Heboh Kabar Rencana Pernikahan Gaib Panglima Burung-Titisan Nyi Roro Kidul

Jum'at, 24 Februari 2017 - 06:40 WIB
Heboh Kabar Rencana...
Heboh Kabar Rencana Pernikahan Gaib Panglima Burung-Titisan Nyi Roro Kidul
A A A
KATINGAN - Warga Katingan, Kalimantan Tengah, dihebohkan dengan kabar rencana pernikahan gaib antara Panglima Burung dan Sri Baruno Jagat Prameswari yang disebut sebagai titisan Nyi Roro Kidul. Pernikahan itu rencananya digelar pada 28 Februari 2017.

Berdasarkan undangan yang beredar, pernikahan akan diselenggarakan pada Selasa (28/2/2017) pukul 08.00 WIB di rumah Damang Kepala Adat DesaTelok, Kecamatan Katingan Tengah, Isay Judae.

Panglima Burung di dalam masyarakat Dayak adalah sosok gaib. Kemunculannya tidak akan terlihat mata manusia dan hanya terjadi saat momen tertentu.

Lalu, siapakah sosok Sri Baruno Jagat Prameswari yang konon merupakan titisan Ratu Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul? Dalam undangan yang menyebar viral di dunia maya disebut bahwa Sri Baruno Prameswari adalah anak dari keturunan Ratu Kanjeng Kidul Pantai Selatan.

Dia berwujud manusia yang berasal dari Bali dan saat ini posisinya di Jakarta. Calon mempelai akan tiba pada 27 Februari ke Desa Telok, Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan.

Ketua DPRD Katingan Kalteng Ignatius Mantir L Nusaa angkat bicara terkait kabar tersebut. Dia mengaku terkejut atas kabar yang menggemparkan dunia maya dalam dua hari terakhir.

"Saya ini melihatnya cukup langka dan ini peristiwa alam yang harus didokumentasikan sebagai tambahan ilmu dan sejarah di tanah Dayak ini. Karena baru kali ini saya melihat akan ada pernikahan antara sosok manusia yaitu yang mengaku titisan Nyi Roro Kidul dan Panglima Burung yang gaib yang disakralkan warga Dayak," ujar Ignatius melalui sambungan telepon Kamis (23/2/2017) malam.

Ia mengatakan, tanggapan warga terkait rencana pernikahan langka ini sangat positif. Warga Katingan sangat antusias dan ingin melihat secara langsung bagaimana prosesi pernikahana yang akan berlangsung di Desa Telok, Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan. "Tanggapan warga Katingan sangat positif, ini bisa dijadikan sebagai wisata budaya karena jarang ada dan langka," katanya.

Dia mendukung pernikahan adat Dayak di tempat itu yang melibatkan orang-orang kasat mata. Ia sendiri sudah mengecek kebenaran pernikahan itu dan kenyataan benar adanya. "Ini kan langka sekali. Untuk itu mari kita coba sama-sama melihatnya seperti apa nanti pernikahan itu. Sebab jelas, mempelai laki-lakinya tidak akan kelihatan nantinya. Yang menjadi pertanyaan saya, dari Pulau Jawa, Pulai Bali tiba-tiba menuju Desa Telok. Itu menandakan ada sejarah, sehingga mereka datang ke tempat kita," jelasnya.

Dia bercerita, Desa Telok merupakan salah satu desa di bagian hulu Kabupaten Katingan yang terkenal dan dikuasai perempuan bernama Bawi Uya pada zaman dahulu. "Sampai sekarang peninggalan Bawi Uya ini masih ada di Desa Telok dan kami pelihara dengan baik. Karena itu, kita berharap nanti semua pihak yang ingin menyaksikan pernikahan ini silakan saja. Ini sesuatu yang sangat langkah bisa terjadi."
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1681 seconds (0.1#10.140)