangkan penyebutan hulu lebih menunjuk posisi bagian atas dari sungai.
Untuk pembangunan embung air baku Hulu Bintan tahap I ini, kata Juni, terjadi perubahan anggaran, yang semulanya Rp25 miliar, karena defisit menjadi hanya Rp13,6 miliar. “Kontraktor pelaksananya PT Laut China Selatan, konsultan supervisi PT Tegallega Jaya, dengan dana APBN 2017 selama 210 hari kalender,” tambahnya.
Tahap kedua nanti, lanjut Juni, juga terjadi perubahan jumlah anggaran. Awalnya Rp30 miliar untuk pembangunan waduk, dan Rp20 miliar untuk sarana prasarana pengolahan dan laboratorium, menjadi Rp90 miliar untuk keduanya, yaitu lahan dan sarana pengolahan juga laboratorium. “Tetapi Rp90 miliar ini belum ditetapkan, masih dalam pengajuan,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bintan Juni Rianto, mengatakan, perubahan nama tersebut atas usulan DPRD Bintan yang meminta agar nama proyeknya diubah. “Karena menyebut nama etnis tertentu, jadi diubah menjadi proyek pembangunan embung air baku Hulu Bintan (tahap I),” kata Juni di Bandar Seri Bentan, Jumat (8/9/2017).
Perubahan nama menjadi proyek Hulu Bintan ini, kata Juni, juga atas persetujuan DPRD Bintan, dengan lebih menonjolkan nama Bintan sebagai nama daerah. Sedangkan penyebutan hulu lebih menunjuk posisi bagian atas dari sungai.
Untuk pembangunan embung air baku Hulu Bintan tahap I ini, kata Juni, terjadi perubahan anggaran, yang semulanya Rp25 miliar, karena defisit menjadi hanya Rp13,6 miliar. “Kontraktor pelaksananya PT Laut China Selatan, konsultan supervisi PT Tegallega Jaya, dengan dana APBN 2017 selama 210 hari kalender,” tambahnya.
Tahap kedua nanti, lanjut Juni, juga terjadi perubahan jumlah anggaran. Awalnya Rp30 miliar untuk pembangunan waduk, dan Rp20 miliar untuk sarana prasarana pengolahan dan laboratorium, menjadi Rp90 miliar untuk keduanya, yaitu lahan dan sarana pengolahan juga laboratorium. “Tetapi Rp90 miliar ini belum ditetapkan, masih dalam pengajuan,” ungkapnya.
(wib)