Kutuk Tragedi Rohingya, Adara Relief Geruduk Kedubes Myanmar
![Kutuk Tragedi Rohingya,...](https://a-cdn.sindonews.net/dyn/732/content/2017/09/05/170/1236959/kutuk-tragedi-rohingya-adara-relief-geruduk-kedubes-myanmar-Iau-thumb.jpg)
Kutuk Tragedi Rohingya, Adara Relief Geruduk Kedubes Myanmar
A
A
A
JAKARTA - Aksi mengecam tindakan Pemerintah Myanmar terhadap muslim Rohingya terus berdatangan. Aksi pembunuhan massal terhadap muslim Rohingya dinilai sudah sangat keterlaluan.
Rencananya hari ini (6/9/2017) ribuan umat muslim akan turun ke jalan menggelar unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Myanmar di Jalan KH Aghus Salim 109, Menteng, Jakarta Pusat, untuk mengutuk kekejaman yang telah dilakukan Myanmar. Salah satu peserta yang turut serta dalam demo tersebut adalah lembaga sosial kemasyarakatan, Adara Relief International.
"Umat Islam dimanapun berada harus bersatu. Negara-negara Timur Tengah harus bersatu untuk segera merespons dan membantu warga muslim Rohingya yang lemah dan tertindas. Kita bisa bantu dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing elemen umat," ujar Ketua Adara Relief International Nurjanah Hulwani dalam keterangan resminya< Selasa (5/9/2017).
Ia menyayangkan sikap Aung San Suu Kyi, seorang perempuan pemimpin Myanmar yang secara de facto mendapat hadiah nobel perdamaian, seperti sudah kehilangan hati nurani dan perasaan keperempuanannya. (Baca: Besok Kedubes Myanmar Akan Didemo Ribuan Orang)
"Dalam waktu sepekan dia membiarkan anak buahnya melakukan pembantaian sadis terhadap warga sipil Rohingya. Atas dasar kemanusian, semestinya dunia tidak boleh tinggal diam, bahkan wajib menghentikan kebiadaban pemerintah dan militer Myanmar," ucapnya.
Saat ini yang sangat dibutuhkan Rohingya, lanjut dia, selain materi adalah bantuan politik. Mereka bisa saja diberi bantuan makan atau pakaian tapi jiwa mereka senantiasa terancam.
"Bagi yang sedang memegang amanah kekuasaan bisa membantu lewat jalur politik. Yang punya kelebihan harta membantu dengan harta dan tentunya bantuan doa yang tiada henti," tandasnya.
Humas Adara Relief International, Anggraini, menambahkan, pihaknya sudah bekerjasama dengan ormas Salimah (Persaudaraan Muslimah) se Indonesia untuk menggalang dana. "Jadi kami bantu sosialisasinya, donasi dikumpulkan di rekening Salimah," pungkasnya.
Rencananya hari ini (6/9/2017) ribuan umat muslim akan turun ke jalan menggelar unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Myanmar di Jalan KH Aghus Salim 109, Menteng, Jakarta Pusat, untuk mengutuk kekejaman yang telah dilakukan Myanmar. Salah satu peserta yang turut serta dalam demo tersebut adalah lembaga sosial kemasyarakatan, Adara Relief International.
"Umat Islam dimanapun berada harus bersatu. Negara-negara Timur Tengah harus bersatu untuk segera merespons dan membantu warga muslim Rohingya yang lemah dan tertindas. Kita bisa bantu dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing elemen umat," ujar Ketua Adara Relief International Nurjanah Hulwani dalam keterangan resminya< Selasa (5/9/2017).
Ia menyayangkan sikap Aung San Suu Kyi, seorang perempuan pemimpin Myanmar yang secara de facto mendapat hadiah nobel perdamaian, seperti sudah kehilangan hati nurani dan perasaan keperempuanannya. (Baca: Besok Kedubes Myanmar Akan Didemo Ribuan Orang)
"Dalam waktu sepekan dia membiarkan anak buahnya melakukan pembantaian sadis terhadap warga sipil Rohingya. Atas dasar kemanusian, semestinya dunia tidak boleh tinggal diam, bahkan wajib menghentikan kebiadaban pemerintah dan militer Myanmar," ucapnya.
Saat ini yang sangat dibutuhkan Rohingya, lanjut dia, selain materi adalah bantuan politik. Mereka bisa saja diberi bantuan makan atau pakaian tapi jiwa mereka senantiasa terancam.
"Bagi yang sedang memegang amanah kekuasaan bisa membantu lewat jalur politik. Yang punya kelebihan harta membantu dengan harta dan tentunya bantuan doa yang tiada henti," tandasnya.
Humas Adara Relief International, Anggraini, menambahkan, pihaknya sudah bekerjasama dengan ormas Salimah (Persaudaraan Muslimah) se Indonesia untuk menggalang dana. "Jadi kami bantu sosialisasinya, donasi dikumpulkan di rekening Salimah," pungkasnya.
(thm)