Uniknya Tradisi Pembagian Daging Kurban di Agam, Sumatera Barat
A
A
A
AGAM - Di Kabupaten Agam, Sumatera Barat ada tradisi unik di setiap Perayaan Idul Adha, dimana pembagian daging kurban disini tidak mengunakan kupon, namun seluruh warga kebagian sama rata. Ratusan warga Perkampungan Jorong Aro Kandikia, Kenagarian Gaduik, Kecamatan Tilatang Kamang yang datang mengantre cukup membawa wadah seperti kantong plastik, ember, panci, daun pisang atau dengan tangan kosong.
Kebiasaan yang disebut warga dengan 'Tradisi Manampuang' ini telah dilakukan oleh masyarakat secara turun temurun dari zaman dahulu.
Terjalinnya silaturahmi dan kebersamaan saat lebaran membuat tradisi 'Manampuang' dipertahankan hingga saat ini.
Emilia akrab disapa emi salah seorang warga Aro Kandikia menyebutkan, daging apapun yang didapat tidak ada yang protes karena warga yakin mereka akan dapat sama banyak.
Menurut Emi, Tradisi Manampuang ini sudah ada sejak dulu kala sejak masih kecil hingga sudah beranak dua saat ini. Setiap tahunnya tiap lebaran Idul Adha Emi ikut mengantre Manampuang daging kurban.
Sementara panita mengaku selama ini tidak pernah ada kericuhan saat pembagian daging kurban semua yang datang dapat jatah daging kurban sama banyak.
Pada hari raya kurban Idul Adha 1438 Hijriyah kali ini sebanyak lima ekor sapi dan dua ekor kambing dikurbankan untuk dibagi-bagikan ke warga sekitar.
Hewan kurban sendiri berasal dari masyarakat Jorong Aro Kandikia baik yang di kampung maupun orang rantau yang melakukan kurban di kampung halaman.
Selain untuk menjaga warisan kebudayaan kegiatan seperti ini akan tetap dilaksanakan untuk menyemarakkan hari raya Idul Adha setiap tahunnya.
Warga juga menjadikan momen Manampuang sebagai media silaturrahmi yang mengandung nilai-nilai keagamaan dan kebersamaan dengan silsilah Adat Basandi Sarak - Sarak Basandi Kitabullah.
Kebiasaan yang disebut warga dengan 'Tradisi Manampuang' ini telah dilakukan oleh masyarakat secara turun temurun dari zaman dahulu.
Terjalinnya silaturahmi dan kebersamaan saat lebaran membuat tradisi 'Manampuang' dipertahankan hingga saat ini.
Emilia akrab disapa emi salah seorang warga Aro Kandikia menyebutkan, daging apapun yang didapat tidak ada yang protes karena warga yakin mereka akan dapat sama banyak.
Menurut Emi, Tradisi Manampuang ini sudah ada sejak dulu kala sejak masih kecil hingga sudah beranak dua saat ini. Setiap tahunnya tiap lebaran Idul Adha Emi ikut mengantre Manampuang daging kurban.
Sementara panita mengaku selama ini tidak pernah ada kericuhan saat pembagian daging kurban semua yang datang dapat jatah daging kurban sama banyak.
Pada hari raya kurban Idul Adha 1438 Hijriyah kali ini sebanyak lima ekor sapi dan dua ekor kambing dikurbankan untuk dibagi-bagikan ke warga sekitar.
Hewan kurban sendiri berasal dari masyarakat Jorong Aro Kandikia baik yang di kampung maupun orang rantau yang melakukan kurban di kampung halaman.
Selain untuk menjaga warisan kebudayaan kegiatan seperti ini akan tetap dilaksanakan untuk menyemarakkan hari raya Idul Adha setiap tahunnya.
Warga juga menjadikan momen Manampuang sebagai media silaturrahmi yang mengandung nilai-nilai keagamaan dan kebersamaan dengan silsilah Adat Basandi Sarak - Sarak Basandi Kitabullah.
(sms)