Emil Tidak Terima Komunikasi Politiknya Disebut Buruk
A
A
A
BANDUNG - Sejak 19 Maret 2017, Ridwan Kamil resmi didukung Partai Nasional Demokrat (NasDem) untuk menjadi calon gubernur Jawa Barat. Namun, hingga kini pria yang akrab disapa Emil itu belum memperoleh tambahan dukungan dari partai lain. Komunikasi politik Emil pun dicap buruk.
Seperti diketahui, Emil masih butuh 15 kursi DPRD Jawa Barat lagi agar bisa melenggang ke Pilgub Jabar 2018. Hal ini karena Partai NasDem hanya memiliki lima kursi di DPRD Jabar.
Menurut Emil, komunikasi politik yang dilakukan dengan sejumlah parpol untuk menyamakan kesepahamanan masih terus dilakukan. "Partai itu banyak sekali yang harus didatangi. Mulai DPP, DPD, ketua umumnya. Saya itu sudah 50 kali berkomunikasi dengan orang yang berbeda-beda. Jadi kalau dibilang tidak komunikasi, tidak betul," kata Emil seusai rapat kewilayahan bersama lurah dan camat untuk menghadapi Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan di Pendopo Bandung, Rabu (23/8/2017).
Menurut dia, komunikasi politik yang dilakukan selama ini memang menghasilkan ekspektasi yang berbeda-beda, ada yang terpenuhi ada yang tidak. Namun, dirinya akan memperbaiki dan menambah intensitas komunikasi politik dengan parpol lain yang memang dianggap masih kurang. "Kalau memang ada masukan saya akan terima. Tapi, kalau dibilang buruk, saya tidak terima," tegas dia.
Emil mengatakan, selama proses menuju Pilgub Jabar, pertemuan dengan parpol sudah dilakukan di tingkat pusat maupun provinsi. Komunikasi ini wajib dilakukan karena dia tidak punya partai.
"Minimal sudah 30 kali saya berkomunikasi. Jika ada yang belum, mungkin nanti saya akan tingkatkan lagi intensitas komunikasinya," tandas Emil.
Beberapa waktu lalu, DPD Partai Hanura Jawa Barat mengkritisi Ridwan Kamil yang dinilai lemah dalam berkomunikasi politik. Akibatnya, Hanura memilih berpikir ulang mengusung Ridwan Kamil ke Pilgub Jabar 2018.
Seperti diketahui, Emil masih butuh 15 kursi DPRD Jawa Barat lagi agar bisa melenggang ke Pilgub Jabar 2018. Hal ini karena Partai NasDem hanya memiliki lima kursi di DPRD Jabar.
Menurut Emil, komunikasi politik yang dilakukan dengan sejumlah parpol untuk menyamakan kesepahamanan masih terus dilakukan. "Partai itu banyak sekali yang harus didatangi. Mulai DPP, DPD, ketua umumnya. Saya itu sudah 50 kali berkomunikasi dengan orang yang berbeda-beda. Jadi kalau dibilang tidak komunikasi, tidak betul," kata Emil seusai rapat kewilayahan bersama lurah dan camat untuk menghadapi Karnaval Kemerdekaan Pesona Parahyangan di Pendopo Bandung, Rabu (23/8/2017).
Menurut dia, komunikasi politik yang dilakukan selama ini memang menghasilkan ekspektasi yang berbeda-beda, ada yang terpenuhi ada yang tidak. Namun, dirinya akan memperbaiki dan menambah intensitas komunikasi politik dengan parpol lain yang memang dianggap masih kurang. "Kalau memang ada masukan saya akan terima. Tapi, kalau dibilang buruk, saya tidak terima," tegas dia.
Emil mengatakan, selama proses menuju Pilgub Jabar, pertemuan dengan parpol sudah dilakukan di tingkat pusat maupun provinsi. Komunikasi ini wajib dilakukan karena dia tidak punya partai.
"Minimal sudah 30 kali saya berkomunikasi. Jika ada yang belum, mungkin nanti saya akan tingkatkan lagi intensitas komunikasinya," tandas Emil.
Beberapa waktu lalu, DPD Partai Hanura Jawa Barat mengkritisi Ridwan Kamil yang dinilai lemah dalam berkomunikasi politik. Akibatnya, Hanura memilih berpikir ulang mengusung Ridwan Kamil ke Pilgub Jabar 2018.
(zik)