Petugas Ekstra Hati-Hati Pindahkan Badan Heli Basarnas
A
A
A
TEMANGGUNG - Tim evakuasi harus ekstra hati-hati saat melakukan pemindahaan bangkai badan helikopter Basarnas yang jatuh Rabu (5/7/2017) pagi. Pasalnya medan lokasi kecelakaan heli berada di ketinggian lereng Gunung Butak yang cukup sulit dijangkau.
Seperti diberitakan, helikopter milik Basarnas mengalami kecelakaan setelah menabrak tebing Gunung Butak di kawasan Desa Canggal, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Minggu (2/7/2017) sekitar pukul 16.00 WIB. Heli nahas itu yang sedianya akan melakukan observasi dan penanganan korban letusan Kawan Sileri di Dieng Banjarnegara, telah menewaskan delapan penumpangnya.
Direktur Operasi dan Pelatihan Basarnas Brigjen TNI (Mar), Ivan Ahmad Riski Titus mengungkapkan, proses evakuasi bangkai badan tersebut membutuhkan tindakan khusus. Sehingga untuk memudahkan evakuasi, badan utama heli harus dibelah-belah dengan menggunakan alat khusus.
"Tingkat Kesulitannya ketika evakuasi saja. Kami pakai alat khusus namanya Estrikasi untuk memotong maupun membelah bodi heli agar mudah dievakuasi," aku Ivan Ahmad.
Selanjutnya, tambah Ivan, potongan-potongan badan heli itu lalu dibawa petugas ke kantor SAR Semarang sebelum kemudian dikirim ke Jakarta untuk direkonstruksi dan diteliti. Proses evakuasi heli ini menjadi bagian dari prosedur investigasi agar segera diketahui penyebab kecelakaan yang menewaskan empat kru heli dan empat anggota Basarnas.
Dalam proses evakuasi sehari sebelumnya (4/7), tampak beberapa serpihan yang sudah dikumpulkan seperti tutup mesin dan bagian-bagian yang bergerak (rotari) dan sebagainya. Sementara itu, proses investigasi jatuhnya heli Basarnas melibatkan tim gabungan terdiri dari Basarnas, TNI Angkatan Laut, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dan PT Dirgantara Indonesia.
Seperti diberitakan, helikopter milik Basarnas mengalami kecelakaan setelah menabrak tebing Gunung Butak di kawasan Desa Canggal, Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung, Minggu (2/7/2017) sekitar pukul 16.00 WIB. Heli nahas itu yang sedianya akan melakukan observasi dan penanganan korban letusan Kawan Sileri di Dieng Banjarnegara, telah menewaskan delapan penumpangnya.
Direktur Operasi dan Pelatihan Basarnas Brigjen TNI (Mar), Ivan Ahmad Riski Titus mengungkapkan, proses evakuasi bangkai badan tersebut membutuhkan tindakan khusus. Sehingga untuk memudahkan evakuasi, badan utama heli harus dibelah-belah dengan menggunakan alat khusus.
"Tingkat Kesulitannya ketika evakuasi saja. Kami pakai alat khusus namanya Estrikasi untuk memotong maupun membelah bodi heli agar mudah dievakuasi," aku Ivan Ahmad.
Selanjutnya, tambah Ivan, potongan-potongan badan heli itu lalu dibawa petugas ke kantor SAR Semarang sebelum kemudian dikirim ke Jakarta untuk direkonstruksi dan diteliti. Proses evakuasi heli ini menjadi bagian dari prosedur investigasi agar segera diketahui penyebab kecelakaan yang menewaskan empat kru heli dan empat anggota Basarnas.
Dalam proses evakuasi sehari sebelumnya (4/7), tampak beberapa serpihan yang sudah dikumpulkan seperti tutup mesin dan bagian-bagian yang bergerak (rotari) dan sebagainya. Sementara itu, proses investigasi jatuhnya heli Basarnas melibatkan tim gabungan terdiri dari Basarnas, TNI Angkatan Laut, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dan PT Dirgantara Indonesia.
(wib)