Kelestarian Huruf Sunda di Pangandaran Terancam Punah
A
A
A
PANGANDARAN - Keberadaan kelestarian huruf sunda atau ngalageuna di Pangandaran terancam punah, bahkan pengenalan huruf tersebut saat ini dianggap asing.
Pupuhu Yayasan Dangiang Galuh Padajaran Anton Rahanto Santang Kurnia mengatakan, kepunahan pengenalan huruf ngalageuna disebabkan oleh beberapa faktor.
"Generasi muda saat ini tidak lagi mengenal huruf ngalageuna hal ini lantaran minimnya pengenalan di dunia pendidikan karena tidak terakomodir dalam mata ajar muatan lokal," kata Anton.
Anton menambahkan, ancaman kepunahan mengenal huruf ngalageuna dirasakan di seluruh daerah Jawa Barat karena ada rantaian sejarah yang terputus, sehingga bukti fisik kebudayaan sunda hilang.
"Tanah sunda pernah mengalami sejarah menghilangnya Kerajaan Pajajaran, hal itu sebagai penyebab hilangnya bukti fisik kebudayaan sunda," tambahnya.
Dia menjelaskan, selain faktor menghilangnya bukti kebudayaan yang disebabkan hilangnya Kerajaan Pajajaran juga karena terdampak kejadian bencana alam.
"Saat masa transisi tersebut, Kerajaan Mataram mulai menguasai pulau jawa di antaranya daerah sunda. Sehingga potensi untuk memasukan hurufnya ha na ca ra ka yang merupakan huruf jawa sangat besar," paparnya.
Anton menjelaskan, Kerajaan Mataram rupanya berhasil mendoktrin warga sunda dengan meng klaim bahwa tulisan ha na ca ra ka merupakan huruf sunda, padahal huruf sunda yang sebenarnya adalah ngalageuna.
"Untuk mempopulerkan huruf sunda atau ngalageuna hendaknya pemerintah daerah mulai melakukan cara di antaranya dengan memasukan pada kurikulum mata ajar muatan lokal di SD dan SMP," jelasnya.
Selain memasukan pada mata ajar muatan lokal, Anton juga berharap disetiap plang penunjuk arah jalan terutama di daerah wisata selain menggunakan huruf latin hendaknya disertai dengan huruf ngalageuna.
Pupuhu Yayasan Dangiang Galuh Padajaran Anton Rahanto Santang Kurnia mengatakan, kepunahan pengenalan huruf ngalageuna disebabkan oleh beberapa faktor.
"Generasi muda saat ini tidak lagi mengenal huruf ngalageuna hal ini lantaran minimnya pengenalan di dunia pendidikan karena tidak terakomodir dalam mata ajar muatan lokal," kata Anton.
Anton menambahkan, ancaman kepunahan mengenal huruf ngalageuna dirasakan di seluruh daerah Jawa Barat karena ada rantaian sejarah yang terputus, sehingga bukti fisik kebudayaan sunda hilang.
"Tanah sunda pernah mengalami sejarah menghilangnya Kerajaan Pajajaran, hal itu sebagai penyebab hilangnya bukti fisik kebudayaan sunda," tambahnya.
Dia menjelaskan, selain faktor menghilangnya bukti kebudayaan yang disebabkan hilangnya Kerajaan Pajajaran juga karena terdampak kejadian bencana alam.
"Saat masa transisi tersebut, Kerajaan Mataram mulai menguasai pulau jawa di antaranya daerah sunda. Sehingga potensi untuk memasukan hurufnya ha na ca ra ka yang merupakan huruf jawa sangat besar," paparnya.
Anton menjelaskan, Kerajaan Mataram rupanya berhasil mendoktrin warga sunda dengan meng klaim bahwa tulisan ha na ca ra ka merupakan huruf sunda, padahal huruf sunda yang sebenarnya adalah ngalageuna.
"Untuk mempopulerkan huruf sunda atau ngalageuna hendaknya pemerintah daerah mulai melakukan cara di antaranya dengan memasukan pada kurikulum mata ajar muatan lokal di SD dan SMP," jelasnya.
Selain memasukan pada mata ajar muatan lokal, Anton juga berharap disetiap plang penunjuk arah jalan terutama di daerah wisata selain menggunakan huruf latin hendaknya disertai dengan huruf ngalageuna.
(nag)