Gempa Padangsidimpuan Tak Picu Aktivitas Gunung Lubuk Raya
A
A
A
PADANGSIDIMPUAN - Gempa 5,5 Skala Richter (SR) di Padangsidimpuan, Sumatera Utara, tidak memicu aktivitas vulkanologi Gunung Lubuk Raya yang berada di daerah tersebut. Sebab, Gunung Lubuk Raya tersebut bukan termasuk gunung api yang aktif.
“Saya belum pernah mendengar Gunung Lubuk Raya aktif. Coba, apa pernah mendengar gunung itu meletus? Kapan? Kan tidak. Jadi gak perlu takut. Pergerakan sesar bisa berpengaruh terhadap aktivitas gunung api tergantung dari kondisinya. Misalnya gunung api aktif itu dalam keadaan kritis, sering mengeluarkan asap dan pijar lava, itu baru bisa memicu. Kalau tidak aktif, tidak harus takut,” kata Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Kebencanaan Surono kepada SINDOnews melalui sambungan telepon Jumat (14/7/2017) malam.
Menurut pria yang akrab disapa mbah Rono ini, Gempa di Padangsidimpuan memang termasuk besar. Pusat gempa cukup dangkal, terjadi di kedalaman 10 kilometer di dasar bumi. Daerah Padangsidimpuan memang berada di zona rawan gempa sebab terletak di sesar atau patahan Sumatera yang membentang dari Aceh hingga Lampung.
“Karena kekuatan gempanya cukup besar, kemungkinan banyak terjadi kerusakan bangunan di sana,” kata Surono yang pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMG) Bandung ini.
Surono mengemukakan, pergerakan sesar Sumatera tak memiliki siklus dan tidak bisa diprediksi kapan terjadi pergerakan lempeng Bumi tersebut. Daerah-daerah yang berada di sesar Sumetera, seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Lampung bagian barat, pasti sering merasakan gempa walaupun berkekuatan kecil.
“Nah kali ini gempa akibat pergeseran atau tumbukan lempeng bumi tersebut terasa lebih besar. Gempa tidak bisa diprediksi kapan terjadi. Kalau bisa diprediksi, tentu ada peringatan terlebih dulu. Yang pasti, masyarakat yang tinggal di daerah rawan gempa, harus waspada,” tandas dia.
Salah seorang warga Padangsidimpuan, Awal Sormin, mengatakan, Gunung Lubuk Raya itu tidak benar mengeluarkan asap tebal seperti kabar yang beredar.
"Kalau yang saya lihat itu asap yang menyelimuti Gunung Lubuk Raya itu adalah gumpalan awan, bukan asap yang keluar dari dalam gunung tersebut," kata Awal kepada SINDOnews, Jumat malam (14/7/2017).
“Saya belum pernah mendengar Gunung Lubuk Raya aktif. Coba, apa pernah mendengar gunung itu meletus? Kapan? Kan tidak. Jadi gak perlu takut. Pergerakan sesar bisa berpengaruh terhadap aktivitas gunung api tergantung dari kondisinya. Misalnya gunung api aktif itu dalam keadaan kritis, sering mengeluarkan asap dan pijar lava, itu baru bisa memicu. Kalau tidak aktif, tidak harus takut,” kata Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Kebencanaan Surono kepada SINDOnews melalui sambungan telepon Jumat (14/7/2017) malam.
Menurut pria yang akrab disapa mbah Rono ini, Gempa di Padangsidimpuan memang termasuk besar. Pusat gempa cukup dangkal, terjadi di kedalaman 10 kilometer di dasar bumi. Daerah Padangsidimpuan memang berada di zona rawan gempa sebab terletak di sesar atau patahan Sumatera yang membentang dari Aceh hingga Lampung.
“Karena kekuatan gempanya cukup besar, kemungkinan banyak terjadi kerusakan bangunan di sana,” kata Surono yang pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMG) Bandung ini.
Surono mengemukakan, pergerakan sesar Sumatera tak memiliki siklus dan tidak bisa diprediksi kapan terjadi pergerakan lempeng Bumi tersebut. Daerah-daerah yang berada di sesar Sumetera, seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Lampung bagian barat, pasti sering merasakan gempa walaupun berkekuatan kecil.
“Nah kali ini gempa akibat pergeseran atau tumbukan lempeng bumi tersebut terasa lebih besar. Gempa tidak bisa diprediksi kapan terjadi. Kalau bisa diprediksi, tentu ada peringatan terlebih dulu. Yang pasti, masyarakat yang tinggal di daerah rawan gempa, harus waspada,” tandas dia.
Salah seorang warga Padangsidimpuan, Awal Sormin, mengatakan, Gunung Lubuk Raya itu tidak benar mengeluarkan asap tebal seperti kabar yang beredar.
"Kalau yang saya lihat itu asap yang menyelimuti Gunung Lubuk Raya itu adalah gumpalan awan, bukan asap yang keluar dari dalam gunung tersebut," kata Awal kepada SINDOnews, Jumat malam (14/7/2017).
(sms)