Jadi Gubernur Banten, Wahidin Halim: Kalau Tidak Mau Lari, Saya Tinggal
A
A
A
TANGERANG - Ditolaknya gugatan Rano Karno-Embay Mulya Syarif oleh Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa Pilkada Banten 2017 disambut senyum semringah Wahidin Halim (WH) dan Andika Hazrumy.
Mereka pun langsung menggelar jumpa pers di rumah WH, Jalan H Jiran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Banten. Sepanjang jumpa pers, senyum WH-Andika tampak mengembang.
"Sekarang Wahidin Halim boleh bangga dan mengatakan dengan lantang, saya Gubernur Banten dan Pak Andika Wakil Gubernur Banten," katanya, saat jumpa pers, Selasa (4/4/2017).
Menurutnya, putusan MK menolak gugatan Rano-Embay telah seadil-adilnya. Menurut MK, gugatan Rano-Embay tidak memenuhi syarat Pasal 158 UU Pilkada. Sebab, suara yang diperoleh terpaut 2,5%. Sedangkan syarat UU adalah 1,5%.
"Saya juga ingin minta maaf kalau dalam pertarungan politik kemarin ada yang merasa tersinggung. MK telah bertindak seadil-adilnya dalam menetapkan saya sebagai gubernur dan menolak seluruh gugatan kubu nomor urut 2," katanya.
Seusai penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten periode 2017-2022 oleh KPU Banten, Rabu 5 April 2017 ini, WH mengaku ingin langsung berlari dan melaksanakan semua program yang telah disusun selama kampanye.
Sejumlah program itu adalah wajib sekolah kepada masyarakat Banten yang tidak mampu, memperbaiki infrastruktur jalan di seluruh jalan desa dan pelosok Banten, dan kesehatan gratis kepada rakyat Banten yang tergolong tidak mampu.
"Masyarakat tidak mampu harus sekolah. Problem yang ada sekarang adalah tidak adanya anggaran untuk itu. Kita akan kumpulkan orang miskin dan kita data, lalu kita sekolahkan gratis."
Untuk mendukung semua programnya, WH mengaku akan melakukan perubahan struktur secara besar-besaran. Pejabat yang tidak bisa mengikuti larinya, akan ditinggal. WH mengaku sudah punya jurus untuk melakukan berbagai perubahan itu.
"Kalau tidak mau lari, saya tinggal. Saya tahu bagaimana mengubah situasi. Kalau untuk perubahan belum. Pertama, kalau saya lari, mereka harus ikut. Saya biasa menggerakkan orang lain, menggerakkan birokrasi. Saya tahu strateginya," jelasnya.
Sementara itu, Andika Hazrumy mengaku, ibundanya yang juga mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah serta seluruh keluarga besarnya di Banten, sudah mengetahui putusan MK yang menolak gugatan Rano.
"Saya bisa ada sekarang ini di sini, semua karena adanya dukungan dari keluarga besar dan masyarakat Banten. Dukungan dari keluarga besar saya dan masyarakat Banten sangat besar."
Andika berharap, setelah penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten, semua rakyat Banten bisa bersatu membangun Banten dan melupakan semua perselisihan dan masalah politik yang terjadi saat pilkada lalu.
Menurutnya, ada beberapa persoalan yang akan menjadi perhatiannya saat menjabat nanti. Di antaranya adalah melaksanakan memperbaiki infrastruktur di pedalaman Banten, pendidikan dan kesehatan gratis bagi seluruh masyarakat miskin di Banten.
"Dari beberapa bulan yang lalu kami turun ke masyarakat, ternyata masyarakat Banten butuh pelayanan yang lebih baik dan kami sudah punya programnya. Salah satunya berobat gratis hanya pakai KTP. Dalam bidang pendidikan juga harus lebih baik dan mudah."
Mereka pun langsung menggelar jumpa pers di rumah WH, Jalan H Jiran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Banten. Sepanjang jumpa pers, senyum WH-Andika tampak mengembang.
"Sekarang Wahidin Halim boleh bangga dan mengatakan dengan lantang, saya Gubernur Banten dan Pak Andika Wakil Gubernur Banten," katanya, saat jumpa pers, Selasa (4/4/2017).
Menurutnya, putusan MK menolak gugatan Rano-Embay telah seadil-adilnya. Menurut MK, gugatan Rano-Embay tidak memenuhi syarat Pasal 158 UU Pilkada. Sebab, suara yang diperoleh terpaut 2,5%. Sedangkan syarat UU adalah 1,5%.
"Saya juga ingin minta maaf kalau dalam pertarungan politik kemarin ada yang merasa tersinggung. MK telah bertindak seadil-adilnya dalam menetapkan saya sebagai gubernur dan menolak seluruh gugatan kubu nomor urut 2," katanya.
Seusai penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten periode 2017-2022 oleh KPU Banten, Rabu 5 April 2017 ini, WH mengaku ingin langsung berlari dan melaksanakan semua program yang telah disusun selama kampanye.
Sejumlah program itu adalah wajib sekolah kepada masyarakat Banten yang tidak mampu, memperbaiki infrastruktur jalan di seluruh jalan desa dan pelosok Banten, dan kesehatan gratis kepada rakyat Banten yang tergolong tidak mampu.
"Masyarakat tidak mampu harus sekolah. Problem yang ada sekarang adalah tidak adanya anggaran untuk itu. Kita akan kumpulkan orang miskin dan kita data, lalu kita sekolahkan gratis."
Untuk mendukung semua programnya, WH mengaku akan melakukan perubahan struktur secara besar-besaran. Pejabat yang tidak bisa mengikuti larinya, akan ditinggal. WH mengaku sudah punya jurus untuk melakukan berbagai perubahan itu.
"Kalau tidak mau lari, saya tinggal. Saya tahu bagaimana mengubah situasi. Kalau untuk perubahan belum. Pertama, kalau saya lari, mereka harus ikut. Saya biasa menggerakkan orang lain, menggerakkan birokrasi. Saya tahu strateginya," jelasnya.
Sementara itu, Andika Hazrumy mengaku, ibundanya yang juga mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah serta seluruh keluarga besarnya di Banten, sudah mengetahui putusan MK yang menolak gugatan Rano.
"Saya bisa ada sekarang ini di sini, semua karena adanya dukungan dari keluarga besar dan masyarakat Banten. Dukungan dari keluarga besar saya dan masyarakat Banten sangat besar."
Andika berharap, setelah penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten, semua rakyat Banten bisa bersatu membangun Banten dan melupakan semua perselisihan dan masalah politik yang terjadi saat pilkada lalu.
Menurutnya, ada beberapa persoalan yang akan menjadi perhatiannya saat menjabat nanti. Di antaranya adalah melaksanakan memperbaiki infrastruktur di pedalaman Banten, pendidikan dan kesehatan gratis bagi seluruh masyarakat miskin di Banten.
"Dari beberapa bulan yang lalu kami turun ke masyarakat, ternyata masyarakat Banten butuh pelayanan yang lebih baik dan kami sudah punya programnya. Salah satunya berobat gratis hanya pakai KTP. Dalam bidang pendidikan juga harus lebih baik dan mudah."
(zik)