Air Sungai Meluap, Puluhan Rumah Warga di Cimahi Terendam Banjir
A
A
A
CIMAHI - Sedikitnya 43 rumah warga di Kampung Tegal Kawung RT 01/08 Kelurahan Cipageran, kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi terendam banjir.
Banjir datang diduga akibat ambrolnya sebuah bronjong yang menutupi aliran sungai di wilayah tersebut. Ambrolnya bronjong setinggi kurang lebih 10 meter X 3 meter tersebut, menyebabkan air meluap dan melimpas ke pemukiman warga.
Dari informasi yang di himpun, meski tidak asa korban jiwa, banjir yang terjadi sekitar pukul 16.00 WIB tersebut, mengakibatkan sebanyak 37 rumah di RT 01/08 dan 6 rumah di RT 04/01 di Kampung Tegal terendam air kurang lebih setinggi 1/2 meter sampai 1 meter selama kurang lebih 4 jam.
Meski tidak ada rumah warga yang rusak, namun barang-barang seisi rumah warga seperti barang elektronik, kasur, kursi bahkan kendaraan motor dan mobil banyak yang mengalami kerusakan akibat banjir yang baru menyusut sekitar pukul 20.00 WIB.
Berliana (50), salah seorang warga mengaku kaget saat terjadi banjir. Pasalnya, saat itu ia bersama keluarganya sedang beristirhat di dalam rumahnya, namun tiba-tiba, terdengar ada warga yang berteriak memberi tahu bahwa terjadi banjir.
"Saya pikir ada apa, pas dilihat keluar, tetangga saya semuanya diluar untuk menyelamatkan diri, dan air saat itu ternyata sudah mulai masuk kepelataran rumah saya," ujar Berliana, saat ditemui di rumahnya Kampung Tegal Kawung Cimahi, Jumat (02/06).
Dia mengaku masih cukup khawatir jika banjir susulan akan terjadi lagi. Sebab, kekuatan bronjong yang dipasang di tebing pembatas komplek perumahan Tegal Kawung masih diragukan kekuatannya. Terlebih intensitas hujan saat ini cukup tinggi.
"Saya masih khawatir akan kekuatan bronjong, tapi mudah-mudahan kuat soalnya intensitas hujan sekarang mulai tinggi lagi," ujarnya.
Menanggapi kekhawatiran warga, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi, Dani Bastian mengatakan, Selama masa penanggulan, lanjut Dani, pihaknya menurunkan anggota di lapangan selama 24 jam untuk memantau kondisi sekaligus mendistribusikan logistik kepada warga.
"Kami pantau terus perkembangan di lokasi. Agar apabila terjadi sesuatu bisa langsung bergerak dan membantu warga," ujar Dani.
Banjir datang diduga akibat ambrolnya sebuah bronjong yang menutupi aliran sungai di wilayah tersebut. Ambrolnya bronjong setinggi kurang lebih 10 meter X 3 meter tersebut, menyebabkan air meluap dan melimpas ke pemukiman warga.
Dari informasi yang di himpun, meski tidak asa korban jiwa, banjir yang terjadi sekitar pukul 16.00 WIB tersebut, mengakibatkan sebanyak 37 rumah di RT 01/08 dan 6 rumah di RT 04/01 di Kampung Tegal terendam air kurang lebih setinggi 1/2 meter sampai 1 meter selama kurang lebih 4 jam.
Meski tidak ada rumah warga yang rusak, namun barang-barang seisi rumah warga seperti barang elektronik, kasur, kursi bahkan kendaraan motor dan mobil banyak yang mengalami kerusakan akibat banjir yang baru menyusut sekitar pukul 20.00 WIB.
Berliana (50), salah seorang warga mengaku kaget saat terjadi banjir. Pasalnya, saat itu ia bersama keluarganya sedang beristirhat di dalam rumahnya, namun tiba-tiba, terdengar ada warga yang berteriak memberi tahu bahwa terjadi banjir.
"Saya pikir ada apa, pas dilihat keluar, tetangga saya semuanya diluar untuk menyelamatkan diri, dan air saat itu ternyata sudah mulai masuk kepelataran rumah saya," ujar Berliana, saat ditemui di rumahnya Kampung Tegal Kawung Cimahi, Jumat (02/06).
Dia mengaku masih cukup khawatir jika banjir susulan akan terjadi lagi. Sebab, kekuatan bronjong yang dipasang di tebing pembatas komplek perumahan Tegal Kawung masih diragukan kekuatannya. Terlebih intensitas hujan saat ini cukup tinggi.
"Saya masih khawatir akan kekuatan bronjong, tapi mudah-mudahan kuat soalnya intensitas hujan sekarang mulai tinggi lagi," ujarnya.
Menanggapi kekhawatiran warga, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi, Dani Bastian mengatakan, Selama masa penanggulan, lanjut Dani, pihaknya menurunkan anggota di lapangan selama 24 jam untuk memantau kondisi sekaligus mendistribusikan logistik kepada warga.
"Kami pantau terus perkembangan di lokasi. Agar apabila terjadi sesuatu bisa langsung bergerak dan membantu warga," ujar Dani.
(nag)