Botol Pemanas Air bagi Traveler Antar UII Juara Umum Pimnas 2017

Jum'at, 08 September 2017 - 14:44 WIB
Botol Pemanas Air bagi Traveler Antar UII Juara Umum Pimnas 2017
Botol Pemanas Air bagi Traveler Antar UII Juara Umum Pimnas 2017
A A A
YOGYAKARTA - Berawal saat kesulitan air panas untuk membuat minuman penghangat tubuh kala mendaki gunung, mahasiswa Teknik Industri Universitas Islam Indonesia Muhammad Iqbal Sabit mengajak empat kawannya berinovasi membuat botol pemanas air, yang diberi nama Eshotics (Electronic Shake Bottle Heater Induction Electromagnetic System). Hasilnya, dengan botol itu, air cepat mendidih dan panas dalam waktu yang tidak terlalu lama yaitu hanya tujuh menit.

Inovasi yang dilakukan Iqbal bersama empat temannya dari Teknik Elektro UII yakni Rahmawati Fanansyah Putri, David Arohman, Nuraditya Ahmad, serta Hasyim Abdullah ini berhasil mengantarkan mereka meraih medali emas dan perunggu dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-30 di Universitas Islam Makassar (UIM), 23-27 Agustus 2017.

Medali emas diperoleh untuk kategori poster dan perunggu di kategori presentasi. Atas prestasi itu, UII berhasil menjadi juara umum untuk perguruan tinggi swasta (PTS) se-Indonesia.

Ketua Tim Eshotics UII Muhammmad Iqbal Sabit mengatakan, ide pembuatan botol pemanas ini berawal dari pengalaman pribadi saat mendaki gunung. Kala itu, dia kesulitan air panas untuk menghangatkan tubuh, mengingat kondisi gunung yang dingin. Untuk mengatasi ini, kemudian berinisiatif mencari solusi, yaitu membuat alat untuk memanaskan air dalam waktu yang cepat.

Berbekal pengetahuan saat di bangku sekolah yaitu induksi elektromagnetik yang mampu menghasilkan listrik, dia mulai melakukan penelitian bersama tim untuk menciptakan produk Eshotics.

"Untuk penelitian ini, kami membuat proposal ke Kemenristekdikti tentang botol air panas Eshotics. Proposal kami bukan hanya disetujui namun juga lolos Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan berhak ikut PIMNAS di Makassar," kata Iqbal, Jumat (8/9/2017).

Tim selanjutnya melakukan riset dan percobaan untuk membuat Eshotics. Kegiatan itu dilakukan sejak Januari hingga menjelang Agustus atau menjelang pelaksanaan Pimnas. Meski begitu, inovasi tersebut tidak langsung jadi, tetapi mengalami beberapa kegagalan dan perlu penyempurnaan lebih lanjut.

"Berbagai kegagalan inilah yang membuat dana dari Kemenristekdikti semakin menipis. Padahal, proyek belum jadi. Beruntung kampus mau memberikan dana untuk kelanjutan penelitian ini dan akhirnya berhasil membuat Eshotics," kata mahasiswa TI UII angkatan 2015 ini.

Eshotics memakai bahan dasar stainless steel 0,6 berstandar foodgrade yang dibuat botol berukuran 600 ml. Sedangkan cara kerjanya ketika pengguna mengguncangkan botol maka akan menggerakkan magnet di dalam kumparan tembaga yang telah terpasang dalam botol. Proses tersebut akan menimbulkan induksi elektromagnetik dan menghasilkan tegangan.

Tegangan tersebut akan masuk ke dalam rangkaian elektronika yang telah dirancang dan disesuaikan sehingga tegangan itu berakhir pada komponen pemanas. "Komponen pemanas inilah yang akan menghasilkan panas dari hasil inputan tegangan dari sebuah baterai yang terisi atau mendapat inputan dari tegangan yang dihasilkan oleh induksi elektromagnetik tersebut."

Anggota Tim Eshotics lainnya, Rahmawati Fanansyah Putri menambahkan, meski botol pemanas ini sudah menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan air panas saat di perjalanan, produk ini masih terdapat kekurangan. Perlu pengembangan lebih lanjut dan menjadi produk yang sempurna serta siap dikomersialkan. "Jika nanti dipasarkan, Eshotics ini harganya di kisaran Rp500 ribu."

Wakil Rektor III UII Agus Taufiq mengatakan, prestasi mahasiswa UII dalam Pimnas tahun ini diharapkan mampu terus mendorong minat dan semangat mahasiswa UII lainnya untuk melakukan inovasi di bidang lain. Sehingga, pada Pimnas tahun depan, bisa lebih banyak meraih medali.

"Karena itu, guna meningkatkan prestasi di bidang PKM ini, UII telah menyiapkan beberapa program unggulan, di antaranya, workshop PKM, PKM Corner, pemberian insentif PKM, dan konversi prestasi PKM ke poin SKS Akademik."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5341 seconds (0.1#10.140)