Menristekdikti Janji Bina Dosen dan Mahasiswa yang Terlibat HTI

Jum'at, 28 Juli 2017 - 23:48 WIB
Menristekdikti Janji Bina Dosen dan Mahasiswa yang Terlibat HTI
Menristekdikti Janji Bina Dosen dan Mahasiswa yang Terlibat HTI
A A A
MALANG - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir memberi perhatian serius untuk menyikapi temuan keterlibatan sejumlah dosen dan mahasiswa dalam organisasi massa yang tidak sejalan dengan Pancasila dan UUD 1945.

Nasir menegaskan, telah meminta para rektor perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) untuk melakukan pengawasan serius di kampus masing-masing, terkait keterlibatan dosen dan mahasiswa dengan organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Kemenristekdikti akan terus memantau dan mengevaluasi proses pengawasan di setiap PTN dan PTS tersebut.

“Kita semua sudah melakukan sumpah setia dan taat sepenuhnya pada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan kebinekaan. Konsesus bersama Bangsa Indonesia, menjaga persatuan bangsa,” tegasnya saat ditemui di sela-sela acara pembukaan Musabaqoh Tiwalatil Quran (MTQ) Mahasiswa Tingkat Nasional ke-XV tahun 2017 di Universitas Brawijaya (UB) Malang dan Universitas Negeri Malang (UM), Jumat (28/7/2017).

Khusus untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kemenristekdikti yang diduga terlibat organisasi massa anti Pancasila, UUD 1945, dan kebinekaan, maka menurutnya, akan dilakukan pemeriksaan. “Aturannya sudah jelas. Salah satunya PP No 53/2010. Apabila dalam pemeriksaannya terbukti bersalah, maka akan dilakukan pendekatan secara persuasif. Diberikan teguran tertulis dan pembinaan selama enam bulan,” ujarnya.

Nasir menegaskan, apabila dari hasil pembinaan dan peringatan yang diberikan tetap tidak diindahkan, yang bersangkutan diminta untuk memilih keluar sebagai anggota ASN. Namun, dia meyakini semua akan kembali dan menjadi bagian integral dari Bangsa Indonesia.

Menurut dia, upaya pembinaan untuk dosen dan mahasiswa sebagai upaya mencegah paham yang anti Pancasila dan kebinekaan akan terus dilakukan. Salah satunya melalui kegiatan MTQ mahasiswa.

“Kegiatan ini sebagai bagian dari upaya revolusi mental secara bersama. Harapannya, mahasiswa pandai membaca Alquran dan pemaknaannya untuk diamalkan sebaik-baiknya bagi Indonesia, mempererat persatuan dalam kebinekaan,” ujarnya.
(mcm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9136 seconds (0.1#10.140)