Bus Hantam Avanza hingga Terbakar, 2 Tewas di Cipularang
A
A
A
PURWAKARTA - Jalan Tol Cipularang kembali merenggut korban jiwa. Dua orang tewas sekaligus dan dua lainnya luka-luka saat bus Po Budiman Z 7540 HD dan Avanza B 1823S FS terbakar hebat setelah keduanya terlibat tabrakan di ruas Tol Cipularang Km 91+200 Jalur A (dari Jakarta menuju Bandung), Desa Pasir Munjul, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (16/7/2017).
Korban meninggal dunia, antara lain Kristina (40), warga Sorong, Papua, yang merupakan penumpang Avanza. Satu korban lainnya atas nama Ali Sopiyan warga Kampung Babakan Pasirwangi RT01/05 Garut, Jawa Barat, yang diketahui pengguna jalan tol lainnya yang pada saat kejadian hendak menolong penumpang Avanza. Keduanya kini masih berada di Rumah Sakit MH Thamrin Purwakarta.
Berdasarkan keterangan yang berhasil dihimpun SINDOnews, kecelakaan maut itu diduga akibat pengemudi bus Budiman yang memacu kendaraanya dengan kecepatan tinggi sehingga kurang mengantisipasi kendaraan lain yang berada di depannya.
Sementara, insiden tersebut bermula saat Avanza yang dikemudikan Kety Zonus dengan membawa dua penumpang melaju dari Jakarta ke Bandung. Setibanya di Km 91.200, kendaraannya mendadak mogok di lajur cepat. Secepat kilat pengemudi memberi tanda dengan menyalakan lampu darurat agar kendaraan yang di belakangnya bisa mengantisipasi. Kedua penumpang pun Avanza pun keluar kendaraan untuk memberi senter lalu lintas.
Disaat seperti itu, Ali Sopiyan, pengguna tol lain berhenti dan memarkirkan kendaraannya di bahu jalan. Dia kemudian ikut menolong dengan mendorong Avanza yang mogok itu.
Tiba-tiba dari arah yang sama datang bus Po Budiman dengan kecepatan tinggi yang dikemudikan Suryana langsung menghantam Avanza yang tengah didorong itu.
"Akibatnya, kedua kendaraan yang terlibat benturan pun terbakar, sedangkan dua korban meninggal dunia. Dua korban lainnya menderita luka-luka," ungkap petugas Patroli Jalan Raya Cipularang, Bripka Wahyu.
Menurut Wahyu, tidak ada korban dari Bus Po Budiman. Sampai saat ini kedua bangkai kendaraan masih berada di lokasi kejadian menunggu dievakuasi ke Gerbang Tol Jatiluhur. Petugas kesulitan menderek kedua kendaraan itu karena pada bagian rodanya hanya menyisakan velg tanpa ban. Pemindahan terpaksa harus menunggu proses pergantian ban terlebih dahulu.
Korban meninggal dunia, antara lain Kristina (40), warga Sorong, Papua, yang merupakan penumpang Avanza. Satu korban lainnya atas nama Ali Sopiyan warga Kampung Babakan Pasirwangi RT01/05 Garut, Jawa Barat, yang diketahui pengguna jalan tol lainnya yang pada saat kejadian hendak menolong penumpang Avanza. Keduanya kini masih berada di Rumah Sakit MH Thamrin Purwakarta.
Berdasarkan keterangan yang berhasil dihimpun SINDOnews, kecelakaan maut itu diduga akibat pengemudi bus Budiman yang memacu kendaraanya dengan kecepatan tinggi sehingga kurang mengantisipasi kendaraan lain yang berada di depannya.
Sementara, insiden tersebut bermula saat Avanza yang dikemudikan Kety Zonus dengan membawa dua penumpang melaju dari Jakarta ke Bandung. Setibanya di Km 91.200, kendaraannya mendadak mogok di lajur cepat. Secepat kilat pengemudi memberi tanda dengan menyalakan lampu darurat agar kendaraan yang di belakangnya bisa mengantisipasi. Kedua penumpang pun Avanza pun keluar kendaraan untuk memberi senter lalu lintas.
Disaat seperti itu, Ali Sopiyan, pengguna tol lain berhenti dan memarkirkan kendaraannya di bahu jalan. Dia kemudian ikut menolong dengan mendorong Avanza yang mogok itu.
Tiba-tiba dari arah yang sama datang bus Po Budiman dengan kecepatan tinggi yang dikemudikan Suryana langsung menghantam Avanza yang tengah didorong itu.
"Akibatnya, kedua kendaraan yang terlibat benturan pun terbakar, sedangkan dua korban meninggal dunia. Dua korban lainnya menderita luka-luka," ungkap petugas Patroli Jalan Raya Cipularang, Bripka Wahyu.
Menurut Wahyu, tidak ada korban dari Bus Po Budiman. Sampai saat ini kedua bangkai kendaraan masih berada di lokasi kejadian menunggu dievakuasi ke Gerbang Tol Jatiluhur. Petugas kesulitan menderek kedua kendaraan itu karena pada bagian rodanya hanya menyisakan velg tanpa ban. Pemindahan terpaksa harus menunggu proses pergantian ban terlebih dahulu.
(mhd)