Kisah Nenek Sofiyah, Pembersih Masjid di Terminal Purabaya
A
A
A
SIDOARJO - Sofiyah, seorang nenek 75 tahun asal Jepara menekuni profesi sebagai pembersih masjid dan pemelihara kucing liar di masjid Terminal Purabaya Surabaya. Pekerjaan ini dilakoni Nenek Sofiyah setelah suaminya meninggal.
Dengan berbagai keterbatasannya, Nenek Sofiyah tampak bahagia karena mengabdikan diri sebagai pembersih masjid di Terminal Purabaya. Hanya bermodal sejumlah pakaian yang dimilikinya, Nenek Sofiyah setiap hari tidur di masjid Terminal Purabaya. Setiap pagi dan menjelang Azan Magrib, Nenek Sofiyah harus membersihkan ruangan masjid yang setiap hari selalu ramai dikunjungi jamaah.
Meski tidak mendapatkan upah sepeser pun, Nenek Sofiyah tetap bersemangat. Untuk tetap bertahan hidup, dia membantu sejumlah pengelola warung yang ada di sekitar Terminal Purabaya sebagai tukang cuci piring dengan imbalan makan dan minum. Terkadang, Nenek Sofiyah mendapat bantuan sedekah dari orang yang salat di masjid.
Nenek Sofiyah juga memelihara belasan kucing liar yang setiap hari berada di sekitar masjid. Dia pun kadang terrpaksa harus mengalah tidak makan asal kucing liar peliharaannya bisa makan.
Setiap pagi dan menjelang Magrib, Nenek Sofiyah membeli nasi dan ikan setelah membersihkan masjid hanya untuk memberi makan kucing liar yang selalu berada di sisinya saat berada di area masjid terminal.
Di bulan Ramadan ini, Nenek Sofiyah berharap bisa menemui anaknya yang tinggal di Sidoarjo. Dia pun berusaha mengumpulkan uang dari hasil membantu sejumlah warung makanan di sekitar terminal, demi bisa menemui anaknya yang kini sudah berumah tangga.
Dengan berbagai keterbatasannya, Nenek Sofiyah tampak bahagia karena mengabdikan diri sebagai pembersih masjid di Terminal Purabaya. Hanya bermodal sejumlah pakaian yang dimilikinya, Nenek Sofiyah setiap hari tidur di masjid Terminal Purabaya. Setiap pagi dan menjelang Azan Magrib, Nenek Sofiyah harus membersihkan ruangan masjid yang setiap hari selalu ramai dikunjungi jamaah.
Meski tidak mendapatkan upah sepeser pun, Nenek Sofiyah tetap bersemangat. Untuk tetap bertahan hidup, dia membantu sejumlah pengelola warung yang ada di sekitar Terminal Purabaya sebagai tukang cuci piring dengan imbalan makan dan minum. Terkadang, Nenek Sofiyah mendapat bantuan sedekah dari orang yang salat di masjid.
Nenek Sofiyah juga memelihara belasan kucing liar yang setiap hari berada di sekitar masjid. Dia pun kadang terrpaksa harus mengalah tidak makan asal kucing liar peliharaannya bisa makan.
Setiap pagi dan menjelang Magrib, Nenek Sofiyah membeli nasi dan ikan setelah membersihkan masjid hanya untuk memberi makan kucing liar yang selalu berada di sisinya saat berada di area masjid terminal.
Di bulan Ramadan ini, Nenek Sofiyah berharap bisa menemui anaknya yang tinggal di Sidoarjo. Dia pun berusaha mengumpulkan uang dari hasil membantu sejumlah warung makanan di sekitar terminal, demi bisa menemui anaknya yang kini sudah berumah tangga.
(zik)