GMKI: Bitung Krisis Ikan, Nelayan Jadi Tukang Ojek!

Minggu, 18 Juni 2017 - 13:51 WIB
GMKI: Bitung Krisis...
GMKI: Bitung Krisis Ikan, Nelayan Jadi Tukang Ojek!
A A A
BITUNG - Perkembangan perikanan di Indonesia akhir-akhir ini kembali menjadi perbincangan yang serius. Menteri Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia, Susi Pudjiastuti kerap menyampaikan kepada publik bahwa kondisi perikanan Indonesia semakin membaik, terkhususnya di Bitung.

Namun, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) justru menemukan keadaan yang berbeda. Pengurus Pusat (PP) GMKI, Badan Pengurus Cabang (BPC) GMKI Bitung, dan Perkumpulan Senior (PS) GMKI Bitung menyampaikan bahwa di kota Bitung saat ini sedang terjadi krisis ikan.

"Fakta yang kita temukan, bahwa ikan yang diolah di kota Bitung bukan berasal dari para nelayan di Sulawesi Utara atau pun daerah sekitarnya. Tapi ikan didatangkan dari Jakarta," ujar Ketua Bidang Aksi dan Pelayanan PP GMKI, Martin, saat Diskusi Publik "Krisis Ikan di Bitung Pasca Moratorium" di Warkop Rest Area, Bitung, Sulawesi Utara, Sabtu 17 Juni 2017.

Berbeda dengan pernyataan Susi, pada Mei lalu di Jakarta, produksi dan ekspor hasil perikanan di Bitung saat ini telah mengalami kemerosotan drastis. Pada 2014, Bitung memproduksi 124.501 ton dan mengekspor 33,574 hasil perikanan.

Sedangkan pada 2015 menurun drastis menjadi produksi 49,441 ton dan ekspor 18,658 ton serta pada 2016, produksi 49,834 ton dan ekspor 15.800 ton. Selama ini perekonomian masyarakat kota Bitung digerakkan oleh sektor perikanan, namun setelah moratorium yang dilakukan oleh Susi, perekonomian di Bitung mengalami kemunduran.

"Bahkan saya mendapat data, bahwa PAD Kota Bitung sudah turun drastis. Selain itu, di Bitung juga terjadi alih profesi dari awalnya nelayan menjadi tukang ojek. Ini karena nelayan sudah sulit berlayar mencari ikan, bertentangan dengan pernyataan Susi yang mengatakan nelayan tidak sulit lagi mencari ikan," kata Martin melanjutkan paparannya.

Puluhan peserta yang datang dari berbagai kalangan cukup memahami topik diskusi yang dibahas. Pasalnya GMKI mengangkat topik, Krisis Ikan di Bitung Pasca Moratorium. Sejak tahun 70-an, kota Bitung cukup dikenal sebagai sentra perikanan di Indonesia. Saking terkenalnya kota Bitung sebagai penghasil ikan, hampir setiap orang di kota Bitung mempraktekkan pengolahan ikan, baik skala besar ataupun kecil.

Hingga sekarang dampak dari Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI nomor 56 dan 57 tahun 2014 belum pernah dikaji atau pun dirilis. Padahal diperkirakan sebanyak 15.000 orang telah di-PHK. "Baik itu pekerja pengolahan ikan sampai Anak Buah Kapal (ABK), banyak yang telah berhenti bekerja. Akhirnya harus alih profesi menjadi sopir ojek dan kuli bangunan," kata Martin.

Diskusi ini ditutup dengan buka puasa bersama berbagai ormas di kota Bitung dan pembagian bantuan sembako untuk masyarakat yang membutuhkan.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1410 seconds (0.1#10.140)