Cahyadhini Arupadhatu, Duta Bahasa Jawa Tengah
A
A
A
MAGELANG - Tahun 2016, Cahyadhini Arupadhatu dipercaya menjadi Duta Bahasa Jawa Tengah. Untuk terpilih sebagai Duta Bahasa Jawa Tengah, ia harus mengikuti berbagai seleksi yang ketat sekali.
Menurut wanita yang pada 28 Maret 2017 nanti berusia 21 tahun itu, keikutsertaaannya menjadi Duta Bahasa Jawa Tengah berawal saat dihubungi salah satu dosen untuk mengikuti seleksi.
Namun, saat itu mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Tidar (Untidar) Magelang tersebut masih ragu atas tawaran yang diberikan, terlebih sebelumnya belum pernah mengikuti kegiatan serupa.
"Dosen saya Pak Malik membujuk dan memberikan kepercayaan kepada saya, lalu saya mengiyakan. Karena masih ada beberapa minggu untuk mempersiapkan, bermodalkan rasa ingin tahu dan mau belajar saya mencoba untuk memberikan yang terbaik," tutur Dhini, sapaan akrabnya.
Seleksi yang diikutinya ketat sekali. Bahkan, dia sempat pesimistis dan ingin mundur setelah melihat persyaratan, termasuk perihal tinggi badan. Tapi, sang dosen justru memberikan motivasi agar dirinya terus maju.
"Tahap awal saya mengikuti tes KBBI dan dilanjutkan seleksi wawancara. Berjalan dengan lancar, tapi saat itu saya juga tidak berharap banyak karena kompetitor dari kalangan umum, dari siswa SMA, sesama mahasiswa dari universitas lain, sampai pekerja dari mana-mana seperti reporter dari perusahaan televisi ternama. Setelah beberapa hari menunggu, akhirnya pengumuman menyatakan lolos seleksi menjadi finalis," ujar anak pasangan dari Siswantoro Hadi dan Aluysia Murianingsih itu.
Dhini tidak menyangka, dari ratusan peserta yang mengikuti seleksi, hanya diambil 15 pasang dan namanya tercantum. Menurutnya, menjadi keluarga Duta Bahasa Jawa Tengah 2016 adalah kebanggaan tersendiri bagi dirinya karena banyak yang saya dapat, seperti saudara, ilmu, bahkan kerja sama di bidang bisnis.
"Setelah kembali ke kampus, saya dan teman-teman yang juga menjadi kandidat Duta Bahasa Jawa Tengah dan juga menjadi finalis dipercaya untuk menjadi koordinator jalannya pemilihan duta bahasa tingkat Universitas Tidar angkatan pertama. Dari perjalanan, intinya ya jangan pernah menyerah dan jangan cepat puas," kata wanita yang punya nama udara Keenan di UKM Untidar Radio itu.
Menurut wanita yang pada 28 Maret 2017 nanti berusia 21 tahun itu, keikutsertaaannya menjadi Duta Bahasa Jawa Tengah berawal saat dihubungi salah satu dosen untuk mengikuti seleksi.
Namun, saat itu mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Tidar (Untidar) Magelang tersebut masih ragu atas tawaran yang diberikan, terlebih sebelumnya belum pernah mengikuti kegiatan serupa.
"Dosen saya Pak Malik membujuk dan memberikan kepercayaan kepada saya, lalu saya mengiyakan. Karena masih ada beberapa minggu untuk mempersiapkan, bermodalkan rasa ingin tahu dan mau belajar saya mencoba untuk memberikan yang terbaik," tutur Dhini, sapaan akrabnya.
Seleksi yang diikutinya ketat sekali. Bahkan, dia sempat pesimistis dan ingin mundur setelah melihat persyaratan, termasuk perihal tinggi badan. Tapi, sang dosen justru memberikan motivasi agar dirinya terus maju.
"Tahap awal saya mengikuti tes KBBI dan dilanjutkan seleksi wawancara. Berjalan dengan lancar, tapi saat itu saya juga tidak berharap banyak karena kompetitor dari kalangan umum, dari siswa SMA, sesama mahasiswa dari universitas lain, sampai pekerja dari mana-mana seperti reporter dari perusahaan televisi ternama. Setelah beberapa hari menunggu, akhirnya pengumuman menyatakan lolos seleksi menjadi finalis," ujar anak pasangan dari Siswantoro Hadi dan Aluysia Murianingsih itu.
Dhini tidak menyangka, dari ratusan peserta yang mengikuti seleksi, hanya diambil 15 pasang dan namanya tercantum. Menurutnya, menjadi keluarga Duta Bahasa Jawa Tengah 2016 adalah kebanggaan tersendiri bagi dirinya karena banyak yang saya dapat, seperti saudara, ilmu, bahkan kerja sama di bidang bisnis.
"Setelah kembali ke kampus, saya dan teman-teman yang juga menjadi kandidat Duta Bahasa Jawa Tengah dan juga menjadi finalis dipercaya untuk menjadi koordinator jalannya pemilihan duta bahasa tingkat Universitas Tidar angkatan pertama. Dari perjalanan, intinya ya jangan pernah menyerah dan jangan cepat puas," kata wanita yang punya nama udara Keenan di UKM Untidar Radio itu.
(zik)