Hujan Deras Kemarin Sebabkan 2 Perumahan Ini Masih Direndam Banjir

Hujan Deras Kemarin Sebabkan 2 Perumahan Ini Masih Direndam Banjir
A
A
A
BEKASI - Banjir rupanya masih menghantui sejumlah warga perumahan di Kota Bekasi, akibat curah hujan yang tinggi, Selasa 11 April 2017 sore kemarin. Bahkan, hingga saat ini banjir masih merendam dua perumahan di Kota Patriot itu.
Di antaranya, Perumahan Dosen IKIP dan Perumahan Bumi Nasio, Jatikramat, Jatiasih. Ketua Satgas BPBD Kota Bekasi, Ahmad Dumiyati mengatakan, banjir yang terjadi di dua perumahan itu sudah terjadi sejak pukul 19.00 WIB. Ketinggian banjir pun sangat tinggi, serta masih tergenang sampai pagi ini.
"Untuk ketinggian air di Dosen Ikip saat ini masih berada sekitar 1,5 meter. Sementara di Bumi Nasio ketinggian sampai saat ini masih satu meter," kata Ahmad saat dihubungi, Rabu (12/4/2017).
Menurut Ahmad, banjir yang merendam dua perumahan Dosen IKIP itu sempat mencapai 2,5 meter sedangkan, Bumi Nasio mencapai 1,5 meter.
"Air mulai naik ke dua perumahan ini sejak pukul 19.00 WIB. Dan untuk penyebabnya, lebih kepada curah hujan yang tinggi, bukan dari banjir kiriman," jelas Ahmad.
Adapun akibat banjir yang merendam dua perumahan itu, kata Ahmad, banyak dari warga di dua perumahan tersebut masih memilih bertahan di rumahnya masing-masing menunggu banjir surut sejak semalam.
"Iya korban banjir di perumahan masih banyak yang memilih bertahan di rumahnya yang rata-rata, rumahnya berlantai dua. Tapi ada juga sebagian lagi mengungsi di rumah kerabatnya maupun masjid yang berada di sekitar perumahan," terang Ahmad.
Lebih jauh, diakui Ahmad, terkait musibah banjir didua wilayah ini. Pihaknya, saat ini menerjunkan sekitar 30 personil untuk menolong korban khususnya, melakukan proses evakuasi warga di lokasi.
"Kita tetap lakukan penanganan dan siaga personil untuk membantu warga dengan sejumlah alat khususnya, lima perahu karet guna evakuasi warga yang hendak keluar dari rumahnya," ucap Ahmad.
Saat ditanya soal jumlah warga yang menjadi korban banjir di dua wilayah ini, Ahmad mengaku, sampai saat ini pihaknya belum sempat mendata jumlah warganya namun, diprediksi jumlahnya ribuan orang. "Kami masih terus mendata jumlah korbannya," tutup Ahmad.
Di antaranya, Perumahan Dosen IKIP dan Perumahan Bumi Nasio, Jatikramat, Jatiasih. Ketua Satgas BPBD Kota Bekasi, Ahmad Dumiyati mengatakan, banjir yang terjadi di dua perumahan itu sudah terjadi sejak pukul 19.00 WIB. Ketinggian banjir pun sangat tinggi, serta masih tergenang sampai pagi ini.
"Untuk ketinggian air di Dosen Ikip saat ini masih berada sekitar 1,5 meter. Sementara di Bumi Nasio ketinggian sampai saat ini masih satu meter," kata Ahmad saat dihubungi, Rabu (12/4/2017).
Menurut Ahmad, banjir yang merendam dua perumahan Dosen IKIP itu sempat mencapai 2,5 meter sedangkan, Bumi Nasio mencapai 1,5 meter.
"Air mulai naik ke dua perumahan ini sejak pukul 19.00 WIB. Dan untuk penyebabnya, lebih kepada curah hujan yang tinggi, bukan dari banjir kiriman," jelas Ahmad.
Adapun akibat banjir yang merendam dua perumahan itu, kata Ahmad, banyak dari warga di dua perumahan tersebut masih memilih bertahan di rumahnya masing-masing menunggu banjir surut sejak semalam.
"Iya korban banjir di perumahan masih banyak yang memilih bertahan di rumahnya yang rata-rata, rumahnya berlantai dua. Tapi ada juga sebagian lagi mengungsi di rumah kerabatnya maupun masjid yang berada di sekitar perumahan," terang Ahmad.
Lebih jauh, diakui Ahmad, terkait musibah banjir didua wilayah ini. Pihaknya, saat ini menerjunkan sekitar 30 personil untuk menolong korban khususnya, melakukan proses evakuasi warga di lokasi.
"Kita tetap lakukan penanganan dan siaga personil untuk membantu warga dengan sejumlah alat khususnya, lima perahu karet guna evakuasi warga yang hendak keluar dari rumahnya," ucap Ahmad.
Saat ditanya soal jumlah warga yang menjadi korban banjir di dua wilayah ini, Ahmad mengaku, sampai saat ini pihaknya belum sempat mendata jumlah warganya namun, diprediksi jumlahnya ribuan orang. "Kami masih terus mendata jumlah korbannya," tutup Ahmad.
(mhd)