Derita Bocah Kelas 1 SD Penderita Tumor Otak, Terbaring Lemah Tubuh Tinggal Tulang
Derita Bocah Kelas 1 SD Penderita Tumor Otak, Terbaring Lemah Tubuh Tinggal Tulang
A
A
A
BANJARNEGARA - Divonis menderita tumor otak, bocah kelas 1 SD di Banjarnegara, Jawa Tengah ini hanya bisa terbaring lemas di tempat tidur. Penyakit ini telah menggerogoti tubuh Rama Ardiansah (8) hingga hanya tinggal tulang berbalut kulit.
Anak pasangan Pendi dan Sukowati ini divonis dokter menderita tumor otak sejak 4 tahun lalu dan penyakit ini terus menggerogi tubuhnya. Saat ini tak ada keceriaan lagi di wajah Rama dan berat badanya terus turun.
Upaya pengobat sudah dilakukan, namun belum ada perkembangan dan perubahan terhadap penyakit bocah mungil ini. Keluarga Pendi yang kurang mampu mendapatkan biaya pengobatan gratis karena memiliki Kartus Indonesia Sehat (KIS ). Namun untuk biaya oprasional, makan, dan transportasi ke rumah sakit, keluarga terkadang mengalami kesulitan.
“Kami sudah berupaya ke sejumlah rumah sakit, gratis memang obat ataupun periksananya . Namun, kadang untuk transportasi, biaya makan, dan nunggu di sana yang saya kurang. Kami kasihan dan tak tega melihat anak kedua kami seperti ini,” tutur Sukowati ibunda Rama, Jumat (4/8/2017).
Saat ini Rama sudah tak bisa berinteraksi. Untuk makan minum serta buang air, dia hanya bisa mengedipkan matanya. Keluarga berharap ada keajaiban dan dermawan yang mau berbagi kasih untuk ikut serta menolong anaknya agar terbebas dari penyakit.
Anak pasangan Pendi dan Sukowati ini divonis dokter menderita tumor otak sejak 4 tahun lalu dan penyakit ini terus menggerogi tubuhnya. Saat ini tak ada keceriaan lagi di wajah Rama dan berat badanya terus turun.
Upaya pengobat sudah dilakukan, namun belum ada perkembangan dan perubahan terhadap penyakit bocah mungil ini. Keluarga Pendi yang kurang mampu mendapatkan biaya pengobatan gratis karena memiliki Kartus Indonesia Sehat (KIS ). Namun untuk biaya oprasional, makan, dan transportasi ke rumah sakit, keluarga terkadang mengalami kesulitan.
“Kami sudah berupaya ke sejumlah rumah sakit, gratis memang obat ataupun periksananya . Namun, kadang untuk transportasi, biaya makan, dan nunggu di sana yang saya kurang. Kami kasihan dan tak tega melihat anak kedua kami seperti ini,” tutur Sukowati ibunda Rama, Jumat (4/8/2017).
Saat ini Rama sudah tak bisa berinteraksi. Untuk makan minum serta buang air, dia hanya bisa mengedipkan matanya. Keluarga berharap ada keajaiban dan dermawan yang mau berbagi kasih untuk ikut serta menolong anaknya agar terbebas dari penyakit.
(wib)
Explore More