Serangan Sembako Jelang Pencoblosan Cikal Bakal Korupsi

Serangan Sembako Jelang Pencoblosan Cikal Bakal Korupsi
A
A
A
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Masnur Marzuki menilai, serangan sembako merupakan cara keji jelang pencoblosan Pilgub DKI putaran kedua, Rabu 19 April 2017.
"Politikus busuk biasanya pakai trik bagi-bagi sembako ini. Politik uang dengan membagi-bagi sembako adalah cikal bakal dari korupsi," ujar Masnur saat dihubungi SINDOnews, Selasa 18 April 2017.
Dia meminta kegiatan tersebut dihentikan. Karena akan merusak nilai demokrasi. "Jika tidak dicegah sejak awal, sama saja Pilkada DKI mencetak pemerintahan masa depan yang berpotensial korup," tegasnya.
Pembagian sembako juga perbuatan jahat. Lantaran memanfaatkan kesengsaraan masyarakat.
"Politikus busuk memanfaatkan kondisi masyarakat yang tengah sulit. Ini praktik jahat. Oleh sebab itu saya berharap pada saat mencoblos, pilih sesuai hati nurani. Beras, mi, terlalu murah untuk demokrasi. Saya yakin dan percaya masyarakat DKI masih punya idealisme membangun Jakarta yang bersih," kata Masnur.
"Politikus busuk biasanya pakai trik bagi-bagi sembako ini. Politik uang dengan membagi-bagi sembako adalah cikal bakal dari korupsi," ujar Masnur saat dihubungi SINDOnews, Selasa 18 April 2017.
Dia meminta kegiatan tersebut dihentikan. Karena akan merusak nilai demokrasi. "Jika tidak dicegah sejak awal, sama saja Pilkada DKI mencetak pemerintahan masa depan yang berpotensial korup," tegasnya.
Pembagian sembako juga perbuatan jahat. Lantaran memanfaatkan kesengsaraan masyarakat.
"Politikus busuk memanfaatkan kondisi masyarakat yang tengah sulit. Ini praktik jahat. Oleh sebab itu saya berharap pada saat mencoblos, pilih sesuai hati nurani. Beras, mi, terlalu murah untuk demokrasi. Saya yakin dan percaya masyarakat DKI masih punya idealisme membangun Jakarta yang bersih," kata Masnur.
(mhd)