Rakernas Apeksi Momentum Belajar Bersama Membangun Kota Kreatif

Kamis, 20 Juli 2017 - 20:42 WIB
Rakernas Apeksi Momentum Belajar Bersama Membangun Kota Kreatif
Rakernas Apeksi Momentum Belajar Bersama Membangun Kota Kreatif
A A A
MALANG - Balai Kota Malang begitu semarak. Hiasan warna-warni, mengisi hampir setiap sudut bangunan anggun sisa peninggalan masa Kolonial Belanda tersebut. Semaraknya pusat kota pendidikan, wisata, dan industri ini menandai hadirnya 98 wali kota se-Indonesia.

Mereka datang untuk menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Kota Malang, Selasa 18 Juli 2017 hingga Kamis 20 Juli 2017. Wali Kota Malang, M Anton menyatakan, menjadi tuan rumah Rakernas Apeksi tahun ini bisa dijadikan media menularkan dan belajar bersama metode pembangunan kota kreatif berbasis kepada keterlibatan masyarakat.

Menurutnya, keterlibatan aktif masyarakat sangat dibutuhkan setiap kota di berbagai wilayah di Indonesia, dan menjadi salah satu solusi terhadap pembangunan kota. Berbagai usulan dalam rakernas ini diharapkan menjadi solusi dalam mendukung percepatan pembangunan di Tanah Air. Termasuk pembahasan percepatan pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia.

Anton mengatakan, selama ini masyarakat membutuhkan kehadiran pemimpinnya secara langsung di tengah mereka. Keberaniannya menyurusi setiap sudut dan lorong Kota Malang terbukti sangat efektif mendorong keterlibatan aktif masyarakat. “Masyarakat diberi ruang sangat luas mengembangkan kreativitasnya, mengatasi kampung kumuh menjadi kampung kreatif yang berbasis kepada masyarakat,” katanya.

Budaya egaliter juga terus dijaga sehingga membawa kota ini selalu hangat dan terbuka untuk semua kalangan. Keterbukaan kota, kesederajatan antarmanusia, dan sentuhan intelektual sebagai kota pendidikan membuat Malang memiliki daya kreativitasnya sendiri. Setiap manusia yang ada di dalamnya, selalu aktif menuangkan ide, gagasan, kreativitas, dengan berbagai ekspresi dan media yang ada.

Ruang kreatif untuk masyarakat, menurut Anton, terus dibuka seluas-luasnya. “Kreativitas yang dibangun masyarakat terbukti mampu merekatkan kehidupan sosial. Mereka bergotong-royong membangun kampungnya untuk kesejahteraan bersama,” tuturnya.

Tumbuhnya kampung kreatif atau kampung tematik, menurut orang nomor satu di Pemkot Malang ini, juga beriringan dengan pembangunan kota kreatif digital. Hal ini sebagai tahapan menuju Kota Malang sebagai kota kreatif dunia.

Kota kreatif tersebut ternyata juga menarik perhatian Wali Kota Nonsan, Hwang Myeong-seon. Pemimpin salah satu kota penting di Korea Selatan tersebut datang ke Malang untuk membangun persaudaraan dan kerja sama yang lebih erat di berbagai bidang.

Menurutnya, banyak persamaan yang dimiliki Malang dengan Nonsan. Selain sebagai kota militer, keduanya juga tumbuh sebagai kota pendidikan, kota industri, kota teknologi, budaya, dan kreatif. “Kami ingin selalu membangun persaudaraan, dan kerja sama yang konkret,” tuturnya.

Sejarah antara Kota Malang dan Nonsan juga memiliki kemiripan. Keduanya sama-sama pernah dijajah Jepang. Selain itu, juga memiliki kualitas pendidikan yang sama baiknya. “Kami punya keunggulan di bidang teknologi. Tentunya, hal ini bisa kita kerja samakan untuk dikembangkan dengan Kota Malang. Kerja sama juga akan dilakukan di bidang pariwisata, pendidikan, dan ekonomi,” ujarnya. (adv)
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.4215 seconds (0.1#10.140)