Terjaring Razia, Belasan Preman Bertato Dihukum Menyanyi

Kamis, 18 Mei 2017 - 23:03 WIB
Terjaring Razia, Belasan Preman Bertato Dihukum Menyanyi
Terjaring Razia, Belasan Preman Bertato Dihukum Menyanyi
A A A
PALEMBANG - Belasan orang diduga preman dan pemalak yang kerap meresakan warga di kawasan simpang Musi II dan Kertapati, Palembang, terjaring razia polisi.

Razia tersebut dilakukan guna menekan aksi kejahatan jalanan yang sering terjadi setiap menjelang bulan Ramadan.

Sedikitnya, 16 orang diduga preman yang terjaring langsung digelandang ke Mapolresta Palembang.

Di Mapolresta, mereka diperiksa dan didata identitasnya. Bahkan sebagai hukuman, para preman ini diwajibkan untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Ironisnya, dari belasan preman yang memiliki tato di tubuhnya tersebut rata-rata justru tak hapal dengan lagu wajib yang biasa dinyanyikan tersebut. Akibatnya, mereka harus mengulang nyanyian hingga beberapa kali.

Kanit Tekab Satreskrim Polresta Palembang Ipda Daniel Dirgala mengatakan, razia tersebut merupakan atensi dari Kapolda Sumsel dan Kapolresta Palembang. Dimana upaya itu untuk menjamin kemanan dan kenyamanan masyarakat dalam menyambut bulan suci Ramadhan.

"Giat ini kita lakukan dalam pengamanan jelang Ramadan. Hasil tangkapan kita ada 16 orang yang kita amankan. Mereka ini memang sering beraksi di kawasan Musi II dan Kertapati," jelas Danil.

Para preman hasil tangkapan ini diakui Danil memang merupakan pemain lama. Bahkan beberapa dari mereka merupakan residivis kambuhan yang sering keluar masuk penjara.

"Bermacam-macam, dari mereka juga ada yang sudah berulang kali masuk penjara karena aksi kejahatan," tuturnya.

Selanjutnya, para preman ini akan dilakukan pendataan dan akan diberikan imbauan agar tak lagi mengulangi hal serupaā€ˇ.

"Namun jika diketahui dari para preman ini ada yang terlibat kejahatan, tentu akan kita proses. Yang jelas saat ini akan kita data dan berikan imbauan dulu," tegas Danil.

Sementara itu, Medi (36), salah satu lelaki diduga preman yang turut ditangkap mengaku, saat razia berlangsung dirinya hanya duduk-duduk di sebuah warung di kawasan Kertapati.

"Saya sedang nunggu teman yang mau ngajak kerja. Saya bukan pemalak," singkat pria bertato itu.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8497 seconds (0.1#10.140)