Dua Siswa SMAN 6 Bandung yang Kejar Pelaku Bom Panci Ingin Jadi Tentara
A
A
A
BANDUNG - Dua siswa SMAN 6 Bandung mendadak dikenal publik saat terjadi aksi teror bom panci di Taman Pendawa, Kota Bandung. Mereka adalah Lupy Muhamadtollah (17) dan Syafii Nurhikmah (16) yang merupakan siswa kelas 11 IPS.
Di tengah rasa ketakutan warga di lokasi, Lupy dan Syafii justru menujukkan aksi heroik. Mereka berani mengejar YC yang merupakan pelaku teror bom panci.
Aksi kejar-kejaran bahkan dilakukan dari Taman Pendawa hingga Kantor Kelurahan Arjuna. Bahkan, di kantor kelurahan, keduanya sempat mengajak duel pelaku.
Lupy sadar bahwa pelaku sengaja meledakkan bom. Sehingga secara refleks ia langsung mengejar pelaku untuk melumpuhkannya.
Lalu, apa yang membuat Lupy berani mengejar pelaku yang justru kemungkinan akan dihindari oleh orang lain? Jawabannya adalah keberanian. Karena bercita-cita ingin jadi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), ia mengaku tidak boleh memiliki rasa takut.
"Cita-cita saya ingin jadi tentara, jadi harus tidak punya rasa takut," kata Lupy di SMAN 6 Bandung, Selasa (28/2/2017).
Hal senada juga diungkapkan Syafii. Tindakan membahayakan pelaku tidak dijadikan sebagai sesuatu yang menakutkan. Ia justru ingin melumpuhkan pelaku. "Iya, saya juga ingin jadi tentara," ucapnya.
Menurutnya, di tengah proses mengejar pelaku dari Taman Pendawa menuju Kantor Kelurahan Arjuna, pelaku sempat mengacungkan pisau. "Takut sih enggak, cuma deg-degan. Pas dia ngeluarin pisau, ada rasa takut, tapi sedikit," kata Syafii.
Meski pelaku menodongkan pisau, Lupy dan Syafii tetap melakukan pengejaran. Hingga akhirnya, pelaku masuk ke kantor kelurahan dan lari ke lantai atas. Keduanya bahkan sempat mengajak duel sebelum pelaku lari ke lantai atas.
Lupy dan Syafii bahkan membantu mengarahkan para petugas di kelurahan agar keluar ruangan demi menghindari pelaku yang sudah masuk ke lantai atas.
Di tengah rasa ketakutan warga di lokasi, Lupy dan Syafii justru menujukkan aksi heroik. Mereka berani mengejar YC yang merupakan pelaku teror bom panci.
Aksi kejar-kejaran bahkan dilakukan dari Taman Pendawa hingga Kantor Kelurahan Arjuna. Bahkan, di kantor kelurahan, keduanya sempat mengajak duel pelaku.
Lupy sadar bahwa pelaku sengaja meledakkan bom. Sehingga secara refleks ia langsung mengejar pelaku untuk melumpuhkannya.
Lalu, apa yang membuat Lupy berani mengejar pelaku yang justru kemungkinan akan dihindari oleh orang lain? Jawabannya adalah keberanian. Karena bercita-cita ingin jadi anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), ia mengaku tidak boleh memiliki rasa takut.
"Cita-cita saya ingin jadi tentara, jadi harus tidak punya rasa takut," kata Lupy di SMAN 6 Bandung, Selasa (28/2/2017).
Hal senada juga diungkapkan Syafii. Tindakan membahayakan pelaku tidak dijadikan sebagai sesuatu yang menakutkan. Ia justru ingin melumpuhkan pelaku. "Iya, saya juga ingin jadi tentara," ucapnya.
Menurutnya, di tengah proses mengejar pelaku dari Taman Pendawa menuju Kantor Kelurahan Arjuna, pelaku sempat mengacungkan pisau. "Takut sih enggak, cuma deg-degan. Pas dia ngeluarin pisau, ada rasa takut, tapi sedikit," kata Syafii.
Meski pelaku menodongkan pisau, Lupy dan Syafii tetap melakukan pengejaran. Hingga akhirnya, pelaku masuk ke kantor kelurahan dan lari ke lantai atas. Keduanya bahkan sempat mengajak duel sebelum pelaku lari ke lantai atas.
Lupy dan Syafii bahkan membantu mengarahkan para petugas di kelurahan agar keluar ruangan demi menghindari pelaku yang sudah masuk ke lantai atas.
(zik)