Ratusan Kendaraan Mogok Terjebak Banjir di Kabupaten Bandung
A
A
A
BANDUNG - Ratusan kendaraan roda dua dan roda empat terjebak di lokasi banjir Jalan Raya Cicalengka tepatnya sekitaran PT Kahatex Kabupaten Bandung-Sumedang, Minggu (19/3/2017) malam. Dari pantauan KORAN SINDO, kendaraan yang tidak cukup tinggi baik roda empat ataupun dua mengalami mati mesin setelah nekat menerjang luapan banjir tadi malam.
Kendaraan yang mogok terpaksa dibantu warga sekitar dengan cara didorong melewati luapan banjir setinggi hampir 40 centimeter.
Tak sedikit dari pengendara yang ketus lantaran banjir di wilayah tersebut kerap terjadi. Dampak lainnya, ribuan kendaraan terpaksa harus mengantri sekitar 3 kilometer. Tak sedikit dari ibu-ibu lebih memilih jalan laki dengan menggendong anaknya menerjang luapan banjir.
Muchlison (36) salah seorang pengendara roda dua mengaku jengkel lantaran banjir di kawasan ini bukan sekali dua kali terjadi. Akan tetapi, hampir setiap kali turun hujan lebat banjir selalu melanda kawasan tersebut. "Ya, dampaknya lihat saja, menyengsarakan warga, bukan hanya warga sini saja tapi warga dari luar daerah juga," katanya.
Akibat banjir yang terjadi, diakuinya, kendaraan sepeda motornya terpaksa harus diservis. Selain itu, dirinya yang bekerja sebagai pengrajin kulit terpaksa harus membatalkan pesanannya.
"Servis motor habis seratus ribu lebih, belum lagi saya ada janji bisnis terpaksa batal," katanya.Dirinya berharap pihak terkait secepatnya dapat mengatasi banjir yang terjadi dijantung penghubung antara Kota Bandung, Tasik dan Garut. "Pemerintah harus secepatnya atasi banjir ini, itupun kalau cerdas," ujarnya.
Rita (26) warga sekitar menuturkan, selain akibat hujan lebat yang terjadi sejak siang hingga petang, banjir terjadi akibat adanya air kiriman dari daerah yang lebih tinggi di kawasan tersebut.
Ditambah dengan kondisi drainase yang buruk menyebabkan luapan air dari berbagai sumber tumpah ke badan jalan. "Kalau hujan lebat pasti aja banjir di daerah sini, soalnya air tempat tinggi mengalir ke daerah sini, tambah drainasenya buruk," katanya.
Diakuinya, banjir seperti ini sering terjadi di kawasan ini. Namun, kali ini lebih parah dibanding banjir yang terjadi sebelumnya. "Kemarin juga banjir, Sabtu 18 Maret, tapi kalau sekarang lebih parah mobil juga banyak yang mogok," katanya.
Dirinya berharap ada perhatian lebih dari semua Pemerintahan terkait. Pasalnya, selain merugikan jutaan warga, Jalan Cicalengka-Garut menjadi jantung akses perekonomian antara Kota Bandung dan sekitarnya, Garut dan Tasik.
"Masa mau dibiarkan terus kaya gini inikan jalan penghubung utama Bandung, Tasik dan Garut, jelas harus ada pembahasan dari semua pihak," tandasnya.
Kendaraan yang mogok terpaksa dibantu warga sekitar dengan cara didorong melewati luapan banjir setinggi hampir 40 centimeter.
Tak sedikit dari pengendara yang ketus lantaran banjir di wilayah tersebut kerap terjadi. Dampak lainnya, ribuan kendaraan terpaksa harus mengantri sekitar 3 kilometer. Tak sedikit dari ibu-ibu lebih memilih jalan laki dengan menggendong anaknya menerjang luapan banjir.
Muchlison (36) salah seorang pengendara roda dua mengaku jengkel lantaran banjir di kawasan ini bukan sekali dua kali terjadi. Akan tetapi, hampir setiap kali turun hujan lebat banjir selalu melanda kawasan tersebut. "Ya, dampaknya lihat saja, menyengsarakan warga, bukan hanya warga sini saja tapi warga dari luar daerah juga," katanya.
Akibat banjir yang terjadi, diakuinya, kendaraan sepeda motornya terpaksa harus diservis. Selain itu, dirinya yang bekerja sebagai pengrajin kulit terpaksa harus membatalkan pesanannya.
"Servis motor habis seratus ribu lebih, belum lagi saya ada janji bisnis terpaksa batal," katanya.Dirinya berharap pihak terkait secepatnya dapat mengatasi banjir yang terjadi dijantung penghubung antara Kota Bandung, Tasik dan Garut. "Pemerintah harus secepatnya atasi banjir ini, itupun kalau cerdas," ujarnya.
Rita (26) warga sekitar menuturkan, selain akibat hujan lebat yang terjadi sejak siang hingga petang, banjir terjadi akibat adanya air kiriman dari daerah yang lebih tinggi di kawasan tersebut.
Ditambah dengan kondisi drainase yang buruk menyebabkan luapan air dari berbagai sumber tumpah ke badan jalan. "Kalau hujan lebat pasti aja banjir di daerah sini, soalnya air tempat tinggi mengalir ke daerah sini, tambah drainasenya buruk," katanya.
Diakuinya, banjir seperti ini sering terjadi di kawasan ini. Namun, kali ini lebih parah dibanding banjir yang terjadi sebelumnya. "Kemarin juga banjir, Sabtu 18 Maret, tapi kalau sekarang lebih parah mobil juga banyak yang mogok," katanya.
Dirinya berharap ada perhatian lebih dari semua Pemerintahan terkait. Pasalnya, selain merugikan jutaan warga, Jalan Cicalengka-Garut menjadi jantung akses perekonomian antara Kota Bandung dan sekitarnya, Garut dan Tasik.
"Masa mau dibiarkan terus kaya gini inikan jalan penghubung utama Bandung, Tasik dan Garut, jelas harus ada pembahasan dari semua pihak," tandasnya.
(sms)