Pemkot Semarang Akan Investasikan Rp195 M untuk Bonbin Mangkang
A
A
A
SEMARANG - Panitia khusus (Pansus) rancangan peraturan daerah (Raperda) penyertaan modal Taman Marga Satwa Semarang DPRD Kota Semarang terus mematangkan persiapan investasi untuk menjadikan Bonbin Mangkang menjadi BUMD.
Untuk pematangan, kemarin Pansus yang dipimpin Joko Susilo, melakukan peninjauan secara langsung ke Bonbin yang terletak di perbatasan antara Kota Semarang degan Kabupaten Kendal tersebut.
Joko Susilo mengatakan, pansus sengaja melakukan peninjauan langsung ke Bonbin Mangkang agar mengetahui secara persis kondisi Taman Margasatwa seluas kurang lebih 9 hektar tersebut. Ia menjelaskan, nantinya Pemerintah Kota Semarang akan menyertakan modal sebesar Rp195 miliar, untuk pengembangan Bonbin Mangkang setelah menjadi BUMD.
“Penyertaan modal ini akan dilakukan setelah Bonbin menjadi Perusahaan Daerah yang diharapkan dapat lebih berkembang seperti Jatim Park maupun Bali Zoo,” ujarnya usai kunjungan di Semarang, Selasa (23/05/2017).
Ia melanjutkan, selain dana tentunya investasi yang dilakukan Pemkot adalah berupa lahan dan satwa serta sarana prasarana yang ada. “Tujuan menjadikan Bonbin Mangkang menjadi BUMD adalah supaya bonbin lebih berkembang dan semakin diminati oleh masyarakat, tidak hanya dari dalam Kota Semarang namun juga dari daerah lain,” jelasnya.
Joko berharap setelah menjadi perusahaan daerah, nantinya pengelolaan bonbin dapat lebih baik lagi dan bila memungkinkan dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga sehingga Bonbin Mangkang semakin baik, tidak hanya dalam hal pengelolaan namun juga sarana prasarana.
Kepala UPTD Taman Margasatwa Semarang Kusyanto mengaku sangat optimis, Bonbin Mangkang akan akan semakin berkembang dan diminati masyarakat jika nanti sudah menjadi BUMD. “Saat nanti sudah menjadi BUMD, Bonbin akan memiliki sertifikat konservasi, sehingga bisa saling tukar menukar satwa denga Bonbin lain. Dengan begitu, satwanya akan lebih variatif,” ucapnya.
Disebutkannya, saat ini Bonbin Mangkang mempunyai koleksi koleksi satwa mencapai 250 ekor dan rata-rata pengunjung per harinya mencapai seribu orang.
Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyatakan, untuk pengelolaan Bonbin Mangkang setelah menjadi BUMD akan dikerjasamakan dengan pihak ketiga, supaya pengelolaan lebih profesional.
“Kerja sama dengan pihak ketiga mutlak dilakukan demi menjadikan Taman Margasatwa semakin baik dan semakin banyak mampu menarik minat wisatawan. Percuma kalau statusnya sudah BUMD atau Perseroda (Perusahaan Persero Daerah), karena pengelolaannya tidak akan profesional.
Untuk pengelolaan Bonbin Mangkang, bisa belajar dari Bali Zoo maupun Jatim Park. Dimana luas lahan kedua lokasi tersebut tidak lebih luas dari Bonbin Mangkang, namun mampu menarik minat wisatawan cukup besar.
Untuk pematangan, kemarin Pansus yang dipimpin Joko Susilo, melakukan peninjauan secara langsung ke Bonbin yang terletak di perbatasan antara Kota Semarang degan Kabupaten Kendal tersebut.
Joko Susilo mengatakan, pansus sengaja melakukan peninjauan langsung ke Bonbin Mangkang agar mengetahui secara persis kondisi Taman Margasatwa seluas kurang lebih 9 hektar tersebut. Ia menjelaskan, nantinya Pemerintah Kota Semarang akan menyertakan modal sebesar Rp195 miliar, untuk pengembangan Bonbin Mangkang setelah menjadi BUMD.
“Penyertaan modal ini akan dilakukan setelah Bonbin menjadi Perusahaan Daerah yang diharapkan dapat lebih berkembang seperti Jatim Park maupun Bali Zoo,” ujarnya usai kunjungan di Semarang, Selasa (23/05/2017).
Ia melanjutkan, selain dana tentunya investasi yang dilakukan Pemkot adalah berupa lahan dan satwa serta sarana prasarana yang ada. “Tujuan menjadikan Bonbin Mangkang menjadi BUMD adalah supaya bonbin lebih berkembang dan semakin diminati oleh masyarakat, tidak hanya dari dalam Kota Semarang namun juga dari daerah lain,” jelasnya.
Joko berharap setelah menjadi perusahaan daerah, nantinya pengelolaan bonbin dapat lebih baik lagi dan bila memungkinkan dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga sehingga Bonbin Mangkang semakin baik, tidak hanya dalam hal pengelolaan namun juga sarana prasarana.
Kepala UPTD Taman Margasatwa Semarang Kusyanto mengaku sangat optimis, Bonbin Mangkang akan akan semakin berkembang dan diminati masyarakat jika nanti sudah menjadi BUMD. “Saat nanti sudah menjadi BUMD, Bonbin akan memiliki sertifikat konservasi, sehingga bisa saling tukar menukar satwa denga Bonbin lain. Dengan begitu, satwanya akan lebih variatif,” ucapnya.
Disebutkannya, saat ini Bonbin Mangkang mempunyai koleksi koleksi satwa mencapai 250 ekor dan rata-rata pengunjung per harinya mencapai seribu orang.
Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyatakan, untuk pengelolaan Bonbin Mangkang setelah menjadi BUMD akan dikerjasamakan dengan pihak ketiga, supaya pengelolaan lebih profesional.
“Kerja sama dengan pihak ketiga mutlak dilakukan demi menjadikan Taman Margasatwa semakin baik dan semakin banyak mampu menarik minat wisatawan. Percuma kalau statusnya sudah BUMD atau Perseroda (Perusahaan Persero Daerah), karena pengelolaannya tidak akan profesional.
Untuk pengelolaan Bonbin Mangkang, bisa belajar dari Bali Zoo maupun Jatim Park. Dimana luas lahan kedua lokasi tersebut tidak lebih luas dari Bonbin Mangkang, namun mampu menarik minat wisatawan cukup besar.
(kri)