Alhamdulillah, 50 Veteran di Surabaya Dapat Hadiah Rumah dari Pemkot
A
A
A
SURABAYA - Peringatan HUT ke-72 Kemerdekaan Indonesia kemarin menjadi berkah bagi 50 veteran di Kota Surabaya, Jawa Timur. Pada momen spesial ini, para mantan pejuang ini mendapat hadiah rumah dari Pemkot Surabaya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan, hadiah rumah itu diberikan karena ada banyak veteran perang di Surabaya yang tidak memiliki rumah. Sehingga pihaknya merasa perlu untuk membantu. “Kami sudah meminta pihak Korem untuk melakukan verifikasi, siapa veteran yang berhak atas rumah itu,” kata Risma di Balai Kota Surabaya (17/8/2017).
Humas Pemkot Surabaya, Muhammad Fikser menuturkan, hadiah rumah diberikan atas jara para veteran dalam meraih kemerdekaan. “Selain dicari yang paling sepuh, juga diprioritaskan veteran yang belum punya rumah. Pemberian rumah ini sudah kali ke sekian. Mudah-mudahan tahun depan bisa ditambah lagi,”katanya.
Tak hanya para veteran, pada peringatan HUT ke-72 Kemerdekaan Indonesia kemarin, Pemkot Surabaya meluncurka Kartu Pelajar Surabaya (KPS) bagi pelajar SD dan SMP di Surabaya. KPS ini diberikan untuk memberi kemudahan bagi para siswa untuk menikmati berbagai macam fasilitas yang ada di Kota Surabaya. Di antaranya adalah untuk memasuki ruangan Co-working Space dan kolam renang.
“Jadi, nantinya kolam renang itu akan benar-benar diperuntukan untuk pelajar di Surabaya. Caranya ya dengan menunjukkan Kartu Pelajar Surabaya ini,” kata Tri Rismaharini.
Kolam renang ini sedang dipersiapkan oleh Pemkot Surabaya dan akan disebar di beberapa titik. Menurut Wali Kota Surabaya, kolam renang ini akan dibagi menjadi dua tipe, yaitu kolam renang untuk anak kecil dan kolam renang aquatic seperti halnya olimpiade.
Lokasinya, kolam renang aquatic direncanakan akan dibangun di Balas Klumprik. Sedangkan kolam renang anak kecil akan tersebar di Selatan, Timur dan Utara Kota Surabaya.
Seperti diketahui, Kartu Pelajar Surabaya ini memiliki NIK yang tertera di kartunya. Sehingga ketika terjadi sesuatu, bisa diketahui nama orang tua dan alamat tempat tinggal pelajar tersebut. Hal ini berbeda dengan kartu pelajar biasanya, yang hanya menunjukkan alamat dan nama sekolah saja.
Karena itu, diharapkan dengan adanya Kartu Pelajar Surabaya ini, para pelajar bisa membawanya setiap waktu seperti halnya membawa KTP.
Sementara itu, dalam peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-72 Tahun kali ini, Wali Kota Surabaya mengajak seluruh elemen warga harus kerja bersama.
“Kita sudah belajar dari sejarah bahwa kita pernah sulit merdeka sehingga sampai dijajah 350 tahun. Hal itu terjadi karena saat itu warga Indonesia terpecah belah dengan politik devide et impera,” tutur Risma.
Dia berpesan kepada warga Surabaya untuk tidak terpecah belah kembali. Hal ini sudah disepakati dalam Sumpah Pemuda di Tahun 1928 lalu yang menyatakan Satu Bangsa, Tanah air dan Bahasa Indonesia. “Jika kita berbicara perbedaan lagi, kita akan mundur ke belakang,” tandasnya.
Risma menambahkan, penjajahan di masa depan sangat berbeda dengan penjajahan di masa lalu. Bentuknya, mungkin secara individu merdeka tetapi masyarakat kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan, susah mencari uang dan makan.
“Kita harus maju dan jauhi perpecahan,” pungkasnya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan, hadiah rumah itu diberikan karena ada banyak veteran perang di Surabaya yang tidak memiliki rumah. Sehingga pihaknya merasa perlu untuk membantu. “Kami sudah meminta pihak Korem untuk melakukan verifikasi, siapa veteran yang berhak atas rumah itu,” kata Risma di Balai Kota Surabaya (17/8/2017).
Humas Pemkot Surabaya, Muhammad Fikser menuturkan, hadiah rumah diberikan atas jara para veteran dalam meraih kemerdekaan. “Selain dicari yang paling sepuh, juga diprioritaskan veteran yang belum punya rumah. Pemberian rumah ini sudah kali ke sekian. Mudah-mudahan tahun depan bisa ditambah lagi,”katanya.
Tak hanya para veteran, pada peringatan HUT ke-72 Kemerdekaan Indonesia kemarin, Pemkot Surabaya meluncurka Kartu Pelajar Surabaya (KPS) bagi pelajar SD dan SMP di Surabaya. KPS ini diberikan untuk memberi kemudahan bagi para siswa untuk menikmati berbagai macam fasilitas yang ada di Kota Surabaya. Di antaranya adalah untuk memasuki ruangan Co-working Space dan kolam renang.
“Jadi, nantinya kolam renang itu akan benar-benar diperuntukan untuk pelajar di Surabaya. Caranya ya dengan menunjukkan Kartu Pelajar Surabaya ini,” kata Tri Rismaharini.
Kolam renang ini sedang dipersiapkan oleh Pemkot Surabaya dan akan disebar di beberapa titik. Menurut Wali Kota Surabaya, kolam renang ini akan dibagi menjadi dua tipe, yaitu kolam renang untuk anak kecil dan kolam renang aquatic seperti halnya olimpiade.
Lokasinya, kolam renang aquatic direncanakan akan dibangun di Balas Klumprik. Sedangkan kolam renang anak kecil akan tersebar di Selatan, Timur dan Utara Kota Surabaya.
Seperti diketahui, Kartu Pelajar Surabaya ini memiliki NIK yang tertera di kartunya. Sehingga ketika terjadi sesuatu, bisa diketahui nama orang tua dan alamat tempat tinggal pelajar tersebut. Hal ini berbeda dengan kartu pelajar biasanya, yang hanya menunjukkan alamat dan nama sekolah saja.
Karena itu, diharapkan dengan adanya Kartu Pelajar Surabaya ini, para pelajar bisa membawanya setiap waktu seperti halnya membawa KTP.
Sementara itu, dalam peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-72 Tahun kali ini, Wali Kota Surabaya mengajak seluruh elemen warga harus kerja bersama.
“Kita sudah belajar dari sejarah bahwa kita pernah sulit merdeka sehingga sampai dijajah 350 tahun. Hal itu terjadi karena saat itu warga Indonesia terpecah belah dengan politik devide et impera,” tutur Risma.
Dia berpesan kepada warga Surabaya untuk tidak terpecah belah kembali. Hal ini sudah disepakati dalam Sumpah Pemuda di Tahun 1928 lalu yang menyatakan Satu Bangsa, Tanah air dan Bahasa Indonesia. “Jika kita berbicara perbedaan lagi, kita akan mundur ke belakang,” tandasnya.
Risma menambahkan, penjajahan di masa depan sangat berbeda dengan penjajahan di masa lalu. Bentuknya, mungkin secara individu merdeka tetapi masyarakat kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan, susah mencari uang dan makan.
“Kita harus maju dan jauhi perpecahan,” pungkasnya.
(rhs)