700 Sopir Angkot di Karawang Mogok Massal
A
A
A
KARAWANG - Sebanyak 700 sopir angkutan kota (angkot) yang tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Karawang (PPAK), Jawa Barat, mogok beroperasi. Mereka mengepung kantor Bupati Karawang dan menuntut penghentian moda transportasi during (online).
“Saat ini banyak pelajar yang masih menggunakan kendaraan bermotor ke sekolah. Kami mendesak Disdikpora (Dinas Pendidikan) dan polres untuk menindak tegas,” ungkap Ketua PPAK Endang Sahroni kepada wartawan, Senin (31/7/2017).
Dalam aksi mogoknya, PPAK melibatkan 700 sopir angkot dari seluruh trayek yang ada di Kabupaten Karawang. “Ada sekitar 700 sopir yang ikut aksi kali ini. Kalau total seluruh nya sekitar 1.300 sopir. Bukan hanya angkutan umum kota saja, melainkan seluruh trayek di Karawang,” katanya.
Endang juga menyampaikan tuntutan para sopir, di antaranya meminta penghentian angkutan karyawan di dalam kota dan angkutan mobil ilegal yang banyak menyerobot penumpang angkutan kota.
“Karena keberadaan mereka, penghasilan kami yang pas-pasan ini terus menurun. Apalagi mereka angkutan online, sudah sangat merugikan. Ditambah angkutan karyawan yang masuk wilayah perkotaan sudah tidak sesuai aturan. Lalu ada angkutan odong-odong atau yang mobilnya saja sudah ilegal. Pemerintah harus hentikan," terang dia.
Mereka mengancam, jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi seluruh sopir angkot dan kendaraan angkutan umum konvensional akan melakukan sweeping.
Sementara itu, salah satu pengunjuk rasa, Harun,38, menyebutkan, akibat beroperasinya moda transportasi online, angkutan karyawan di dalam kota dan angkutan mobil umum ilegal, telah menurunkan penghasilan mereka hingga 50%.
“Saat ini banyak pelajar yang masih menggunakan kendaraan bermotor ke sekolah. Kami mendesak Disdikpora (Dinas Pendidikan) dan polres untuk menindak tegas,” ungkap Ketua PPAK Endang Sahroni kepada wartawan, Senin (31/7/2017).
Dalam aksi mogoknya, PPAK melibatkan 700 sopir angkot dari seluruh trayek yang ada di Kabupaten Karawang. “Ada sekitar 700 sopir yang ikut aksi kali ini. Kalau total seluruh nya sekitar 1.300 sopir. Bukan hanya angkutan umum kota saja, melainkan seluruh trayek di Karawang,” katanya.
Endang juga menyampaikan tuntutan para sopir, di antaranya meminta penghentian angkutan karyawan di dalam kota dan angkutan mobil ilegal yang banyak menyerobot penumpang angkutan kota.
“Karena keberadaan mereka, penghasilan kami yang pas-pasan ini terus menurun. Apalagi mereka angkutan online, sudah sangat merugikan. Ditambah angkutan karyawan yang masuk wilayah perkotaan sudah tidak sesuai aturan. Lalu ada angkutan odong-odong atau yang mobilnya saja sudah ilegal. Pemerintah harus hentikan," terang dia.
Mereka mengancam, jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi seluruh sopir angkot dan kendaraan angkutan umum konvensional akan melakukan sweeping.
Sementara itu, salah satu pengunjuk rasa, Harun,38, menyebutkan, akibat beroperasinya moda transportasi online, angkutan karyawan di dalam kota dan angkutan mobil umum ilegal, telah menurunkan penghasilan mereka hingga 50%.
(rhs)