Sekap Nasabah dan Pegawai Bank Jateng, Rampok Gondol Rp150 Juta

Kamis, 18 Mei 2017 - 18:59 WIB
Sekap Nasabah dan Pegawai Bank Jateng, Rampok Gondol Rp150 Juta
Sekap Nasabah dan Pegawai Bank Jateng, Rampok Gondol Rp150 Juta
A A A
UNGARAN - Kawanan perampok menggondol uang Rp150 juta yang tersimpan di Bank Jateng Kantor Kas Tarubudaya, Kompleks Perkantoran Tarubudaya, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Kamis (18/5/2017). Tak hanya merampok uang bank, empat pelaku juga menyekap tiga pegawai dan tiga nasabah bank. Satu pegawai yang disekap adalah satpam bank. Perhiasan dari para korban juga dirampas.

“Para korban diikat oleh pelaku menggunakan kabel dan lakban. Selain uang milik kantor kas, perhiasan ada beberapa dan jam tangan dari salah korban diambil,” tutur Kapolres Semarang AKBP V Thirdy Hadmiarso di sela memimpin olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kejadian.

Bank Jateng Kantor Kas Tarubudaya berada di tengah kawasan perkantoran organisasi perangkat daerah (OPD) Pemprov Jateng.

Ratusan PNS tiap hari beraktivitas di kompleks perkantoran yang berlokasi di kawasan perbatasan Kabupaten Semarang dan Kota Semarang ini. Kantor kas Bank Jateng satu gedung dengan Kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jateng, berada di lantai satu.

Karenanya aksi para perampok tergolong berani dan terencana rapi. Mereka datang tidak menyaru sebagai nasabah melainkan langsung merangsek masuk dan melumpuhkan satpam.

“Para pelaku langsung masuk ke kantor kas, melakukan penyekapan dengan mematikan lampu. Mereka beraksi sekitar lima menit,” ujar Thirdy.

Dari hasil olah TKP, polisi mengamankan satu senjata airsoft gun laras pendek yang tertinggal di dalam ruang kantor kas.

“Laras pendek diduga milik pelaku,” katanya. Proses identifikasi para pelaku terganjal dengan hilangnya DVR CCTV bank. Hasil keterangan saksi korban penyekapan juga menyatakan pelaku menggunakan jaket dan helm untuk menutup muka. “Nanti kami coba melihat rekaman CCTV lain di sekitar lokasi kejadian,” imbuhnya.

Upaya menutup jalur pelarian pelaku langsung dilakukan kepolisian. “Baik yang menuju Kabupaten Semarang maupun Kota Semarang. Kita juga langsung gelar razia,” sambungnya.

Empat pelaku diketahui mengendarai dua unit sepeda motor, satu diantaranya Suzuki Satria FU. Dari hasil rekaman CCTV lain di komplek Tarubudaya, para pelaku kabur berboncengan. Salah satu mengenakan jaket warna kuning.

“Kita tidak tahu mereka profesional atau tidak, yang jelas kami masih lakukan penyelidikan dan mengupayakan untuk secepatnya menangkap pelaku,” tandasnya.

Perampokan di Bank Jateng Kantor Kas Tarubudaya ini mengingatkan kejadian serupa di Bank Jateng Kantor Kas RSUD Salatiga pada November 2016 silam.

Perampokan di Salatiga terjadi juga di siang hari, sekitar pukul 13.00 WIB. Jumlah pelaku juga empat orang, menggunakan sepeda motor dan langsung melakukan penyekapan ke tiga pegawai, salah satunya satpam bank. Terkait korelasi modus tersebut, Thirdy belum berani memastikan pelakunya sama.

“Kami tidak tahu kejadian di wilayah lain namun di Kabupaten Semarang baru terjadi satu kali,” katanya.

Thirdy menambahkan guna kepentingan penyelidikan, aktivitas Bank Jateng Kantor Kas Tarubudaya untuk sementara ditutup. Pintu masuk di-police line guna pendalaman olah TKP.

Aksi perampokan siang bolong tersebut terjadi seusai jam istirahat. Para PNS maupun warga yang tengah beraktivitas di dekat kantor kas Bank Jateng tidak tahu jika saat itu ada aksi perampokan. “Yang tahu ya mereka yang disekap di dalam bank,” tutur Eko, 41 pedagang kacamata keliling asal Semarang Tengah, Kota Semarang. Eko sendiri menyadari perampokan setelah mendengar teriakan minta tolong dari pegawai dan nasabah bank.

“Saat mau pulang usai mengantar pesanan kacamata dari pegawai Dinas Pertanian dan Perkebunan, saya lihat ada beberapa orang berada di depan pintu masuk. Saya mendekat, ada orang yang di dalam menggedor kaca sambil minta tolong,” kata dia.

Bersama sejumlah saksi lain, pintu masuk kantor bank kemudian dibuka. “Kuncinya disantek dari luar sehingga mereka yang didalam tak bisa keluar,” ujarnya. Senada dengan keterangan polisi, Eko melihat para korban dilakban mulut dan diikat tangannya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8209 seconds (0.1#10.140)