Antisipasi Karhutla, Pemprov Kalbar Siapkan Patroli Terpadu
A
A
A
PONTIANAK - Mengantisipasi serta melakukan pencegahan dini Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Kalimantan Barat, Pemprov Kalbar bersama Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar dan BNPB meluncurkan patroli terpadu. Peluncuran kesiapan dalam bentuk patroli terpadu tersebut diluncurkan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI Laksda TNI (Purn) Willem Rampangilei didampingi Gubernur Kalbar Cornelis, Direktur Binmas Polda Kalbar Kombes Pol Hendi Handoko, Selasa (8/8/2017) di Pontianak.
Dalam acara itu hadir, Bupati dan Wali Kota se Kalbar, serta Ketua PMI Kalbar Ny Frederika Cornelis.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Barat TTA. Nyarong, patroli terpadu Karhutla ini untuk mengoptimalkan upaya pencegahan kebakaran di tingkat tapak, sesuai arahan Presiden Joko Widodo pada rapat Nasional pengendalian Karhutla beberapa waktu lalu di Istana Negara.
Gubernur Kalbar Cornelis, mengatakan, untuk hari ini bersih, tidak ada nampak hotspot, karena sudah beberapa hari hujan. “Bersih (udara Kalbar), coba anda lihat sendiri,” ujar Cornelis kepada wartawan.
Dirinya juga membeberkan bahwa daerah pedalaman Kalimantan Barat memang masih ada membakar ladang, namun asapnya tidak berpengaruh, justru yang berbahaya daerah-daerah gambut yang hanya terlihat asapnya, sehingga sulit untuk dipadamkan.
“Daerah-daerah sepok (Gambut) ini yang apinya tidak ada tapi asapnya ada, tapi kalau dihitung dari kerusakan lingkungan oleh asap mobil, asap industri, gas rumah kaca, sebenarnya lebih berbahaya dibandingkan hanya bakar ladang, karena walau tradisional, pembakarannya terfokus ke ladang dan tidak ada lagi merembet," ujar Cornelis.
Cornelis mengingatkan sebanyak 174 dari 2.031 desa di Kalbar berpotensi tinggi rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang umumnya merupakan lahan gambut.
Sehingga bupati, wali kota, para camat, lurah/kepala desa dan pemimpin instansi terkait untuk lebih mengoptimalkan tugas pokok dan fungsi masing-masing dalam menghilangkan kebakaran hutan dan lahan baik lahan yang dikuasai masyarakat maupun lahan yang tidak bertuan.
Diungkapkan Cornelis, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menempatkan empat unit helikopter terdiri Heli Bell, Heli Karnov, Heli MI-8 dan Heli Bolcow, serta satu buah Helo Bell dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI untuk pelaksanaan Water Bombing di Kalbar.
Dektur Pengendalian Karhutlah Raffles B Panjaitan mengatakan, patroli ini sebagai upaya pencegahan Karhutla dengan mengedepankan prinsip deteksi dini, kemuktahiran data, kehadiran petugas di tingkat tapak dan sinergitas antar lembaga di masyarakat di tingkat desa.
“Setiap tim yang diturunkan merupakan kolaborasi para pihak (Manggala Agni KLHK, TNI, Polri dan masyarakat desa) setiap hari melaksanakan sosialisasi door to door kepada masyarakat dan deteksi dini tingkat kerawanan kebakaran dengan basis desa,” kata Raffles B Panjaitan.
Dalam acara itu hadir, Bupati dan Wali Kota se Kalbar, serta Ketua PMI Kalbar Ny Frederika Cornelis.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kalimantan Barat TTA. Nyarong, patroli terpadu Karhutla ini untuk mengoptimalkan upaya pencegahan kebakaran di tingkat tapak, sesuai arahan Presiden Joko Widodo pada rapat Nasional pengendalian Karhutla beberapa waktu lalu di Istana Negara.
Gubernur Kalbar Cornelis, mengatakan, untuk hari ini bersih, tidak ada nampak hotspot, karena sudah beberapa hari hujan. “Bersih (udara Kalbar), coba anda lihat sendiri,” ujar Cornelis kepada wartawan.
Dirinya juga membeberkan bahwa daerah pedalaman Kalimantan Barat memang masih ada membakar ladang, namun asapnya tidak berpengaruh, justru yang berbahaya daerah-daerah gambut yang hanya terlihat asapnya, sehingga sulit untuk dipadamkan.
“Daerah-daerah sepok (Gambut) ini yang apinya tidak ada tapi asapnya ada, tapi kalau dihitung dari kerusakan lingkungan oleh asap mobil, asap industri, gas rumah kaca, sebenarnya lebih berbahaya dibandingkan hanya bakar ladang, karena walau tradisional, pembakarannya terfokus ke ladang dan tidak ada lagi merembet," ujar Cornelis.
Cornelis mengingatkan sebanyak 174 dari 2.031 desa di Kalbar berpotensi tinggi rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang umumnya merupakan lahan gambut.
Sehingga bupati, wali kota, para camat, lurah/kepala desa dan pemimpin instansi terkait untuk lebih mengoptimalkan tugas pokok dan fungsi masing-masing dalam menghilangkan kebakaran hutan dan lahan baik lahan yang dikuasai masyarakat maupun lahan yang tidak bertuan.
Diungkapkan Cornelis, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menempatkan empat unit helikopter terdiri Heli Bell, Heli Karnov, Heli MI-8 dan Heli Bolcow, serta satu buah Helo Bell dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI untuk pelaksanaan Water Bombing di Kalbar.
Dektur Pengendalian Karhutlah Raffles B Panjaitan mengatakan, patroli ini sebagai upaya pencegahan Karhutla dengan mengedepankan prinsip deteksi dini, kemuktahiran data, kehadiran petugas di tingkat tapak dan sinergitas antar lembaga di masyarakat di tingkat desa.
“Setiap tim yang diturunkan merupakan kolaborasi para pihak (Manggala Agni KLHK, TNI, Polri dan masyarakat desa) setiap hari melaksanakan sosialisasi door to door kepada masyarakat dan deteksi dini tingkat kerawanan kebakaran dengan basis desa,” kata Raffles B Panjaitan.
(sms)